Even akbar lomba burung berkicau Piala Indonesia 2016 di Taman Bunga Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (20/11), menjadi ajang pembuktian prestasi murai-murai hebat: Android, Ramones, Zombie, Kaisar, F16, dan Patriot.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kalau dipantau kestabilan prestasinya, murai batu Patriot milik Om Andre Kemang layak untuk dikedepankan. Pasalnya, burung ini tampil sebanyak lima kali dari delapan kelas yang dimainkan.
Hebatnya, MB Patriot selalu masuk daftar juara. Burung ini sukses menjuarai Kelas Tirto Kukilo dan Ebod Solution A, runner-up Kelas Nusantara, juara 3 kelas utama Merah Putih, dan posisi 14 Kelas Ronggolawe.
Sebelum sukses di Piala Indonesia, murai batu Patriot juga meraih juara pertama dalam gelaran Piala Tirto Kukilo di Samsat, BSD, Tangerang Selatan (13/11). Saat itu MB Patriot menjuarai Kelas Nirina.
Siapa sebenarnya Patriot? Sebenarnya ini bukan burung baru, bahkan prestasinya sudah banyak. Murai dengan kode Ring-40 Iwan Narpati Kedoya ini sebelumnya milik Om Yudi Voltus, pemain senior yang kerap menjuarai kelas murai batu dan lovebird.
Tahun lalu, ketika masih di tangan Om Yudi Voltus, Patriot juga moncer dalam dua even nasional di Jogja, yaitu Valentine Day (juara 4 Kelas Ring Valentine) dan Piala Raja (juara 5 Kelas Maharaja A).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sayangnya, prestasi demi prestasi yang ditorehkan murai batu Patriot tak bisa disaksikan lagi oleh penangkarnya, yaitu Om Iwan Narpati yang sekarang sudah almarhum. Dia termasuk salah seorang tokoh perburungan nasional dari Kedoya, Jakarta Barat.
Menurut Om Ande Kemang, materi isian MB Patriot cukup lengkap, antara lain suara rambatan, kolibri, kenari, dan serindit, diselingi tonjolan tembakan lovebird dan cililin yang menjadi senjata utama.
Untuk mengkondisikannya agar selalu siap dilombakan, Om Andre merawat sendiri MB Patriot, tanpa melalui joki. Lantas bagaimana kiat Om Andre merawatnya?
Saat omkicau.com bertandang ke kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Om Andre sedang merawat gaconya, ditemani putranya.
“Ya beginilah kesehariannya. Sehari setelah lomba, biasanya burung hanya saya mandikan, lalu dianginkan, nggak perlu dijemur dulu. Keesokan harinya baru mulai dijemur,” ungkapnya.
Dalam kesehariannya, MB Patriot tidak mengenal kandang umbaran, cukup istirahat di kandang harian. Untuk extra fooding (EF), Om Andre rutin memberikan jangkrik masing-masing sebanyak 6 ekor (pagi), 4 ekor (siang), dan 6 ekor (sore). Selebihnya berupa kroto segar.
Porsi pemberian jangkrik akan ditingkatkan sekitar tiga hari sebelum lomba (H-3), dua kali lipat dari biasanya. Ini berlangsung sampai Hari-H.
Ulat hongkong diberikan menjelang turun lomba, biasanya pagi hari. Jadi, selain jangkrik, Patriot disuguhi 4-10 ekor ulat hongkong, tergantung kondisi burung.
Om Andre tak mau memforsir jagoannya untuk berlomba setiap pekan. Biasanya, burung hanya dilombakan dua pekan sekali. “Kasihan kalau dilombakan setiap minggu. Apalagi kemarin tampil sampai lima kelas, meski semuanya selalu masuk daftar juara,” tandasnya. (d’one)