Burung jalak tunggir-abu, spesies baru yang terancam punah –Jumlah spesies burung di Indonesia terus bertambah. Awal tahun 2017, ada 1.679 spesies burung di Indonesia yang teridentifikasi. Penambahan spesies baru umumnya karena ada beberapa subspesies / ras yang dipisahkan menjadi spesies tersendiri. Salah satunya adalah burung jalak tunggir-abu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung jalak tunggir-abu / grey-rumped myna (Acridotheres tertius) sebelumnya merupakan salah satu ras atau subspesies burung jalak putih (Acridotheres melanopterus). Tetapi karena adanya sejumlah perbedaan morfologi, para ornitholog (ahli perburungan) sepakat memisahkannya menjadi spesies tersendiri.
Penampilan burung jalak tunggir-abu memang mirip jalak putih yang sudah lebih dulu dikenal para kicaumania di Indonesia. Postur tubuhnya sedang, dengan panjang sekitar 23 cm.
Bulu-bulu tubuhnya didominasi warna putih bersih, namun sayap dan ekornya hitam. Yang membedakan spesies ini dari burung jalak putih adalah bulu punggung dan penutup sayapnya yang berwarna abu-abu gelap. Karena itulah disebut burung jalak tunggir-abu.
Burung jalak tunggir-baru terancam punah
Sayangnya, meski telah ditetapkan sebagai spesies baru, burung jalak tunggir-abu justru terancam punah. Hal ini makin menambah panjang daftar burung terancam punah di Indonesia.
Jalak putih berada dalam status konservasi Hampir Terancam (NT). Hanya saja, sudah banyak peternak di negeri ini yang sukses menangkarkannya di sejumlah daerah. Adapun populasi jalak tunggir-abu terus menurun, sehingga Badan Konservasi Dunia (IUCN) menetapkan statusnya sebagai Terancam Punah (Critically Endangered).
Baca lagi: Menangkar jalak putih dengan izin BKSDA
Wilayah persebaran burung jalak tunggir-abu sangat terbatas alias merupakan burung endemik di Pulau Bali. Saat ini, populasinya di alam liar diperkirakan tinggal sekitar 200 ekor saja.
Sebagian besar (190 ekor) berada di Taman Nasional Bali Barat (data tahun 2014). Selebihnya mendiami wilayah selatan Bali. Kemungkinan ada juga di Nusa Penida dan Lombok yang merupakan burung lepasan atau pengembara.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Makin menurunnya populasi jalak tunggir-abu antara lain disebabkan perburuan liar untuk tujuan diperjualbelikan. Penampilannya yang mirip jalak putih membuat spesies burung ini marak dijual dengan harga cukup tinggi. Faktor penyebab lainnya adalah berkurangnya habitat dan alih fugsi lahan.
Jalak tunggir-abu kerap dijumpai dalam kelompok kecil atau sendirian di berbagai habitat. Sebagian besar menghuni hutan hujan primer dan sekunder, tepi hutan, dan hutan terbuka terutama di dataran rendah yang ekstrem.
Dulu, burung ini banyak ditemukan di daerah pertanian dan ladang-ladang tempat penggembalaan hewan. Sebagian di antaranya kerap mengunjungi pohon-pohon berbuah lebat yang berada di kebun atau pekarangan rumah.
Secara eksplisit, jalak tunggir-abu tidak disebut dalam Daftar Burung Dilindungi di Indonesia berdasarkan UU No 5 /Tahun 1990 dan PP No 7 / Tahun 1999. Ya iyalah, karena dulunya masih merupakan ras / subspesies jalak putih.
Dengan demikian, secara de facto, sebenarnya burung jalak tunggir-abu merupakan spesies yang harus dilindungi, apalagi IUCN sudah menetapkan status konservasinya sebagai Terancam Punah.