Cendet Bazooka semula hanya sebagai gaco pelapis amunisi Kebo Hitam SF pimpinan Om Arde Aria atau kerap disapa Mr Mimpi. Tapi dalam perjalanan waktu, burung ini malah menjadi gaco utama. Ya, cendet Bazooka kerap menjuarai berbagai even di wilayah timur Jawa Tengah, mulai dari Pati, Grobogan, Kudus, Blora, hingga Demak.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Mimpi bekerja sebagai PNS pada salah satu dinas di Pemkab Pati. Pada pertengahan tahun 2014, dia mendirikan Kebo Hitam SF dan aktif mengikuti berbagai lomba, terutama kelas cendet. Sebagian burung dirawatnya sendiri, dan sebagian lagi dipercayakan kepada beberapa perawat yang sudah terlatih.
Cendet Bazooka menjadi gaco andalannya saat ini. Burung ini diperoleh Om Mimpi dari rekannya di Kota Semarang. Setelah beberapa kali memantau aksinya di lapangan, Om Mimpi memboyong Bazooka pada akhir tahun 2015, dengan mahar Rp 4,5 juta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Mimpi membutuhkan waktu untuk memperbaiki performa cendet Bazooka, terutama meningkatkan durasi kerjanya dan mengatasi kebiasaan mbayek / miyik. “Alhamdulillah, dengan settingan baru, cendet Bazooka mulai bisa tampil maksimal,” ujar Om Mimpi.
Kini, Bazooka punya durasi kerja yang luar biasa. Bahkan ketika main tiga sesi pun, kinerjanya tak pernah kendur. Burung ini juga memiliki irama lagu / roll yang tegas, keras, dan diakhiri tembakan yang aduhai.
Ketika digantang atau dikelilingi cendet-cendet lainnya, Bazooka dipastikan anti-ngering, alias tak pernah ngeban / nabrak sangkar, serta anti-salto. “Paling hanya naik-turun tangkringan, tetapi tik mengganggu performanya,” tambah Om Mimpi.
Keunggulan lain dari Bazooka adalah cuek terhadap posisi gantangannya. Mau main di pinggir gantangan maupun di tengah, burung tetap bekerja maksimal. Karena itu, setiap mau berlaga, Kebo Hitam SF tidak perlu susah payah mencari gantangan tengah.
Bazooka senang terhadap keramaian, dan tak canggung dengan manusia. Apabila mau dilombakan, gaco ini harus diasingkan di ruang khusus. Kalau tidak, burung akan terus bunyi sehingga mengurasi energinya saat dilombakan.
Beberapa prestasi cendet Bazooka
Berikut ini beberapa prestasi membanggakan yang pernah diraih cendet Bazooka:
- Latpres Radjawali Indonesia (RI) Termulus, Kudus, 16 Oktober 2016 (juara 1, 1)
- Launching RI DPC Kudus, 23 Oktober 2016 (1, 3)
- Westerling CuP, 29 Oktober 2016 (1, 1)
- HUT Polairud, Juwana, Pati, 4 Desember 2016 (2, 3)
- PCC feat PLC, 24 Desember 2016 (1, 1, 2)
- KMD Daplang, Purwodadi, 22 Janauari 2017 (3)
- Latpres RI Kapasan, Kudus, 5 Februari 2017 (2, 3)
- Latpres Ronggokusumo, Pati, 31 Maret 2017 (1)
- Bupati Cup V Demak, 23 April 2017 (1)
- Launching DPC RI Blora, 14 Mei 2017 (1, 2)
- Piala Kang Mus, Kudus, 21 Mei 2017 (3)
- Latpres Kanigoro Cup 1, Pati, 25 Mei 2017 (2, 2)
- Latpres Bintang Kurnia, Kudus, 18 Juni 2017 (1)
- Latpres Halal Bi Halal WMW, Kudus, 9 Juli 2017 (1)
- Latpres Pondok BC Cup, Pati, 16 Juli 2017 (1)
- KLI Kudus Semarak Cup I, 16 Juli 2017 (1)
- Latpres Krisna BC, Kudus, 6 Agustus 2017 (1)
- Purwodadi Award, 23 Juli 2017 (2, 3)
- Kapoek BC Cup (2)
- Capung Cup 2 (2)
- Kodim Berkicau (2)
Perawatan harian dan setelan lomba cendet Bazooka
1. Perawatan harian (Senin – Jumat):
Pagi, mulai pukul 07.00, burung dikeluarkan dari tempat istirahatnya (kamar mandi yang tidak terpakai). Selanjutnya, kerododong dibuka, dan burung dianginkan sejenak, sambil diberi 5 ekor jangkrik. Burung lantas dikerodong lagi, kemudian dijemur di belakang rumah dalam kondisi full kerodong.
Sore hari, pukul 16.00, burung dipindahkan ke sangkar cadangan. Sangkar hariannya dibersihkan. Kalau sudah bersih, burung kembali dipindah ke sangkar hariannya, sambil diberi 5 ekor jangkrik.
Menjelang petang, cendet Bazooka disimpan di tempat istirahatnya dalam kondisi full kerodong. Pukul 21.00, burung menjalani terapi mandi malam. Setelah itu dianginkan sambil diberi 2 ekor jangkrik.
Kalau bulu-bulunya sudah agak kering, burung kembali dikerodong dan disimpan di tempat istirahatnya. “Namun terapi mandi malam hanya saya terapkan hari Senin dan Jumat saja,” tambah Om Mimpi.
2. Setelan lomba (Sabtu dan Minggu):
Sabtu pagi, pukul 07.00, burung diberi jangkrik (7 ekor) kemudian dikerodong (tanpa mandi / jemur). Malam hari, pukul 19.00, burung kembali diberi jangkrik (7 ekor), kemudian dikerodong kembali.
Pada hari lomba, sekitar pukul 07.00, cendet Bazooka diberi 5 ekor jangkrik, lalu dijemur dengan kondisi tetap kerodong selama 1 jam (tanpa mandi).
Sampai di lokasi lomba, burung diletakkan di tempat yang tenang. Beberapa menit diberi 2 ekor jangkrik. Sekitar satu sesi sebelum naik gantang, Bazooka diberi 2 ekor ulat hongkong.
Melalui perawatan harian dan setelan lomba seperti itulah, cendet Bazooka jarang terpeselet dari posisi tiga besar dalam setiap even yang diikutinya. Padahal burung ini hampir selalu dilombakan setiap pekan.
Sudah banyak bos kicaumania yang ingin meminang cendet Bazooka, dengan penawaran tertinggi Rp 30 juta. Namun, Om Mimpi selalu menolaknya secara halus.
“Bukannya saya tidak butuh uang. Tetapi cendet Bazooka terlanjur bersemayam di hati, dan Kebo Hitam SF selalu menolak setiap penawaran dengan nilai berapapun,” tandas Om Mimpi. (neolithikum)