Pakan bijian untuk branjangan –Hingga kini branjangan (Mirafra javanica) masih menjadi salah satu jenis burung kicauan yang disukai para kicaumania. Berbagai komunitas penggemar branjangan, atau kerap disebut branjers, pun terbentuk di berbagai daerah di Indonesia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Banyak kicaumania lebih tertarik memelihara burung branjangan dari ras javanica yang memiliki persebaran di Kalimantan, Jawa, dan Bali. Jenis branjangan ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan suara lebih lantang. Namun jenis branjangan ini tidaklah murah, harga bakalannya saja bisa mencapai Rp 750.000 atau lebih.
Di pasar-pasar burung kini marak dijual branjangan dari ras parva yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil. Jenis ini kerap disebut sebagai branjangan NTB, karena memiliki wilayah persebaran di Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Sumba, dan Flores). Jenis branjangan ini mulai banyak digemari, karena harganya jauh lebih terjangkau.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Meski begitu, banyak branjers di beberapa daerah yang menyebutkan, branjangan dari Jawa, Kalimantan, Bali, dan NTB memiliki kemampuan yang tak jauh berbeda, termasuk kemampuan berkicaunya yang lantang dan bervariasi.
Bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana cara merawat burung branjangan agar selalu sehat dan aktif. Sebab kondisi itulah yang dibutuhka burung branjangan agar lebih rajin berkicau.
Selain menerapkan pola rawatan yang disesuaikan dengan sifat dan karakternya, pemberian pakan yang tepat akan menjadikan branjangan selalu aktif sehingga dapat terpancing untuk lebih rajin berbunyi. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah memberikannya pakan racikan khusus berikut ini.
Meracik pakan bijian untuk branjangan
Bahan baku yang digunakan:
- Campuran pakan biji-bijian (mixed) yang terdiri atas canary seed (25%), milet putih / merah (25%), dan jewawut (50%).
- Telur mentah (2 butir).
- Madu (2 sendok makan).
- Minyak zaitun, atau jika tidak ada bisa menggunakan minyak goreng.
- Jinten (secukupnya).
- Potongan kecil kunyit, jahe, kencur, dan temulawak.
Cara peracikan:
- Pakan biji-bijian dicampur dalam satu wadah, kemudian dicuci dengan air bersih menggunakan saringan. Selesai dibersihkan, biji-bijian tersebut ditiriskan.
- Telur dipecahkan, lalu ambil kuning telurnya saja dan disimpan dalam wadah / mangkuk kecil.
- Masukkan madu ke dalam wadah berisi kuning telur, kemudian diaduk sampai tercampur rata.
- Semua bahan (jinten, jahe, kunyit, kencur, dan temulawak) ditumbuk. Hasil tumbukan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi campuran telur dan madu, sambil diaduk hingga merata.
- Siapkan biji-bijiannya, kemudian masukkan ke dalam wadah yang sudah berisi ramuan tersebut. Aduk hingga semua bahan bercampur. Setelah itu biarkan selama beberapa jam, sampai ramuan meresap ke dalam biji-bijian.
- Biji-bijian kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2 jam.
- Siapkan wajan yang telah diisi dengan minyak zaitun, lalu panaskan di atas kompor dengan api kecil.
- Masukkan biji-bijian yang sudah dijemur ke dalam wajan, kemudian disangrai dengan cara dibolak-balik menggunakan spatula.
- Biji-bijian yang sudah disangrai diangkat, lalu diangin-anginkan dalam suhu ruangan.
- Pakan racikan sudah siap digunakan dan bisa langsung diberikan kepada branjangan. Sisanya bisa disimpan dalam wadah plastik atau toples.
Pakan bijian untuk branjangan ini bisa dijadikan pakan pengganti yang biasa diberikan. Namun perlu diperhatikan, selain memberikan pakan bijian untuk branjangan, burung harus tetap mendapat asupan pakan tambahannya yang lain seperti laron, ulat hongkong, dan belalang.