Meski masih duduk di bangku kelas 3 SMA, Elya Kurniawan terbilang sukses beternak aneka jenis burung finch. Bahkan dia memulai breeding burung sejak kelas lima SD. Elya mengikuti jejak kakaknya, Om Bodhonx, yang juga sukses beternak blackthroat / gray singing finch.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Belum lama ini, omkicau.com mampir ke kediamannya, Jalan Kaliurang Km 7,5, Ngabean Kulon, Ngaglik, Sleman. Di sana berderet puluhan pasangan induk burung finch, sebagian bersama anak-anaknya, tetapi ada juga yang sedang mengerami telur-telurnya.
“Waktu kelas lima SD, aku tertarik sama kenari, kemudian mencoba menangkarnya. Ternyata berhasil. Namun aku tak melupakan kewajiban sebagai seorang pelajar,” ujar Elya.
Saat duduk di bangku SMP, dia beralih beternak burung finch, terutama master impor seperti red siskin, black-hooded siskin, dan sebagainya.
“Aku senang master impor karena unik. Dulu kan belum banyak digandrungi para kicaumania, jadi coba-coba saja diternak, dan berhasil juga. Banyak pembeli dari Sleman, Jogja, hingga luar DIY,” tambah Elya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kini jenis burung finch yang diternaknya makin bertambah. Tak hanya red siskin dan black-hooded sikin, tetapi ada juga yellow-bellied siskin.
Sesekali Elya juga melakukan crossing atau kawin silang antara master-master impor tersebut. Misalnya antara red siskin dan black-hooded. Ternyata hasilnya atau anakan hasil persilangan itu memukau.
“Aku selalu belajar sama kakak (Om Bodhonx) dan teman-teman yang lebih berpengalaman soal master impor. Makanya hampir selalu berhasil setiap beternak jenis-jenis baru maupun saat melakukan kawin silang,” tuturnya merendah.
Selain itu, Elya punya prinsip “sing penting wani”, yang berarti “yang penting berani”. Ya, berani untuk melangkah dan mencoba. Adapun hasilnya bisa dievaluasi di kemudian hari.
Ketika teman-teman sebayanya masih minta uang jajan sama ortu, Elya justru sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Hasil breeding aneka burung master impor ini bisa untuk menambah uang jajan. Bahkan ia bisa membeli sepeda motor dari keringatnya sendiri.
Om Bodhonx pun bangga terhadap adiknya. Apalagi sebagian besar penangkarannya merupakan kerja kerasnya sendiri. “Dia memang suka beternak burung sejak kecil. Selama ini, saya hanya memantau dan memberi motivasi. Sekarang dia sudah jarang minta uang jajan sama orangtua,” tutur Om Bodhonx.
Tak hanya sukses beternak, kakak-beradik ini juga mempunyai dua ekor master impor yang kerap juara, yakni blackthroat Kingkong Gun dan Edo Tensei. Dalam kontes akbar Jogja Vaganza, Minggu (12/2), Kingkong meraih juara 2 Kelas Campuran / Silangan Impor Buah Cinta.
Sebelumnya, Kingkong Gun juga menjuarai even Pra Anniversary Canary Contest Selikoer Jogja di Taman Kuliner Condong Catur, Depok, Sleman (5/2). “Kingkong Gun baru saya dapatkan pada malam Tahun Baru lalu, dan sudah beberapa kali moncer di lapangan,” kata Om Bodhonx.
Sebenarnya sudah banyak tawaran dari para pemain untuk memiliki Kingkong Gun, namun Elya dan Om Bodhonx masih sayang terhadap gaconya tersebut.
Berapa harga master impor hasil breeding Elya? Tergantung jenis burungnya, umur, dan kondisinya. Ada yang seharga Rp 1,5 juta, dan ada pula yang harganya mencapai Rp 4 juta (burung jantan). Kalau burung betina, harganya bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3,5 juta. (Galuh Candra)
Jika Anda berminat membelinya, silakan mampir ke Facebook Elya dan / atau Om Bodhonx:
FB Elya Kurniawan | FB Bodhonx Cah AB E
Semoga bermanfaat dan menginspirasi Anda.