Makin banyaknya jumlah penangkar / breeder murai batu di Indonesia tentu sangat menggembirakan. Kiprah mereka sangat berperan dalam pelestarian murai batu. Di sisi lain, setiap breeder harus selalu inovatif, mulai dari peningkatan kualitas genetik hingga strategi pemasarannya. Hal inilah yang selalu dilakukan Om Triyono, penangkar murai batu ring DRaBF KLT.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Nuno, panggilan akrab Triyono, awalnya mencoba beternak kenari pada tahun 2010. Itu pun dia kerjakan secara iseng-iseng saja. Tahun berikutnya, 2011, dia mencoba beternak murai batu, namun masih bersifat coba-coba juga.
“Saat itu, pertengahan tahun 2011, ada teman menawari saya sepasang trotolan murai batu, dengan harga satu setengah juta rupiah. Saya rawat selama delapan bulan di kandang ternak. Pada Februari 2012, kedua murai itu sudah berproduksi,” jelas Om Nuno.
Namun karena merupakan pasangan muda, alias baru berumur 11 bulan, tiga telur yang dihasilkan infertil (gabug) sehingga tidak menetas.
Bulan berikutnya, pasangan induk ini menghasilkan empat butir telur, dan semuanya menetas. Wah, betapa senang hati Om Nuno melihat empat ekor anakan murai batu di depan mata. Waktu itu kode ring yang digunakannya adalah “NoNy”, akronim dari namanya (Nuno) dan istrinya (Eny).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Trotolan pun mulai dibeli rekan-rekannya, rata-rata seharga Rp 1,7 juta. Pasangan muda ini makin lancar berproduksi dengan jumlah telur rata-rata tiga butir. Kiprah Om Nuno sebagai peternak murai batu pun makin dikenal. Bahkan banyak calon pembeli yang harus antre (indent) untuk memperoleh trotolan murai batu produksinya.
Tahun 2013, dia mengganti kode ringnya dengan DRaBF KLT, mengacu pada inisial anak pertamanya: Daffi Raditiya Al Fath (Dra).
Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Om Nuno menambah jumlah induk jantan yang diperoleh dari tetangganya yang mukim di Batam.
“Induk-induk tersebut merupakan bekas burung lomba, asli tangkapan dari para pemikat yang ada di Sumatera. Namun saya tidak berani memastikan apakah itu murai batu medan atau tidak,” tuturnya.
Ada lagi induk jantan ekor hitam dan ekor putih yang diperolehnya dari Bang Irul (KM Jogja). Burung-burung tersebut berasal dari Bukit 30, hutan lindung yang terbentang di Provinsi Jambi dan Riau.
Usahanya pun terus berkembang. Setelah yakin terhadap masa depan penangkaran murai batunya, akhir tahun 2016, Om Nuno memutuskan keluar dari tempat kerjanya, yaitu salah satu toko emas di Delanggu, Klaten.
Kegiatan yang awalnya hanya iseng-iseng, kini telah membuahkan hasil manis. Om Nuno bahkan bisa menabung serta membuat rumah, semuanya dari hasil penangkaran murai batu.
Selain ring DRaBF KLT, Om Nuno juga menggunakan ring MBL KLT (0812 2825 3455). MBL KLT adalah nama Grup FB yang dikelolanya bersama teman-teman. Ring ganda akan dipasangkan pada trotolan murai batu yang diprediksi berjenis kelamin jantan.
Garansi 3 minggu jika trotolan mati
“Untuk semua pembeli, saya memberikan fasilitas berupa vitamin otak (khusus yang membeli trotol jantan), jaminan jenis kelamin trotolan, konsultasi masalah perawatan, serta jaminan kesehatan satu minggu setelah beli burung,” ujar tegas Nono.
Misalnya, Anda membeli trotolan murai batu ring DRaBF KLT / MBL KLT. Tapi belum ada satu minggu, trotolan tersebut sakit. Nah, Anda wajib memberi kabar mengenai kondisi kesehatan trotolan murai batu tersebut.
“Nanti trotolnya bisa dikembalikan. Saya rawat dulu sampai sembuh. Jika si pembeli mau mengobati sendiri, ya silakan saja, dengan catatan mengikuti petunjuk saya. Jika kita sudah mengobati, tapi dua hingga tiga minggu kemudian trotolan mati, maka saya akan ganti dengan trotolan baru,” janji lelaki kelahiran Purbalingga itu.
Tips menjodohkan murai batu
Om Nuno menerapkan sistem poligami dalam beternak murai batu, sehingga irit induk jantan. Hanya saja, dia tidak menerapkan sistem poligami murni. Dalam hal ini, seekor pejantan dikawinkan dengan 3-4 ekor betina dalam kandang berbeda.
Seleksi induk jantan mencakup berbagai faktor, termasuk umur. Biasanya, Om Nuno memilih burung jantan yang sudah dua kali mabung dan gacor. Untuk induk betina, sebagian besar lepas trotol tetapi dalam kondisi benar-benar siap birahi agar lebih cepat dalam proses penjodohan.
“Jika induk jantan merupakan burung hasil tangkapan hutan, maka pilihkah yang telah mapan, dalam artian tidak grabyakan, rajin bunyi, dan sudah makan voer (ngevoer) saat di kandang harian,” ungkap Om Nuno.
Penjodohan dilakukan dengan cara menjejerkan kedua induk dalam sangkar terpisah. Jika sudah ada tanda-tanda saling merayu, induk betina dilepaskan ke kandang ternak. Induk jantan dibiarkan tetap di sangkar, namun digantang di dalam kandang ternak.
Jika induk betina tidurnya sudah mendekat, atau berjejer dengan indukan jantan, keesokan harinya induk jantan sudah bisa dilepas. Namun tetap harus dikontrol sampai terlihat benar-benar berjodoh.
Jenis pakan yang diberikan kepada indukan antara lain jangkrik, ulat kandang, ulat hongkong, cacing tanah, kroto, ikan kecil. dan ulat jerman.
Bahan-bahan tersebut juga biasa digunakannya sebagai pakan lolohan bagi anakan murai batu. Tapi sebelum diberikan, semua bahan harus dilumatkan terlebih dulu.
Ukuran kandang penangkaran berbeda-beda, antara lain 1,2 m c 1,5 m x 2,5 m; 0,8 m x 1 m x 2,5 m; dan 0,75 m x 1,2 m x 2,5 m.
Harga trotolan DRaBF KLT juga bervariasi, disesuaikan dengan trah induk dan speknya. Harga trotolan jantan berada pada kisaran Rp 2,5 juta – Rp 3,5 juta / ekor, sedangkan betina Rp 1,5 juta – Rp 2 juta.
Itulah sekelumit kisah sukses Om Nuno dalam beternak murai batu. Namun, keberhasilan itu tak bisa diperoleh begitu saja. Butuh kerja keras, konsistensi, keuletan, dan kesabaran tersendiri.
“Pesan saya untuk calon peternak maupun peternak pemula, siapkan mental sejak sekarang. Sebab beternak murai batu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jangan menyerah, kenali karakter setiap burung, dan sering-seringlah bertanya kepada para breeder dan kicaumania lainnya,” tandas Om Nuno. (neolithikum)