Selama ini, banyak kicaumania yang selalu berpatokan pada katuranggan burung termasuk cucak ijo. Faktanya, banyak juga cucak ijo yang berprestasi, kendati tidak memiliki katuranggan memadai. Lihat saja cucak ijo Otong milik Om Amien Saputera (System SF).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Postur cucak ijo Otong memang tak meyakinkan, sebab terlihat lebih kecil daripada rata-rata burung sejenis. Namun burung ini mempunyai materi lagu tonjolan burung gereja, disambung dengan kapas tembak dan tengkek buto.
Aksinya di lapangan juga ciamik, sehingga kerap berprestasi. Selama dua tahun di tangan Om Amien, atau akrab disapa Koh Amien, cucak ijo Otong kerap masuk tiga besar dalam berbagai even di Blora, Grobogan, Rembang, Bojonegoro, dan Tuban.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bahkan cucak ijo Otong beberapa kali meraih double winner. Berikut ini sebagian prestasinya:
- Latpres Samen BC (juara 1, 1)
- Latber Abadi BC (1, 1)
- Latber Cepu Bersatu (1, 1)
- Gantangan Super Block (1, 2)
- Latpres YKS BC (1, 2)
- Latber Ceria LBT feat RI (1, 2)
- Gantangan LBT (1)
- Latpres RSW Wirosari (2, 2, 2)
- Latber Blora Utara BC (2, 2)
- Latber Mustika Jaya (2)
- Taman Jati (2)
- Latber Spesial Ngawen BC (3)
- JKM BC (4)
Selama ini, Koh Amien konsisten main di kelas cucak ijo dan lovebird. Dulu dia mukim di Semarang, namun sekarang pulang kampung ke Blora.
“Cucak ijo Otong saya dapatkan dari teman saat masih tinggal di Semarang, dua tahun lalu. Harganya waktu itu hanya 1,5 juta, karena masih bahan. Posturnya memang kurang meyakinkan bagi siapapun yang melihatnya. Namun karena materi lagunya bagus, saya berspekulasi membelinya,” ungkap Koh Amien.
Seminggu di tangannya, burung langsung koncer B dalamLatber Gladiator BC di Semarang. Sejak itu, cucak ijo Otong kerap masuk tiga besar dalam even latber dan latpres di Semarang.
“Ketika saya pindah ke Blora, Otong juga saya bawa pulang. Namun tiga bulan burung ini stres, tidak mau bunyi sama sekali,” jelas Koh Amien.
Bahkan dia sempat menawarkan Otong kepada salah seorang kicaumania di Blora, hanya seharga Rp 750.000. Namun niat itu diurungkannya. Koh Amien mencoba lebih sabar lagi dalam merawat Otong sampai akhirnya bisa pulih sampai sekarang.
“Rahasianya adalah selalu saya cas dengan cucak ijo betina. Dengan tips ini, cucak ijo Otong mampu berkicau kembali dengan gacor,” tutur Koh Amien yang kini bekerja di perusahaan perangkat seluler Oppo.
Otong punya keunikan tersendiri. Burung ini jarang mengeluarkan suara isiannya jika di rumah. Kalau dibawa ke lapangan pun, saat menunggu sesi naik gantang, Otong juga lebih sering diam (barangkali ingin menghemat tenaga).
Namun jika sudah naik gantangan, ketemu puluhan cucak ijo lainnya, Otong langsung beraksi. Bagian mahkotanya langsung njambul ngentrok, nagen di atas tangkringan, rajin bunyi dengan membongkar seluruh materi isiannya.
Berikut ini cuplikan video cucak ijo Otong andalan Koh Amien (System SF):
Perawatan cucak ijo Otong
Menurut Koh Amien, perawatan cucak ijo Otong relatif simpel. Yang rutin merawat adalah ayah Koh Amien. “Boleh dibilang, burung ini dirawat asal-asalan. Nggak ada pakan khusus, vitamin, maupun doping,” jelasnya.
1. Perawatan harian (Senin – Jumat):
- Pakan berupa pisang kepok setengah matang.
- EF jangkrik hanya 3-6 ekor per hari, itupun kalau ada stok.
- Air minum diganti setiap hari.
- Penjemuran hanya 10 menit, mulai pukul 09.00.
- Mandi tiga hari sekali (Rabu dan Sabtu), dengan cara disemprot.
- Saat di rumah, sangkar tak pernah dikerodong.
2. Setelan lomba (Sabtu – Minggu):
- Perawatan sama seperti harian.
- Porsi jangkrik 5 ekor pada pagi hari, dan 5 ekor lagi pada sore hari.
Tahun lalu, cucak ijo Otong sempat ditawar Rp 7 juta usai berlaga di Launching BnR Wirosari. “Tetapi tidak saya lepas, karena masih sayang-sayangnya. Apalagi Otong sudah menjadi klangenan Bapak di rumah,” tandas Koh Amien. (neolithikum)