Lovebird baby (balibu/paud) kini menjadi primadona baru dalam setiap even latber, latpres, maupun lomba burung di berbagai daerah. Para peternak / penangkar pun kecipratan rezeki dari tren tersebut, termasuk Om Untung atau akrab disapa Ki Ronggo.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ki Ronggo bukan nama yang asing bagi para kicaumania di Jabodetabek. Sehari-hari, lelaki ini menjalankan tugasnya sebagai abdi negara, yakni sebagai anggota marinir TNI AL.
Di sela-sela kesibukannya, dia mengelola Ciganjur Enterprise. Event organizer independen di Jalan Pinding, Ciganjur, Jakarta Selatan, itu rutin mengadakan latber setiap Selasa dan Jumat siang, serta Minggu pagi, yang selalu diluberi peserta.
Tak hanya itu, Ki Ronggo juga sukses sebagai pencetak lovebird baby prestasi. Jumlah induk yang dimilikinya hanya dari 15 pasang, namun semuanya merupakan trah ngekek panjang (durasi 40 detik lebih). Sebagian di antaranya eks jawara lomba.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sudah banyak lovebird baby hasil penangkarannya yang moncer di lapangan. Misalnya Mutiara, Melati, Maimunah, Munaroh, Beby Mirna, dan sebagainya. Beberapa lovebird baby yang sudah berprestasi, namun masih di tangan Ki Ronggo, antara lain Mila dan Maya.
“Sebagian di antaranya sudah di tangan pemilik barunya,” ujar Ki Ronggo saat disambangi omkicau.com di rumahnya, Jalan Moch Kahfi, Brigif (Pinding) No 64, Ciganjur, Jakarta Selatan (WA 082 111 047 371).
Lovebird baby hasil breeding Ki Ronggo rata-rata memiliki durasi panjang dan bermental figher. Berapa banderolnya? Bervariasi, tapi pada kisaran Rp 1 juta / ekor. Tetapi jika sudah berprestasi, harga tentu jauh lebih mahal.
Untuk anakan non-ring dan sudah bisa makan milet sendiri, harga sekitar Rp 800.000. Kalau anakan masih lolohan, harga lebih murau lagi: Rp 600 ribu.
Penangkaran lovebird yang dikelola Ki Ronggo ini menggunakan ring berkode BnR. Ada dua model kandang yang dipakai, yakni kandang battery dan kandang koloni.
Beternak lovebird menggunakan kandang koloni memang lebih praktis. Calon induk diseleksi secara ketat, kemudian dimasukkan ke kandang koloni. Mereka akan mencari pasangannya sesuai dengan selera masing-masing.
Anakan lovebird dirawat induknya
Anakan yang menetas dibiarkan dalam perawatan induknya hingga tumbuh bulu-bulu secara lengkap. Berdasarkan pengalaman, anakan yang dibesarkan induknya jauh lebih berkualitas. “Apalagi kalau induk memiliki durasi ngekek panjang dan mental fighter,” jelasnya.
Namun jika induknya terlihat galak, Ki Ronggo akan memisahkan anak-anaknya pada umur 2 minggu. Perawat akan meloloh anakan ini hingga bisa makan sendiri. “Tapi itu hanya induk tertentu saja, terutama yang galak terhadap anakannya,” lanjutnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan, Ki Ronggo memberikan canary seed dan milet putih, diselingi irisan kangkung dan potongan jagung muda. Pemberian jagung diperbanyak jika induk sedang bawa anakan.
Anakan yang sudah disapih dari induknya akan dipindah ke kandang lebih besar. Di kandang pembesaran inilah, anakan lovebird akan terus berkembang sampai belajar narik ngekek.
Pada umur 2,5 – 3 bulan, lovebird baby dipindah ke kandang soliter dan dikondisikan dengan perawatan lomba, termasuk merutinkan mandi dan penjemuran. (d’one)