Murai batu Petir bisa diibaratkan sebagai ATM hidup bagi Om Ika, kicaumania yang mukim di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Sehari-hari, Om Ika bekerja di sebuah bengkel motor milik Om Husni Tambun di kawasan Babat Toman, Musi Banyuasin. Nah, untuk mencari tambahan penghasilan, dia aktif di dunia lomba burung.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Murai batu Petir bak ATM hidup bagi Om Ika (Musi Banyuasin).

“Sudah lama saya hobi merawat burung. Sayang kalau tidak dimanfaatkan secara maksimal,” tutur Om Ika, yang sering menggunakan nama Tito Al Ghazi sebagai pemilik burung, yang tidak lain adalah nama putranya.

Om Ika tidak sungkan-sungkan mengakui bahwa lomba burung bisa dijadikan penghasilan tambahan. Dengan meraih juara, apalagi kalau bisa menjadi juara pertama, tentu uang hadiah yang diperoleh bisa digunakan untuk menambah penghasilan.

Om Ika (kanan) saat menerima trofi dalam even Garda Bangsa.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

“Dunia burung kicauan itu sungguh menyenangkan. Selain untuk menyalurkan hobi, juga menambah teman, dan menambah penghasilan jika menang lomba,” tambah Om Ika.

Kalau pun kalah, dia juga masih bisa tersenyum, karena dapat bertemu dengan kawan lama maupun mendapat kawan baru. Saat ini, Om Ika punya burung andalan yakni murai batu Petir. Mainnya baru di seputaran Musi Banyuasin, namun sering meraih double winner.

Sebagian koleksi trofi dan piagam murai batu Petir.

Petir merupakan murai batu asal Jambi. Gaco ini diperoleh Om Ika dari rekan setimnya, Babat Toman Bird Club (BBC), dua tahun lalu. Harganya saat itu hanya sekitar Rp 12 juta.

“Saya mendapatkan diskon saat membeli Petir. Murai ini semula ditawarkan 15 juta kepada orang lain. Karena saya berminat, langsung dikasih harga 12 juta. Mungkin rekan saya kasihan sama saya, he.. he..,” kisah Om Ika.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Tito Al Ghazi, putra Om Ika, bersama murai batu Petir.

Murai bau Petir punya gaya main nagen di tangkringan, sambil menunduk (sujud). Materi lagunya didominasi tembajan cililin, kapas tembak, lovebird, dan ciblek.

“Tapi kalau di rumah, burung ini justru lebih sering diam. Mungkin karena tidak ada lawannya,” tandas Om Ika.

Tips perawatan murai batu Petir

Tips perawatan murai batu Petir.

1. Perawatan harian (Senin-Rabu)

  • Pakan utama berupa voer merek Fancy.
  • Pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa jangkrik, dengan porsi 5 ekor pada pagi hari serta 5 ekor lagi pada sore hari.
  • Mandi dilakukan dengan cara dsemprot, masing-masing pagi (pukul 07.00) dan sore (16.30).
  • Penjemuran dilakukan sepintas, pukul 10.00-10.30.
  • Siang hari, burung diistirahatkan di teras dalam kondisi sangkar tanpa dikerodong.
  • Pemasteran menggunakan perangkat mp3, dan disetel dengan volume sedang, dengan materi suara cililin, lovebiid, dan burung-burung kecil.
Gaya main murai batu Petir: Nagen di atas tangkringan.

2. Perawatan lomba (Kamis-Minggu)

  • Perawatan lomba diterapkan mulai H-3 (Kamis) hingga Hari-H (Minggu).
  • Porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 8 ekor pada pagi hari dan 8 ekor pada sore hari.
  • Malam hari, burung dalam kondisi full kerodong.
  • Kalau mau naik gantang, sekitar tiga sesi sebelumnya, MB Petir kembali diberi 5 ekor jangkrik.
Om Ika saat meraih juara 1 dalam even Muba Bird Club.

Menurut Om Ika, murai batu Petir sudah ditawar beberapa pemain, dengan penawaran tertinggi Rp 45 juta. “Namun belum saya lepas dulu, karena masih saya mainkan untuk menambah pemasukan bagi keluarga,” tandasnya jujur. (neolithikum)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.