Sebenarnya banyak lovebird paud / baby di Jogja yang mempunyai kualitas bagus. Tetapi tak banyak pemain yang memiliki lovebird baby hasil ternak sendiri. Lain halnya dengan Om Alfian Espana, owner Espana LBF Jogja, yang sukses dalam breeding maupun lomba. Sejumlah lovebird orbitannya kerap moncer, baik di kelas dewasa maupun paud.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagian lovebird jawara ini masih di tangan Om Alfian Espana, kendati sebagian besar sudah moncer di tangan rekan-rekan sesama pemain. Misalnya Nareswari yang kini milik Om Oky Indra Kurniawan (nyeri juara 1 di Latpres Mataram Bird Community), Shauna dan Dee Dee milik Om Indra Batak (juara 1 dan 2 di Latpres SKBC), dan sebagainya.
Beberapa lovebird prospek masih disimpan Om Alfian, salah satunya lovebird Isbek yang kini sedang jadi bahan pembicaraan para lovebird mania di DIY. Isbek dalam beberapa pekan tampil meyakinkan di kelas paud. Misalnya juara 1 dalam even Zona Cup 1 (28/3), Piala Bangkit (24/4), dan Jawara Jogja (3/5): ketiganya berlangsung di Jogja.
Bahkan selain menjuarai kelas paud dalam even Jawara Jogja yang diadakan BnR di Markas TNI Kompi-C Demak Ijo / Yonif 403, Godean, Sleman (3/5), Isbek juga meraih juara 2 kelas dewasa dalam even yang sama.
Percaya nggak percaya, Om Alfian mulai menurunkan lovebird Isbek ketika burung ini baru berumur dua bulan. Ketika itu dia membawanya ke arena latberan, dan langsung meraih double winner.
“Saat itu, saya lihat Isbek punya kualitas bagus. Feeling saya, burung ini pasti bakal jadi juara,” tutur Om Alfian yang berasal dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Benar saja. Prestasi Isbek selanjutnya kian mengkilap, terutama pada umur 4-5 bulan, sehingga menjadi bahan pembicaraan di kalangan lovebird mania Jogja.
Durasi kerja Isbek memang istimewa, karena ngekeknya bisa mencapai 50 detik. Sekali ketukan langsung bunyi terus-menerus (ngedur). Hal ini jarang dijumpai lovebird paud lainnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menilik silsilahnya, Isbak yang merupakan lovebird ijo standar (josan) memang berasal dari indukan eks jawara juga. Namun burung ini punya sejarah tersendiri, sehingga Om Alfian menamakannya Isbek.
“Ya, burung ini dulu sempat hilang, kemudian ditemukan oleh tetangga. Saya beri tanda terimakasih dua ratus ribu. Makanya burung ini saya kasih nama Isbek (is back),” tutur Om Alfian.
Mengenai perawatan harian maupun setingan lomba, Om Alfian menganggapnya tak ada yang istimewa. Semuanya hampir sama seperti lovebird paud lainnya. “Yang penting, lovebird sering dikenalkan dengan suasana lomba, agar bisa menjadi burung yang fighter. Tentu trah indukan juga tak bisa diabaikan,” jelas dia.
Setelah menuai banyak prestasi, makin banyak pinangan terhadap Isbek. Penawaran tertinggi mencapai Rp 10 juta, meski Om Alfian masih enggan melepasnya.
Sementara ini, menjelang usianya beranjak dewasa Isbek akan diistirahatkan dahulu untuk dipersiapkan bermain dikelas dewasa di even-even besar nantinya.
Penampilan Isbek dalam even Jawara Jogja, 3 Mei lalu, merupakan hari-hari terakhirnya bermain di kelas lovebird paud. Kini, pada pertengahan Mei 2017, umur Isbek telah melampaui 5 bulan. Om Alfian secara sportif akan mengistirahatkan gaco andalannya, untuk ditampilkan dalam kelas dewasa, baik pada even-even regional maupun even besar di kemudian hari.
Isbek dipersiapkan untuk mengangkat tim-tim yang dibelanya, sekaligus mendongkrak nama Espana LBF sebagai salah satu breeder lovebird trah juara di DIY. “Kalau sudah waktunya, saya siap melepas Isbek ke juragan barunya, sepanjang maharnya sesuai dengan prestasinya,” pungkas Om Alfian. (Galuh Candra)