Banyak breeder yang sepakat bahwa kesuksesan dalam penangkaran murai batu itu diawali dari proses penjodohan. Faktor lain yang ikut menentukan adalah suasana kandang, sebab di sanalah pasangan induk murai batu menjalani seluruh aktivitasnya sepanjang hari.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pesan itulah yang disampaikan trio pemilik Suara Indah Merdu Bird Farm (SIM BF) Bekasi, yakni Om Wiji Hanoro, Om Ruli, dan Om Supri. Mereka pun pernah melewati masa-masa sulit seperti itu, terutama proses penjodohan calon induk, ketika mengawali usaha penangkaran murai batu, sekitar tiga tahun lalu.
Proses penjodohan murai batu memang memiliki risiko tinggi. Banyak calon breeder yang gagal, sehingga buyarlah impian mereka untuk menjadi penangkar murai batu. Risiko ini bahkan makin besar, ketika materi induk jantan yang digunakan adalah burung-burung eks jawara seperti milik SIM BF Bekasi.
Sebab jika proses penjodohan sampai gagal, ada kemungkinan burung jawara tersebut menjadi korban. Meski biasanya calon induk betina yang kerap diserang burung jantan, dalam beberapa kasus murai batu jantan pun bisa diserang burung betina, terutama jika si betina berumur lebih tua.
Beberapa burung eks jawara kini telah mendapatkan jodoh masing-masing di kandang breeding SIM BF, bahkan menjadi indukan favorit di kalangan pembeli. Misalnya murai batu Sembrani, Garuda, Pendekar, Predator, dan Bahorok.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jika Anda ingin breeding murai batu, berikut ini beberapa tahapan yang mesti dijalankan seperti yang dilakukan SIM BF berikut ini:
1. Siapkan kandang penangkaran
Modal awal yang harus disiapkan dalam beternak murai batu adalah kandang kandang ternak / penangkaran. Ukuran setiap petak kandang ternak bisa saja berbeda-beda antara breeder yang satu dan breeder lainnya.
Silakan klik tautan ini, kemudian klik satu-persatu untuk melihat ukuran kandang dari masing-masing breeder murai batu.
Ukuran petak kandang yang diterapkan SIM BF adalah panjang 1,5 meter, lebar 1,2 meter, serta tinggi 2 meter. “Ukuran kandang ternak murai yang digunakan setiap penangkar berbeda-beda, karena tergantung lahan yang tersedia,” ujar Om Wiji.
Dinding belakang dan samping kiri- kanan terbuat dari batako. Khusus dinding depan “terbuka”, dalam arti tidak terbuat dari batako, melainkan ditutup dengan kawat ram. Lantai bisa diplester dan dilapisi tanah, atau bisa juga cukup diplester.
Bagian atas juga tak sepenuhnya tertutup, karena ada kombinasi asbes dan kawat strimin, agar cahaya matahari tetap leluasa masuk ke dalam kandang, namun burung juga dapat berlindung saat hujan.
Perlengkapan di dalam kandang ternak murai batu:
- Bak mandi: usahakan bak air selalu dialiri air bersih atau selalu dalam kondisi penuh. Hal ini juga menjadi kunci sukses dalam penangkaran murai batu. Sebab seperti kebiasaan di habitat aslinya, murai batu sering mendekati suara air yang bisa membuatnya nyaman.
- Bak khusus pakan: Siapkan bak khusus jangkrik dan cacing secara terpisah, selain wadah pakan untuk voer dan kroto segar. Jangkrik disediakan sebanyak mungkin, dilepas dalam bak, agar burung lebih leluasa memilih dan bisa makan sekenyangnya.
- Kotak sarang yang ditempatkan pada sudut atas kandang, terbuat dari kayu berbentuk boks dengan ukuran 20 x 25 x 30 cm2. Kotak sarang diisi bahan sarang seperti dedaunan cemara. Sebagian bahan sarang juga disebar di lantai. Induk biasanya akan mengangkut bahan sarang dan menyusunnya setelah sama-sama berjodoh.
- Tanaman rindang (optional): Tanaman rindang dalam pot bisa dimasukkan ke kandang ternak, untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejukan bagi pasangan induk murai di dalamnya.
2. Seleksi calon induk
Seleksi calon induk tidak hanya dilakukan pada murai batu jantan, melainkan juga pada burung betina. Kriteria yang digunakan antara lain umur dan kualitas.
Secara teoritis, murai batu mencapai dewasa kelamin pada umur sekitar 8 bulan atau beberapa pekan setelah menyelesaikan mabung pertamanya. Saat itulah organ-organ reproduksinya telah berfungsi.
Namun lebih dianjurkan memilih calon induk jantan yang sudah berumur 1,5 tahun dan burung betina dengan umur sekitar 1 tahun. Soalnya organ reproduksi sudah berfungsi secara optimal, sehingga angka fertilitas dan daya tetas bisa maksimal.
Kriteria berikutnya adalah kualitas calon induk. SIM BF sengaja menggunakan burung jantan eks jawara lomba, karena secara otomatis sudah menegaskan kualitasnya.
Adapun induk betinanya berasal dari trah-trah juara pula, baik dari hasil ternak sendiri maupun dari penangkar ternama lainnya. Bukan hanya itu, SIM BF masih menyeleksi calon induk betina berdasarkan volume suara dan mentalnya, serta keturunan dari burung betina yang produktif.
Selanjutnya, calon induk jantan dan betina yang sudah lolos seleksi akan dijodohkan agar dapat menghasilkan anakan-anakan berkualitas pula.
3. Proses penjodohan
Proses penjodohan calon induk murai batu memang membutuhkan kesabaran tersendiri. Tidak berlebihan kalau ada yang menganggap bahwa penjodohan murai batu (juga kacer) mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi daripada jenis burung kicauan lainnya.
Calon induk jantan yang telah diseleksi diperkenalkan dengan calon induk betina yang juga lolos seleksi. Perkenalan dilakukan dengan cara mendekatkan keduanya dalam kandang ternak. Yang betina dibiarkan bebas berkeliaran dalam kandang. Adapun murai batu jantan terkurung dalam sangkar yang digantung di dalam kandang ternak.
Proses penjodohan mulai menunjukkan hasil positif, jika murai betina sering mendekati sangkar burung jantan. Murai jantan mulai mengeluarkan kicauan bernada merayu, dan dibalas burung betina dengan suara khasnya.
Selain itu, kedua burung terlihat makin sering berdekatan, termasuk saat istirahat pada malam hari. Kalau sudah begitu, Anda bisa melepaskan murai jantan dari sangkarnya. Meski demikian, selama beberapa hari, perkembangan keduanya harus selalu dipantau untuk memastikan induk jantan dan betina tidak saling menyerang.
Pasalnya, dalam berbagai kasus, burung yang semula tampak akrab dan selalu berdekatan, tapi begitu sama-sama dilepas dalam kandang ternak justru saling menyerang.
Kalau benar-benar sudah berjodoh, biasanya dalam waktu 2-3 hari sejak dilepas bersama dalam kandang ternak, pasangan ini akan membuat sarang dan si betina pun segera bertelur.
Supaya induk betina lebih produktif, extra fooding (EF) jangkrik diberikan sebanyak-banyaknya. Rata-rata setiap induk betina di SIM BF mampu bertelur sebanyak 3-4 butir dan menetas semua.
“Produktivitas pasangan induk memang tergantung kondisi burung, serta protein hewani seperti jangkrik. Jika terpenuhi secara baik, burung pasti sehat dan rajin berproduksi,” kata Om Wiji dan Om Ruli.
Piyikan murai yang menetas dibiarkan dalam pengasuhan induknya hingga umur 7 hari. Setelah itu dipanen, dipindah ke kotak sarang baru yang bersih, dan dimasukkan dalam sangkar khusus yang dilengkapi lampu bohlam sebagai penghangat.
Selama masa pembesaran, anakan murai batu diloloh oleh istri Om Ruli hingga umur satu bulan lebih atau sudah bisa makan sendiri. Kalau sudah berumur 3 bulan, anakan siap dipasarkan.
Sekitar 2-3 minggu usai panen anakan, pasangan induk murai batu biasanya sudah berproduksi lagi. Pasangan induk ini tidak pernah diangkat dari kandang ternak. Masa istirahatnya dibiarkan di dalam kandang penangkaran. (d’one)
Suara Indah Merdu Bird Farm (SIM BF) Bekasi
(penangkaran murai batu trah juara)
Alamat lengkap dan nomor kontak, klik di sini.