Cendet Quicksilver dulu menjadi andalan Om Heri (Ande-Ande SF). Prestasinya pun lumayan banyak. Tetapi Quicksilver kini sudah ditake-over H Muhammad Labib, atau akrab disapa Bang Kaji, pengelola Pondok Pesantren Darul Musthofa Blora.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hobi burung kicauan tidak hanya diminati masyarakat awam. Beberapa tokoh dari pondok pesantren pun menekuni hobi yang sama. Misalnya H Agus Ali Qoisor alias Gus Ali (pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Timur, Muntilan), H Fauzi (Ponpes Al Khoziny Sidoarjo), Gus Sholah (Ponpes Manba’ul A’La Purwodadi), Gus Qozim Saifudin (Ponpes Sirotol Mustaqim Semarang), dan sebagainya.
Di Blora ada nama H Muhammad Labib (Bang kaji), kicaumania dari Kecamatan Ngawen yang saat ini mengelola Ponpes Darul Musthofa. Bang Kaji cukup serius menekuni hobi kicauan. Pada tahun 2010, dia mendirikan Pandowo BC yang kini berubah nama menjadi KI SF.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bang Kaji kerap membeli burung–burung jawara, terutama dari kicaumania di Blok Tengah dan Blok Barat. Belum lama ini, dia meminang cendet jawara bernama Quicksilver yang sering menang dalam berbagai even terutama di Purwodadi, Grobogan.
Yang mengejutkan, cendet Quicksilver dipinang hanya dengan mahar sebesar Rp 10 juta. Padahal burung ini pernah dibanderol Om Heri Ande-Ande seharga Rp 35 juta. Bagaimana hal itu terjadi?
Bang Kaji menuturkan, sudah lama dia memantau perkembangan cendet Quicksilver dalam berbagai even latber dan latpres. Usai meraih double winner dalam even Purwodadi Award, 23 Juli lalu, Bang Kaji akhirnya resmi memboyong cendet Quicksilver.
Ceritanya, Om Heri ingin mencari suasana baru dengan bermain murai batu. “Saya perlu dana untuk membeli murai batu. Makanya cendet Quicksilver terpaksa saya lepaskan,” ujarnya.
Sebenarnya banyak pemain senior yang mengincar cendet Quicksilver. Awalnya, Om Heri membuka harga Rp 35 juta, tetapi penawaran tertinggi baru sekitar Rp 25 juta dan ditolaknya. Beberapa waktu kemudian ada yang menawar Rp 20 juta, dan kembali ditolaknya.
Namun, seiring berjalannya waktu, makin sedikit kicaumania yang melakukan penawaran terhadap cendet Quicksilver. Om Heri memutuskan untuk menjualnya dengan harga 17 juta, yang ditawarkan langsung kepada Bang Kaji.
Bang Kaji sejak awal sudah keukeuh meminang Rp 10 juta. Angka itu tetap dipertahankannya, sampai akhirnya Om Heri mau menerimanya.
Tapi Bang Kaji memberi syarat hanya mau membeli cendet Quicksilver kalau masuk tiga besar dalam even Purwodadi Award. Di luar dugaan Quicksilver malah meraih double winner. “Mungkin ini rezeki saya, he.. he..,” ujar Bang Kaji.
Cendet Quicksilver memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki tembakan dominan belalang kecek yang menyembur tanpa henti sejak awal hingga akhir penilaian. Banyak juri yang tidak sempat berpaling ke burung lain.
Materi isian lainnya adalah suara burung gereja tarung, sogok ontong, lovebird, dan burung-burung kecil-kecil. Kalau di rumah, cendet Quicksilver lebih sering diam. Tapi jika sudah di lapangan, burung ini tampak gacor. Volume suaranya tembus sampai pinggir lapangan.
Berikut ini cuplikan video cendet Quicksilver dalam sebuah lomba yang diikutinya:
Perawatan cendet Quicksilver
Perawatan cendet Quicksilver dipercayakan kepada H Aziz, adik kandung Bang Kaji; terkadang masih dibantu Om Heri. Berikut ini tips perawatan Quicksilver.
a. Perawatan harian (Senin-Sabtu)
- Setiap pagi, pukul 07.00, buka kerodong lalu burung dianginkan di teras sambil diberi 6 ekor jangkrik.
- Selanjutnya, burung dijemur dalam kondisi full kerodong sampai pukul 11.00.
- Setelah itu kembali dianginkan sekitar 30 menit, kemudian diistirahatkan sampai sore dalam kondisi full kerodong.
- Sore, pukul 16.00, kerodong dibuka dan burung diberi 6 ekor jangkrik.
- Menjelang petang, burung disimpan di dalam rumah untuk beristirahat sampai pagi dalam kondisi sangkar full kerodong.
b. Perawatan lomba (Minggu)
- Pagi sebelum berangkat lomba, burung diberi 6 ekor jangkrik.
- Sampai lokasi lomba, burung dicarikan tempat teduh. Setelah itu buka kedorong sebentar, sampai burung bunyi gacor dan enembak-nembak.
- Selanjutnya, burung dimandikan sampai puas. Habis itu dijemur sebentar dan diberi jangkrik sebanyak 6 ekor.
- Burung diangin-anginkan dalam kondisi full kerodong.
- Sekitar tiga sesi sebelum naik gantang, burung dimandikan lagi sampai basah kuyup.
Saat masih di tangan Om Heri, cendet Quicksilver hampir setiap hari ditampilkan di lapangan di Kota Purwodadi. Hebatnya, staminanya seperti tak pernah habis. Gelar juara hampir selalu diraihnya, baik double winner maupun hattrick.
Setelah dipegang Bang Kaji adan H Aziz, cendet ini hanya dimainkan seminggu sekali biar penampilan benar-benar maksimal. Di tangan keduanya, Quicksilver nyeri juara 1 dalam Launching RI Cepu, juara 3 Bupati Cup Demak, dan juara 4 Danlanud Cup di Solo.
“Meski sudah ada penawaran menggiurkan, untuk sementara Quicksilver tidak akan saya lepas. Gaco ini punya prospek cerah. Dengan materi yang dimilikinya, saya yakin cendet Quicksilver bisa bersinar makin terang,” tandas Bang Kaji. (neolithikum)