Sebagian besar burung parkit memiliki warna bulu yang cenderung hijau, meski ada sebagian lagi yang berwarna biru atau kuning. Para ilmuwan berusaha memecahkan fenomena warna bulu pada parkit, dan akhirnya melakukan riset / penelitian. Nah, berikut ini penyebab burung parkit cenderung berwarna hijau.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Banyak burung yang memiliki warna bulu cerah. Warna-warna tersebut diperolehnya dari pigmen yang bersumber dari pakan yang dikonsumsinya. Namun tidak demikian dengan burung parkit (Melopsittacus undulatus). Burung yang ini memiliki karakteristik warna yang terdiri atas hijau, kuning, dan biru.
Thomas Cooke, ahli genetika dari Stanford University, California, AS, tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik warna burung parkit yang mengalami seleksi alami (soal warna bulu) selama 150 tahun.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Dalam penelitiannya, Cooke menemukan bahwa parkit memiliki pigmen istimewa yang disebut psittacofulvin. Pigmen ini dianggap istimewa, karena hanya ditemukan pada burung parkit.
Psittacofulvins adalah sekelompok pigmen yang berperan memunculkan warna-warna cantik dan cerah pada burung parkit, seperti oranye, merah, dan kuning cemerlang. Burung yang tubuhnya diwarnai pigmen ini diketahui akan lebih tahan terhadap degradasi bakteri ketimbang burung yang mempunyai warna dominan putih.
Kode-kode warna pada burung parkit
Pada dasarnya, gen mempunyai kode-kode warna. Warna biru yang terdapat pada parkit muncul bersamaan dengan warna kuning. Campuran warna biru dan kuning itu akan menghasilkan bulu berwarna hijau.
Pigmen kuning meluruh dan memunculkan bulu hijau. Pada keturunan (filial) berikutnya, pigmen hijau akan meluruh, kemudian berganti warna menjadi biru. Adapun pigmen kuning berubah jadi putih.
Warna memainkan peran penting pada burung parkit dalam melakukan interaksi terhadap burung sejenis, termasuk ketika mereka memilih pasangan.
Sebelumnya, sudah ada penelitian mengenai genetika warna bulu pada burung parkit. Namun aspek molekular dan biokimia yang mendasari warna bulu ini tetap belum dieksplorasi.
“Lebih dari seratus tahun penelitian genetik menginformasikan bahwa gen pigmen psittacofulvin kuning pada parkit dikendalikan oleh satu gen lokus. Namun bagaimana pola pewarisannya tak terlihat jelas. Karena itu, perlu diteliti agar lebih mudah melacak secara tepat bagaimana pola pewarisannya,” kata Cooke, seperti dilansir Forbes, Kamis (7/12).
Penelitian yang dilakukan Cooke ini telah menjembatani kesenjangan antara biologi molekular dan biokimia untuk mengetahui sifat-sifat pigmentasi pada satwa. Semoga bermanfaat.