Murai batu Bocah Edan sudah dua tahun berada di tangan Om Akwet / Om Hugeng (Cikini). Jagoan ini masih muda, tapi punya kualitas mumpuni, dan beberapa kali menjuarai even akbar. Dalam Piala Jakarta Raya di Cibubur, 5 Juni 2016, Bocah Edan menjuarai Kelas Ebod Vit A.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Yang terbaru, murai batu Bocah Edan meraih juara 2 (Kelas Ring Phoenix) dalam lomba burung Piala Wali Kota Tangerang Selatan di halaman parkir Samsat BSD, 10 September lalu.
Penampilannya saat itu makin ngedan, karena Om Akwet mulai memberikan treatment khusus, yaitu pemberian kelabang jelang naik gantang. “Cukup seekor kelabang saja. Penampilan Bocah Edan kian maksimal,” kata Om Akwet yang sudah 27 tahun main di kelas murai batu.
Saat turun di Piala Wali Kota Tangerang Selatan, performa murai batu Bocah Edan benar benar edan. Burung tampil ngeplay, dengan mengeluarkan senjata pamungkasnya berupa lagu tonjolan burung-madu (“kolibri”), siri-siri, cucak jenggot, hwamei, dan prenjak betina. Aksinya mencuri perhatian tim juri.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Semua ini berkat pemberian kelabang jelang lomba. “Saya puas melihat kinerjanya hari itu. Awalnya saya ragu mencoba setelan baru menggunakan kelabang. Dua bulan lalu, saya mendapat referensi dari rekan sejawat untuk memberikan ransum tersebut,” jelas Om Akwet.
Kelabang diberikannya kepada murai batu Bocah Edan seminggu sekali. Ternyata burung makannya lahap sekali. Setelah makan kelabang, dia mengamati kalau performa jagoannya makin bagus ketika mengeluarkan lagu-lagunya.
Setelah dua bulan melakukan treatment tersebut, Om Akwet menampilkannya dalam Piala Wali Kota Tangerang Selatan.
Perawatan murai batu Bocah Edan
- Setiap pagi, mulai pukul 06.00, murai batu dikeluarkan untuk diembunkan di halaman rumah sehingga terlihat lebih fresh.
- Satu jam kemudian, burung masuk ke karamba mandi. Bocah Edan mandi sendiri, biasanya sekitar 20 menit.
- Saat burung mandi, sangkarnya dibersihkan. Pakan pun mulai disiapkan, antara lain 1 cepuk berisi kroto segar dan jangkrik sebanyak 20 ekor.
- Usai mandi, burung dikembalikan ke dalam sangkar dan dijemur hingga pukul 10.00.
- Setelah dijemur, burung dianginkan sejenak, kemudian dikerodong.
- Sore hari, kerodong dibuka dan burung kembali dianginkan, sambil diberi 20 ekor jangkrik.
- Sekitar pukul 15.30, sangkar kembali dikerodong agar burung bisa beristirahat hingga esok hari.
Menurut Om Akwet, untuk mengorbitkan murai batu berkualitas, maka pemasteran harus maksimal. Lagu-lagunya harus bagus dan komplet.
Meski demikian, kualitas murai batu juga penting, terutama kecerdasannya dalam merekam berbagai jenis suara masteran, sehingga burung punya tonjolan saat turun di lapangan. Selain itu, burung juga harus memiliki mental bertarung yang bagus.
Jangan terlalu diforsir di lapangan
Selama ini, Om Akwet tidak pernah memforsir murai batu untuk tampil terlalu banyak dalam sebuah even. Biasanya hanya 1-2 sesi saja.
“Murai batu itu kan burung fighter. Kalau terlalu diforsir, maka staminanya bakal terkuras. Jika murai batu terlalu sering dilombakan, bahkan dalam sebuah even ditampilkan hingga empat sesi, biasanya umurnya tidak panjang,” ujar Om Akwet yang pernah mengorbitkan murai batu The-Kidz dan jawara nasional di tahun 2004.
Hal ini perlu diperhatikan para penggemar murai batu yang lain, agar burung dapat bertahan lama di arena lomba. Sebagian besar murai batu milik Om Akwet bisa bertahan lama sebagai burung lomba, dengan penampilan stabil. (v1rgoboy)