Perkembangbiakan burung-madu –Burung-madu yang terdiri atas puluhan spesies memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem alam dan lingkungan. Kebiasaannya mengisap nektar bunga membantu proses penyerbukan dan penyebaran tanaman. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa semua spesies burung-madu termasuk dalam daftar jenis burung dilindungi di Indonesia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Celakanya, ada dua ironi mengenai burung-madu di Indonesia. Pertama, sebagian besar kicaumania Indonesia masih saja menyebutnya sebagai kolibri. Padahal burung kolibri (hummingbird) tak pernah ada di Indonesia, karena wilayah persebarannya terbatas di Amerika.
Burung-madu termasuk dalam kelompok sunbird, bukan hummingbird. Meski sudah berkali-kali diedukasi, termasuk melalui website ini, ternyata belum ada kesadaran nyata di kalangan penggemarnya untuk menghentikan penyebutan kolibri.
Kedua, masih banyak penggemar yang memelihara burung ini, meski jelas-jelas termasuk burung dilindungi. Sejauh ini, belum ada tindakan nyata dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) untuk menegakkan aturan yang telah disepakati. Bahkan, hampir semua event organizer (EO) termasuk EO-EO arus utama membuka kelas yang disebutnya sebagai kolibri, kolibri ninja, atau konin.
Lihat juga Survai Om Kicau mengenai kelas “kolibri: di Indonesia
Untuk mengurai karut-marut seperti ini, komunitas-komunitas khusus penggemar burung-madu harus berperan aktif dalam program penangkaran. Ini menjadi jalan tengah atau win-win solution, sehingga kicaumania dapat memelihara burung-madu, tanpa terlalu menganggu populasinya di alam liar. Lomba pun dapat digelar lebih bermartabat, karena tak melanggar aturan pemerintah.
Bagaimana pun, para kicaumania juga harus berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah beternak burung-madu. Hasil penangkaran bisa dipasarkan untuk kepentingan para kicaumania sendiri.
Omkicau.com juga pernah menurunkan dua artikel pendahuluan mengenai penangkaran burung-madu:
- Pengenalan dan perawatan burung-madu terpopular di Indonesia.
- Penangkaran burung madu: Siapa berani memulainya?
Kini, sudah ada beberapa kicaumania yang sukses menangkar burung-madu. Sebagai pelengkap, omkicau.com akan menayangkan artikel mengenai proses perkembangbiakan burung-madu di alam maupun di kandang penangkaran.
Sebelum mulai beternak, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu perilaku berbiak atau proses perkembangbiakan burung-madu. Beberapa poin di bawah ini semoga bisa membantu Anda yang ingin beternak burung-madu:
Identifikasi jenis kelamin
Sebagian besar spesies burung-madu bisa dibedakan jenis kelaminnya berdasarkan penampilan fisik, termasuk warna bulunya. Sebab burung-madu termasuk burung dimorfik, di mana burung jantan memiliki bulu dengan aneka warna cerah dan mengkilap. Adapun burung betina tidak memiliki banyak warna, dan bulunya tidak mengkilap (kusam).
Memilih induk siap kawin
Burung-madu yang mau dijadikan calon induk harus dalam kondisi siap kawin, biasanya berumur lebih dari 1 tahun. Cara mudah untuk mengetahuinya adalah mengamati penampilannya.
Induk jantan mempunyai bulu yang berwarna lebih cerah dan mengkilap daripada biasanya. Pada beberapa spesies, biasanya muncul warna tambahan yang sangat mencolok, terutama pada bagian leher, dada, maupun sayapnya.
Induk jantan siap kawin juga terlihat lebih aktif, agresif, dan lebih gacor daripada biasanya. Burung-madu jantan yang berada dalam kondisi siap kawin akan lebih mudah dipasangan dengan burung betina.
Posisi sarang menggantung
Berbeda dari burung kolibri (hummingbird), burung-madu (sunbird) membuat sarang dengan posisi menggantung di ranting pohon. Sarang burung-madu di alam liar terbuat dari campuran bahan-bahan seperti jaring laba-laba, rumput, dan jerami.
Karena itu, jika ingin menangkar burung-madu, Anda bisa menggunakan kandang aviary maupun soliter, kemudian ditempatkan dalam sebuah ruangan. Penempatan kandang di dalam ruangan adalah untuk meminimalisir gangguan yang bisa menghambat proses penangkarannya.
Untuk menggantung tempat sarangnya, Anda bisa meletakkan ranting pohon yang ujungnya melengkung. Dapat juga dengan mengikatkan daun kering di bagian ujung ranting tersebut. Selain itu, bisa juga menggantungkan daun palem kering atau tempat sarang lain yang dianggap cocok di dalam kandang ternaknya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bahkan Wega n Memey (WnM) Breed sukses menangkar burung-madu melalui beberapa model sangkar, antara lain menggunakan bambu yang digantung.
Gambar di atas merupakan sarang burung-madu di kandang penangkaran yang sukses dilakukan Ndoro Djadoel dan pernah diunggah dalam akun facebooknya. Adapun bentuk sarang burung-madu di alam liar bisa dilihat pada gambar berikut ini:
Untuk merangsang agar burung-madu segera membangun sarangnya, Anda bisa menempelkan kapas atau jaring laba-laba di permukaan daun kering tersebut. Bahan-bahan sarang lain yang dapat disiapkan adalah serabut kelapa, kapas / kapuk, rambut jagung yang kering, atau serat nanas.
Musim kawin burung-madu
Di alam liar, musim kawin burung-madu biasanya terjadi pada musim penghujan. Proses dimulai dari mencari calon pasangan, kawin, bertelur, mengerami telur, dan mengasuh anak-anaknya.
Namun dalam kandang penangkaran, burung-madu bisa kawin di luar musim penghujan. Ini tergantung dari kualitas pakan. Intinya, pakan dengan kadar protein tinggi akan membuat burung mudah birahi dan segera mengawini betina yang menjadi pasangannya. Jika tidak mau kawin juga, Anda bisa menggunakan BirdMature.
Burung-madu bersifat monogami
Perlu diketahui, burung-madu memiliki sifat monogami, atau berpasangan seumur hidupnya. Proses penangkaran akan berlangsung sempurna jika tidak ada gangguan dari pemilik maupun binatang peliharaan lainnya.
Karena itu, ketika induk burung-madu sedang membuat sarangnya, jangan sekali-kali menganggunya, meski hanya untuk mengganti pakan atau air minum. Lakukan perawatan tersebut jika induk sedang beristirahat atau sedang tidak membuat sarangnya.
Pembagian tugas induk jantan dan betina
Pembuatan sarang dan pengeraman biasanya hanya dilakukan induk betina. Adapun induk jantan bertugas menjaga lokasi sarang. Karena itu, penempatan kandang ternak sebaiknya dijauhkan dari keberadaan burung lain atau sejenis yang memiliki sifat teritorial.
Burung-madu betina bertelur sebanyak 1-3 butir yang akan dierami sendirian selama 18-19 hari. Setelah menetas, induk jantan akan membantu merawat dan memberi makan anak-anaknya hingga dewasa.
Pakan untuk induk burung-madu
Selama masa berbiak, burung-madu membutuhkan asupan pakan yang lebih banyak daripada biasanya. Dalam hal ini, Anda bisa menyediakan nektar buatan dan serangga seperti kroto, ulat hongkong, potongan tubuh jangkrik, atau laba-laba yang disimpan dalam cepuk pakannya.
Masa sapih anakan burung-madu
Di alam liar, setelah bisa keluar dari sarang, anakan burung-madu akan segera memisahkan diri dari induknya. Dalam kandang ternak, Anda bisa membiarkan anakan dalam perawatan induknya hingga lepas masa sapih (umur 2 bulan).
Selanjutnya, Anda bisa memisahkannya untuk dirawat dalam kandang soliter. Anakan burung-madu bisa dilatih agar mempunyai suara lebih bervariasi, dengan melakukan pemasteran rutin setiap hari.
Demikian perilaku berbiak atau proses perkembangbiakan burung-madu di alam dan penangkaran. Semoga Anda, para penggemar burung-madu, tergerak hatinya untuk segera menangkarnya.