Burung anis merah / orange-headed thrush (Zoothera citrina) memang memiliki karakter unik. Jika tepat dalam merawatnya, burung akan mengeluarkan kicauan khasnya dan memiliki pakem tersendiri, sambil teler kiri-kanan. Mengingat karakternya yang unik, memelihara anis merah itu harus main hati, bukan handmade.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Itulah pesan Om Moenir Sagan, salah seorang spesialis anis merah yang mukim di kawasan Nologaten, Sleman. Om Moenir dulunya penggemar merpati, kemudian pada awal tahun 2000-an beralih ke anis merah.
Saat itu dia baru memiliki beberapa ekor saja. Namun sejak 2010, dia makin serius menekuni anis merah dan sekarang memiliki koleksi sekitar 70 ekor, yang sekaligus menjadi ladang usahanya.
“Apabila ada lomba di Jogja, beberapa pemain anis merah dari luar kota pasti mampir kemari. Biasanya mereka ingin memiliki anis merah, karena mereka tahu banyak burung bagus di sini,” ujar Om Moenir kepada omkicau.com yang mampir ke rumahnya.
Om Moenir kesengsem anis merah, karena burung ini punya ciri khas tersendiri. Nyanyiannya pun punya pakem tersendiri. Suatu saat nanti, Om Moenir juga ingin beternak anis merah agar bisa ikut serta dalam pelestarian burung tersebut.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Memang tidak mudah untuk beternak anis merah, meski sudah ada beberapa orang yang berhasil. Tapi upaya ini harus terus dilakukan, agar anis merah tetap lestari di Indonesia,” ujarnya.
Harus main hati, bukan handmade
Secara teknis, perawatan anis merah itu tidaklah sulit. Yang sulit adalah bagaimana burung dapat tampil stabil di lapangan. Pakan utamanya berupa voer, sedangkan pakan tambahan / extra fooding (EF) terdiri atas buah-buahan (termasuk peer), sayuran, cacing, dan kroto.
“Jangkrik sesekali saya berikan. Begitu pula multivitamin yang diperlukan untuk menjaga ketahanan fisik burung,” jelas Om Moenir.
Kalau ingin memelihara anis merah, tambah dia, kita harus tahu karakternya. Ada karakter bawaan dan karakter bentukan. Selain itu, harus diperhatikan pula postur atau katuranggannya. “Intinya memelihara anis merah itu harus main hati, bukan handmade dengan meniru settingan orang lain,” pesannya.
Jika Anda baru saja membeli anis merah, terutama dari pasar / kios burung, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan proses penjinakan. Berikut ini tips penjinakan anis merah versi Om Moenir.
- Gunakan sangkar yang halus dengan jeruji yang lentur.
- Burung harus sering dimandikan, baik dengan cara disemprot atau mandi di karamba.
- Pakan mesti dibatasi dulu, dengan tujuan agar burung agak lapar (tapi tidak sampai kelaparan). Dalam kondisi seperti itu, anis merah akan mengharapkan kedatangan kita untuk memberinya pakan
- Berikan jangkrik secara langsung dari tangan kita. Usahakan burung mengejar tangan kita, atau minimal dia faham kalau kita hendak memberinya makanan
- Beri nada-nada persahabatan, seperti siulan atau desisan.
- Ciptakan suasana yang nyaman, agar burung mau menerima kehadiran kita.
- Cacing sangat bagus untuk anis merah, karena bisa menenangkan dirinya jika merasa terganggu.
- Gantang burung di tempat yang tinggi, agar dia bisa melihat pemandangan jauh ke depan.
- Secara rutin, sangkarnya dijejerkan dengan sangkar-sangkar yang berisi burung jenis lain, tetapi sudah jinak.
“Yang tak boleh dilupakan, kita harus sabar dan telaten dalam merawat anis merah. Lakukan semua itu dengan penuh kasih sayang,” pesan Om Moenir. Jika ingin mengenal lebih jauh, silakan mampir ke akun FB Moenir Sagan. (Galuh Candra)