Branjangan yang satu ini sungguh unik. Namanya branjangan Samin, orbitan Om Dede asal Majalengka, atau lebih akrab disapa Om Beleth 13. Aksinya kerap menjadi perbincangan di kalangan penggemar branjangan. Selain langanan juara, burung ini memiliki mental baja. Bahkan ketika dikageti, dengan cara sangkarnya ditendang, Samin tetap saja gacor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kehadirannya menjadi inspirasi para penggemar branjangan. Samin memang bukan branjangan biasa. Ia menjadi tren branjangan masa kini, karena mampu menepis segala mitos dan pantangan yang dipercaya sebagian besar BR mania.
Materi isiannya komplet, antara lain tembakan burung gereja tarung, pelatuk, jangkrik, ciblek ngebren, perenjak, cabe-cabean, hingga suara burung walet.
Untuk menguji mental bajanya, Om Dede pernah melakukan berbagai perlakuan ekstrem. Misalnya, sangkarnya digelindingkan, tetapi Samin tetap mau bunyi. Nangkring di tenggeran tanpa sangkar pun aktif berkicau.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bahkan, burung ini juga tidak takut terhadap hewan predator berukuran besar seperti anjing. Ini buktinya!
Om Dede juga pernah mencoba menjemur branjangan Samin di pinggir jalan, dalam posisi sangkar di atas jalanan. Meski berseliweran kendaraan dan lalu-lalang manusia, Samin tetap saja nggacor.
Yang menghebohkan lagi, Om Dede mengageti branjangan Samin dengan cara menendang sangkarnya. Eh.., hanya berselang beberapa detik saja, burung gacor lagi. Nggak percaya? Coba lihat tayangan video berikut ini:
“Semoga video ini bisa menjadi semangat bagi teman-teman yang memiliki branjangan, untuk mencoba melatih mentalnya seperti Samin. Mungkin suatu saat nanti bermunculan atraksi-atraksi yang lebih baik daripada Samin. Sudah ada beberapa contoh branjangan bermental baja koleksi teman-teman lainnya,” tutur Om Dede.
Menurut dia, Samin memiliki karakter mudah birahi saat melihat orang-orang di sekililingnya. Jadi, kalau melihat orang, dia terlihat seperti marah, dan itu diekspresikannya dengan berkicau secara ngotot serta gacor (rajin bunyi), sambil membawakan beberapa materi lagu isiannya.
“Apabila digantang di lapangan, tentu Samin nggak takut dengan burung-burung sejenis di sekelilingnya. Justru makin ngotot. Hanya saja, kalau digoda orang, dia bisa nabrak-nabrak jeruji kandang,” ujarnya.
Dibeli hanya seharga Rp 5 juta
Lantas, bagaimana Om Dede mendapat branjangan setangguh Samin?
“Saya mendapatkannya dari seseorang, hanya berdasarkan asal-muasalnya saja, tak pernah memantau langsung di lapangan. Branjangan ini berasal dari Pati (Jawa Tengah) yang dikenal bagus-bagus. Saya beli sekitar dua setengah tahun lalu, seharga lima juta,” jawabnya.
Saat dibeli, burung dalam kondisi belum bunyi. Bahkan saat didekati langsung ngelabrak jeruji sangkar. Om Dede yang juga pendiri Indonesia Bushlark Community lantas merawatnya secara telaten. Birahinya akhirnya bisa stabil.
Hanya saja karakter giras dan agresifnya masih terlihat sampai sekarang, terutama di dalam sangkar. “Itu sebabnya, kalau nggak tau caranya, burung cenderung agak giras,” tuturnya.
Untuk perawatannya relatif sederhana. Setiap pagi, burung diberi 3 ekor jangkrik ukuran kecil. Sore hari juga diberi 3 ekor jangkrik. Samin tak pernah diberi kroto maupun ulat. Pakan utamanya berupa canary seed.
Penjemuran dilakukan sejak pukul 07.00 hingga 10.00. Mandi cukup seminggu sekali, serta berbeda dari burung branjangan pada umumnya. Biasanya, branjangan lebih senang mandi dengan cara disemprot. “Samin justru lebih nyaman mandi dalam karamba. Saya biarkan dia nyebur sesuka hatinya,” ungkap Om Dede.
Kini nama Samin sangat popular di kalangan penggemar branjangan. Banyak BR mania yang berkunjung ke kediaman Om Dede untuk menyaksikan atraksi-atraksi ekstremnya. Bahkan fotonya sudah lama jadi model produsen kaos khusus untuk penggemar branjangan. (d’one)