Di tengah kesibukannya berbisnis minyak nilam dan cengkeh, Om Andi Asrul Simawarta tetap meluangkan waktunya untuk menekuni hobi burung kicauan. Sebagai pemain lomba, dia aktif ke lapangan dengan mengibarkan bendera Nilam Jaya SF. Salah satu gaco andalannya adalah kacer Andalas.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selain aktif sebagai pemain, Om Andi Asrul yang mukim di Belopa, Kabupaten Luwu, juga dipercaya menjadi ketua Ronggolawe Nusantara DPW Sulawesi Selatan. Amanah tersebut diembannya sejak dua tahun lalu.
Kacer Andalas menjadi salah satu burung kebanggaannya. Andalas tak hanya berprestasi di Sulawesi, tetapi pernah pula moncer dalam even-even nasional.
Butuh waktu cukup lama bagi Om Andi Asrul untuk memperoleh kacer Andalas. Dia mendapat kabar tentang kehebatan burung ini dari rekannya yang bernama Om Wandi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Andi lalu mengubungi pemilik kacer Andalas, yaitu Om Tri Akbar (Pekanbaru), untuk mengajukan penawaran. Namun sang pemilik tak berniat menjualnya.
Apalagi Om Tri memiliki kenangan tersendiri terhadap kacer Andalas. Sebab burung ini dibeli hampir bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya. Om Tri lantas merawatnya hingga berprestasi dalam berbagai even akbar di Sumatera.
“Tapi saya terus melobinya tanpa henti. Bahkan saya bilang, kalau burung ini mau dijual ke saya, Mas Tri mau pakai juga nggak apa-apa. Karena saya desak terus, akhirnya dia menerima pinangan saya,” ujar Om Andi.
Tahun 2016, kacer Andalas resmi menjadi miliknya. Tetaoi sebelum dibawa ke Luwu, burung sempat dimainkan dalam lomba burung di Bandung. Hasilnya, Andalas meraih juara 1, 2, dan 2, meski rekan yang mengawal mengatakan seharusnya bisa hattrick.
“Setelah datang ke Luwu, Andalas sempat tiga bulan enggak mau nampil. Mungkin kelelahan. Tetapi setelah kondisinya pulih, burung kembali ke perfoma terbaiknya,” cerita Om Andi.
Kacer Andalas termasuk langganan juara di Makassar. Bahkan pernah meraih double winner dalam even Piala Gubernur di Manado, serta double winner pula dalam Piala Wali Kota Kendari.
Andalas termasuk burung spektakular. Seperti diketahui, penilaian lomba kacer biasanya didominasi irama lagu. Nah, irama lagu Andalas begitu jelas, didukung suaranya yang kasar dan volume tembus.
Selain itu, durasinya juga rapat. Materi lagunya lengkap, antara lain lovebird, siri-siri, pelatuk, parkit, dan suara burung kecil lainnya.
Perawatan kacer Andalas milik Om Andi Asrul
1. Perawatan harian (Senin – Kamis)
- Pagi hari, pukul 06.00, burung diberikan 5 ekor jangkrik.
- Pakan harian berupa voer Top Song warna cokelat.
- Air minum bersih diganti setiap hari.
- Burung dijemur mulai pukul 06.30 hingga 09.00.
- Selanjutnya, burung dianginkan selama 10 menit (09.00 – 09.10).
- Burung mandi semprot, sangkarnya dibersihkan, setelah itu diberi lagi 7 ekor jangkrik (09.10 – 09.30)
- Usai mandi, burung kembali dianginkan selama 30 menit (09.30-10.00).
- Burung dikerodong selama satu jam (10.00-11.00). Tetapi selain waktu tersebut, sangkarnya selalu dibiarkan tanpa kerodong.
- Burung kembali dianginkan, sambil diberikan kroto bulat sebanyak 20 ekor.
- Sore hari (16.00), burung kembali diberi jangkrik 5 ekor.
- Malam hari, burung full kerodong, sambil dimaster dengan burung hidup (siri-siri, pelatuk, dan lovebird).
2. Perawatan H-2 dan H-1 (Jumat – Sabtu)
- Sebagian besar pola perawatan sama seperti harian.
- Mulai diterapkan full kerodong, baik siang maupun malam hari.
- Porsi Jangkrik ditingkatkan menjadi 15 ekor pada pagi hari, dan 15 ekor pada sore hari.
- Kroto diberikan pada pagi dan sore hari, masing-masing sebanyak 1 sendok makan.
3. Perawatan Hari-H (Minggu)
- Pagi hari, burung diberi 10 ekor jangkrik.
- Burung mandi semprot, sekitar pukul 07.00.
- Burung diangin-anginkan selama 30 menit (07.15 – 07.45)
- Sisa kroto yang ada di sangkar wajib dibersihkan.
- Hari H, burung tanpa kroto sama sekali.
Om Andi Asrul telah berjanji kepada Om Tri Akbar untuk tidak menjual kacer Andalas. “Jadi, amanah itu saya pegang sampai sekarang. Biarlah burung itu di tangan saya, sampai kapan pun. Meski suatu saat burung sudah nggak bisa dilombakan lagi, ada kepuasan tersendiri biisa merawat Andalas,” kata Om Andi. (neolithikum)