Dari beragam jenis burung cekakak yang umumnya cukup riuh dengan suara ngakaknya, cekakak murung atau sombre kingfisher (Halcyon funebris) justru memiliki suara kicauan yang cenderung ngikik dan agak pelan. Boleh jadi karena karakternya yang pendiam itulah, burung endemik Halmahera ini diberi nama cekakak murung.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Cekakak murung, burung endemik Halmahera yang pendiam.

Postur tubuh cekakak murung termasuk sedang, dengan panjang sekitar 19-22 cm. Tubuh bagian atas berwarna hitam, sedangkan bagian bawah putih. Mahkota dan penutup telinganya hitam, dengan strip hitam dari alis hingga tengkuknya yang berwarna putih.

Spesies ini merupakan burung endemk Halmahera, Maluku Utara. Cekakak murung pertama kali dikoleksi Alfred Russel Wallace (1858). Saking tertariknya, dia membawa lima ekor burung sekaligus yang dilabelinya dengan tulisan Gilolo (nama lain untuk Pulau Halmahera). Hingga kini, spesimen burung itu masih tersimpan di Natural History Museum, Inggris.

Sejak pertama kali ditemukan, hanya ada sedikit laporan perjumpaan dan catatan mengenai burung cekakak. Hal ini kemungkinan karena sifat burung ini yang pendiam atau kurang aktif berkicau. Kemungkinan lain, cekakak murung termasuk spesies langka sehingga tidak mudah ditemukan.

Burung cekakak murung menghuni hutan-hutan rawa yang didominasi pohon sagu, hutan sekunder yang tinggi dan tepian hutan. Tak jarang pula mereka mampir ke kebun kelapa maupun perkebunan. Habitatnya berada di dataran rendah hingga ketinggian 620 meter dari permukaan laut (dpl).

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Cekakak murung hanya bisa dijumpai di Halmahera, Maluku Utara.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Ketika mencari pakan, cekakak murung dan jenis-jenis cekakak lainnya hanya duduk manis di cabang pohon sambil menunggu calon mangsanya lewat. Pakannya terdiri atas belalang, kelabang, kadal, dan terkadang menyantap ular.

Pada awal tahun 1990-an, sekitar 90 persen wilayah Halmahera masih dipenuhi hutan cukup lebat. Tapi pada akhir tahun 1990-an, banyak sekali hutan dataran rendah yang berperan penting sebagai habitat burung beralih fungsi menjadi lahan perkebunan dan permukiman. Hal ini tentu berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup cekakak murung.

Hingga kini belum ada informasi memadai mengenai perilaku cekakak murung dalam berkembang biak, mulai dari soal sarangnya, jumlah telur, dan bagaimana mereka merawat anak-anaknya hingga dewasa.

Untuk menjaga kelestariannya, Pemerintah RI menetapkan cekakak murung dalam daftar burung yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 5 /Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999.

Berikut suara kicauan burung cekakak murung yang bisa Anda dengarkan:

 

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.