Cucak ijo Gambang Suling kini menjadi andalan Om Nunu (1945 SF) yang berdomisili di Pati, Jateng. Burung ini diperolehnya dengan cara dibarter dengan batu akik bacan kesayangan Om Nunu. Apabila diuangkan, batu akik bacan saat booming beberapa waktu lalu berharga sekitar Rp 30 juta.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Keputusan menukar batu akik kesayangannya dengan cucak ijo Gambang Suling koleksi temannya ini tak pernah disesali Om Nunu. Apalagi ketika Gambang Suling terus-menerus moncer di lapangan dan tentu saja memberinya hadiah uang, trofi, piagam, dan kebanggaan. Sebaliknya, pamor batu akik kini justru menyusut.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Gambang Suling sudah beberapa kali menjuarai even di wilayah timur pantura Jateng, tidak terkecuali di seputaran Pati. Bahkan gaco Om Nunu pernah masuk empat besar dalam even nasional Soeharto Cup 4 di Candi Borobudur, Magelang, 26 Maret lalu.
Menurut Om Nunu, Gambang Suling memiliki ciri khas seperti ngentrok kejer-kejer. Volume suaranya tembus, dengan materi isian lagu kapas tembak yang dibalut dengan suara tengkek.
Berikut ini cuplikan video cucak ijo Gambang Suling dalam kondisi nyantai di rumah:
Perawatan cucak ijo Gambang Suling
Mengenai perawatan Gambang Suling, Om Nunu membaginya dalam dua tahap, yaitu harian (Senin-Kamis) dan setelan lomba (Jumat-Minggu).
Untuk perawatan harian, burung diberi pakan utama berupa pisang (jenisnya bebas). Extra fooding (EF) jangkrik diberikan setiap pagi (2 ekor) dan sore hari (1 ekor). Air minum setiap hari harus diganti yang baru.
Untuk mandi, Om Nunu tidak menyediakan tempat khusus seperti karamba maupun cepuk terpisah. Sebab cucak ijo Gambang Suling biasanya mandi di tempat air minumnya.
Sepanjang hari, cucak ijo Gambang Suling cukup diangin-anginkan di teras rumah, sejak pagi hingga sore hari. Menjelang petang, burung dimasukkan ke dalam rumah dan sangkarnya dikerodong full.
Pemasteran dilakukan ketika burung diistirahatkan. Burung masteran yang digunakan adalah kapas tembak, di mana sangkarnya ditempelkan sekitar 2 meter dari sangkar cucak ijo Gambang Suling.
Kalau mau dilombakan, maka perawatan mulai diintensifkan sejak H-2 (Jumat). Dalam hal ini, pakan utamanya tidak lagi pisang, namun diganti buah apek merah. Porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 5 / 5. Perawatan yang sama juga dilakukan pada H-1 (Sabtu).
Pada Hari-H (Minggu), sebelum lomba, burung diberi apel merah, 5 ekor jangkrik, dan ulat hongkong semaunya burung. Kalau sudah sampai di lokasi lomba, burung dicas dengan cucak hijau jantan, agar tidak over birahi dan makin galak saat digantang.
Dengan perawatan yang tidak terlalu ribet, Gambang Suling makin joss di tangan Om Nunu. Burung ini sudah pernah ditawar seorang kicaumania asal Palembang, dengan mahar yang diajukan sebesar Rp 100 juta.
“Namun saya belum berniat menjualnya. Cucak ijo Gambang Suling sudah menjadi maskot 1945 SF, bahkan menjadi semangat bagi rekan-rekan satu tim,” tandas Om Nunu yang sehari-hari bekerja di Syahbandar Pelabuhan Juwana, Pati. (neolithikum)