Om Uten belum genap setahun mengelola breeding murai batu Uten BF. Tetapi produknya laris-manis di pasaran, terutama di wilayah Jabodetabek. Seperti kebanyakan penangkar lainnya, Om Uten sebelumnya dikenal sebagai pemain murai batu. Beberapa burung jawara koleksinya lantas dijadikan sebagai materi indukan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagai penangkar pemula, Om Uten mengawali usaha ini dari bawah. Bahkan jumlah induknya pun saat ini baru empat pasang. “Memang nggak banyak, karena induk-induk jantan tadinya kan buat main ke lapangan,” jelasnya.
Keempat induk jantan itu masing-masing bernama Galaksi, Suarez, Banci, dan Prabu. Semuanya merupakan murai batu jawara lomba.
Om Uten kemudian menjodohkannya dengan betina-betina yang diseleksi secara ketat. Dia pun harus menyambangi sejumlah penangkar, untuk mendapatkan calon induk betina sesuai dengan harapannya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Akhirnya saya mendapatkan induk betina dari beberapa peternak. Harganya memang lumayan, tetapi kualitas anak-anaknya memang bagus,” tambah Om Uten.
Konstruksi kandang sangat bersahaja
Kandang breeding murai batu Uten BF dibangun sederhana di belakang rumahnya, Jalan H Shibi No17, RT 08 / RW 01, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan (WA 089 789 45 292). Keempat petak kandang ini masing-masing berukuran panjang 1,8 meter, lebar 1,2 meter, tinggi 2,7 meter.
Petak-petak kandang dibangun berjejer, dan hanya dibatasi spanduk MMT bekas. Yang penting, setiap pasangan induk tidak bisa melihat pasangan lain di sebelahnya. Bagian depan terbuat dari kawat ram.
Karena penataan kandang sangat bersahaja, beberapa rekan Om Uten sempat meragukan usaha penangkaran murai batu ini bakal berhasil. “Tapi alhamdulillah, semua keraguan itu terpatahkan dan induk-induk tersebut mampu menghasilkan anakan,” jelasnya.
Hingga saat ini, Uten BF sudah menghasilkan 34 ekor anakan murai batu dengan kode ring U-10. Jumlah ini mampu dihasilkan hanya dalam waktu 10 bulan.
Itu berarti hanya dengan mengandalkan empat pasangan induk saja, Uten BF dalam sebulan bisa menghasilkan rata-rata 3-4 ekor anakan.
Proses penjodohan calon induk
Untuk proses penjodohan, Om Uten merasa tidak mengalami kendala berarti. Sebab calon induk betina yang dipilihnya memang dalam kondisi siap produksi, dengan umur lebih dari 9 bulan.
Awalnya, calon induk betina dimasukkan dalam sangkar yang ditempatkan di kandang breeding. Dengan demikian, gerakan betina terbatas, sedangkan yang jantan bebas berkeliaran di dalam kandang ternak.
Kondisi ini berlangsung selama satu minggu, sehingga murai batu jantan dan betina mulai saling mengenal. Ketika keduanya selalu berdekatan dan rukun, barulah murai batu betina dilepaskan dari sangkarnya.
Sebelum kedua burung disatukan, kotak sarang dan bahan-bahan sarang sudah disiapkan dalam kandang. Begitu juga bak mandi yang harus selalu diisi air bersih.
Kombinasi jangkrik, cacing, dan kroto
Pakan utama berupa jangkrik, yang diberikan secara ad libitum (sebanyak-banyaknya), ditambah kroto secukupnya dan beberapa ekor cacing.
Pemberian cacing, jelas Om Uten, sangat diperlukan karena memiliki kadar protein tinggi. Hal ini bisa membuat induk lebih produktif. Induk betina rata-rata menghasilkan 2-4 butir telur.
Sejak menetas, anakan murai batu dibiarkan bersama induknya selama 7-8 hari. Setelah itu baru dipanen, kemudian dipindah ke kandang pembesaran dan diasuh Om Uten hingga belajar makan sendiri.
Selain jangkrik, anakan murai batu diberi pakan selingan berupa beberapa ekor cacing. Selama masa pembesaran, anakan terus ditempel beberapa jenis burung masteran seperti cililin, cucak jenggot, serindit, lovebird, branjangan, , pentet, kinoy, dan burung pelatuk.
Ketika sudah berumur 3 bulan, trotolan murai batu produksi Uten BF sudah memiliki suara isian cukup lengkap dan siap dipasarkan. Harga trotolan yang dibanderolnya relatif terjangkau, yakni Rp 3 juta / ekor. (d’one)