Dewa 99 dikenal sebagai event organizer (EO) pelopor untuk lovebird singing contest. Tidak heran jika para pemain lovebird yang pernah mengikuti lomba di berbagai daerah yang diampu Tim Juri Dewa 99, atau bermain langsung di Gantangan Dewa 99, kawasan Medaeng, Kecamatan Waru, Sidoarjo, pasti akan merasakan kenyamanan tersendiri. Hampir semua peserta mau berlaku tertib, serta bisa menerima hasil lomba.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kendati demikian, Tim Juri Dewa 99 yang dipimpin Om Bambang Dewa terus melakukan inovasi terhadap sistem dan format penjurian lovebird. Sebab lomba burung itu pada dasarnya bersifat dinamis. Setiap saat selalu ada kasus baru di lapangan, baik dari peserta (pemilik / joki burung) maupun dari tim juri sendiri, yang membutuhkan upaya penanganan secara cepat dan bijak.
Belum lama ini Dewa 99 menerapkan sistem dan format terbaru penjurian lovebird, dan sudah diujicoba dalam even Parade Kicauan Bangkit di Gantangan Dewa 99 Sidoarjo (1/5). Sistem dan format terbaru ini lebih detail, tranparan, serta pantauan juri menjadi lebih merata.
“Dalam sistem terbaru untuk penilaian lovebird ini, kami menggunakan model sandi khusus berupa garis horisonal, vertikal, dan lingkaran jika seekor lovebird dinilai bekerja maksimal,” tutur Om Bambang Dewa dalam bincang-bincang bersama omkicau.com.
Berikut ini makna mengenai sandi khusus yang dikembangkan Dewa 99:
- Garis vertikal: Garis vertikal (I) menandakan lovebird mulai bunyi.
- Garis horisontal: Garis horisontal pertama (L) menandakan lovebird mulai ngekek dengan durasi 5-10 menit. Garis horisontal kedua (di atas garis horisontal pertam) menandakan lovebird masih bekerja dengan durasi 10-15 detik, dan seterusnya.
- Lingkaran: Tanda lingkaran pada kolom garis vertikal dan horisontal menandakan lovebird ngekek dengan durasi istimewa, hingga 60 detik.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam setiap sesi lovebird, ada enam orang juri yang ditugaskan. Mereka bekerja pada tiga blok nomor gantangan, dan di-rolling hingga enam kali yang dilakukan maksimal setiap 2 menit sehingga pemantau bisa lebih merata dan akurat.
“Selain itu, posisi korlap (koordinator lapangan) sebagai backup tim juri tidak ikut rolling. Korlap tetap fokus pada blok nomor gantangan masing-masing,” tambah Om Bambang Dewa.
Sistem dan format terbaru penilaian lovebird kreasi Dewa 99 ini diklaim mampu meninimalkan lovebird-lovebird yang tak terpantau juri. Alhasil, penilaian pun menjadi lebih akurat, karena akan diketahui lovebird ngekek dengan durasi sekian detik selama lomba berlangsung.
“Sistem penjurian dengan sandi khusus ini lebih sempurna. Kinerja lovebird dapat terpantau menyeluruh. Selain itu, ketika ada protes dari peserta, juri bisa menjelaskan secara rinci berdasarkan data yang didapatkannya,” pungkas Om Bambang Dewa.