Awalnya, SOB Canary Jogja merupakan sekumpulan pemain lapangan, khususnya di kelas kenari. Tetapi sejak tahun 2010, beberapa personelnya seperti Om Yanuar M Nugroho, Om Nanang Indianto, serta Om Heri mencoba beternak untuk menghasilkan kenari-kenari jawara. Mereka pun makin bersemangat saat kenari hasil ternaknya dibeli pemain lain dan menghasilkan uang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“SOB Canary sempat lesu pada tahun 2014, karena harga kenari anjlok. Selain itu, ada sedikit masalah internal. Kini SOB Canary mencoba bangkit kembali, fokus mencetak kenari standar kecil, dan tetap menjalin silaturahmi di arena lomba,” ujar Om Nanang saat ditemui omkicau.com di rumahnya, kawasan Baciro, Mandala Krida, Jogja.
Menurut dia, SOB Canary tak mau sembarangan mencetak kenari standar kecil alias kenari kalitan. Induk jantan dan betina yang digunakan harus diseleksi secara ketat untuk menghasilkan kenari AF berkualitas. Induk jantan umumnya jenis F1YS yang pernah moncer di lapangan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dulu SOB Canary memiliki pasangan induk cukup banyak. Kini hanya tersisa 10 pasangan induk, lantaran dalam masa comeback lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. “Tetapi kami sudah menyiapkan satu ruangan khusus, yang kelak akan dipenuhi pasangan-pasangan induk berkualitas,” jelasnya.
Beberapa produk SOB Canary terbukti moncer di tangan pemain lainnya, termasuk seorang kicaumania di Lampung. Kabarnya, burung kerap juara di sana. Bahkan sang pemilik membuat lomba dengan nama kenarinya yang merupakan hasil breeding SOB.
Om Yanuar menambahkan, breeding kenari sebenarnya cukup mudah. Intinya, jangan terlalu berambisi mencetak burung dalam jumlah banyak. “Cukup dibawa santai saja. Jangan buru-buru dijodohkan. Kalau kenari betina sudah sangat siap kawin, barulah dijodohkan dengan burung jantan yang sudah diseleksi,” ujarnya.
Hal ini dibenarkan Om Heri yang piawai dalam merawat induk-induk kenari. “Perawatan kenari indukan tidak terlalu sulit. Pakannya mudah dicari, harganya pun relatif murah. Yang penting, kita harus menjaga kondisi kandang agar selalu bersih. Sebab kenari itu mudah terserang jamur pada bagian kakinya, akibat kandang yang tak bersih,” pesannya.
Kendati sebagian besar materi induknya berkualitas, SOB Canary mematok harga yang relatif terjangkau untuk seekor anakan kenari standar kecil. Harga termurah sekitar Rp 250.000, meski ada juga yang lebih mahal, tergantung kualitas induknya.
Selain anakan kenari, SOB Canary juga menyediakan kenari standar kecil bahan / prospek dengan harga mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Kenari bahan ini kerap dicari kalangan pemain dari berbagai daerah, karena tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melihatnya beraksi di lapangan.
“Selama ini pemasaran dilakukan melalui gethok tular (dari mulut ke mulut), serta via online. Ke depan, SOB Canary juga berencana untuk beternak murai batu dan kacer,” tambah Om Nanang Indianto.
Sesuai dengan khittah pembentukannya dulu, SOB Canary hingga kini tetap aktif mengikuti even lomba, latpres, maupun latber burung kicauan, terutama di seputaran Jogja. Gaco andalannya adalah Raungan Singa serta Tornado. Kedua burung ini sudah beberapa kali menjuarai lomba, termasuk nyeri di Latpres JEC.
Om Yanuar berencana menurunkan kenari Raungan Singa dan Tornado dalam even akbar Soeharto Cup IV di halaman Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu 26 Maret 2017.
Kalau ingin melihat kenari hasil breeding maupun gaco-gaco andalan SOB Canary Jogja, silakan kunjungi akun instagram sob_canary, akun FB Yanuar M Nugroho, atau FB Nanang Indianto. (Galuh Candra)