Ada yang menarik dari anakan lovebird hasil ternak Proletar Centre SF (PC SF) Purwodadi. Om Bayu, sang pemilik, menerapkan harga jual anakan berdasarkan durasi ngekek induknya. Anakan dari induk berdurasi 40-60 detik dijual seharga Rp 700.000 per ekor. Kalau induk berdurasi ngekek 25-40 detik, maka harga anakan dibanderol Rp 500.000 / ekor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ketika mau menurunkan artikel ini, omkicau.com harus melakukan konfirmasi ulang. Mengapa pakai ring PC SF, bukan PC BF (Bird Farm) sebagaimana lazimnya penangkar lainnya. “Sudah terlanjur Om,” jawab Om Bayu.
Ya, apalah arti sebuah nama. Anakan lovebird ring PC SF sudah terlanjur dikenal para lovebird mania di berbagai daerah. Pelanggannya tak hanya penggemar lovebird di Kabupaten Grobogan saja, tetapi juga di Blora, Semarang, Cikarang, Jakarta, bahkan hingga Sumatera (Lampung dan Palembang).
Om Bayu mendirikan PC SF pada akhir tahun 2013. Selain hobi, usaha ini dapat menjadi penghasilan tambahan bagi keluarganya. Sehari-hari, Om Bayu bekerja sebagai asisten apoteker di salah satu apotek di Kota Purwodadi.
Usaha ternak lovebird ini dinamakan Proletar Centre SF, berangkat dari kondisi Om Bayu yang bukan berasal dari keluarga mapan. “Proletar kan berarti orang-orang pinggiran, atau kalangan bawah. Tapi saya punya tekat untuk berkembang dan maju,” jelasnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dengan menerapkan harga jual lovebird berdasarkan durasi induknya, omzet penjualan rata-rata Rp 3 juta – Rp 4 juta per bulan. Masing-masing memiliki warna ring berbeda: ring merah untuk harga Rp 500.000, dan ring hitam untuk harga Rp 700.000.
Agar lebih fokus pada kualitas produk, Om Bayu sengaja membatasi jumlah pasangan induk lovebird, maksimal 15 pasang. “Selain untuk menjaga kualitas, saya juga ingin fokus mencetak kelatahan serta durasi lovebird bahan,” tambah Om Bayu.
Seleksi induk juga berdasarkan durasi ngekeknya
Induk-induk lovebird ini sudah dipilih berdasarkan seleksi ketat, termasuk durasinya yang bervariasi mulai dari 25 hingga 81 detik dalam sekali ketukan. Terkadang, Om Bayu juga menggunakan feeling dalam menyeleksi calon induk.
Pakan utama untuk induk lovebird dan lovebird paud sama seperti penangkaran lainnya, yakni milet. Adapun pakan tambahan / extra fooding (EF) yang rutin diberikan adalah sayuran kangkung.
Air minum wajib diganti setiap kali habis dan harus dalam kondisi bersih. Seminggu sekali, air minum dicampur dengan Vita Chick yang biasa diberikan kepada ayam.
Induk juga diberi BirdMature produk Om Kicau, untuk meningkatkan produktivitasnya. Bukan hanya itu, Om Bayu juga memberikan produk Om Kicau lainnya, TestoBirdBooster (TBB), baik untuk induk maupun lovebird paud. Tujuannya untuk meningkatkan kerajinan bunyi, sekaligus memperpanjang durasi ngekeknya.
Anakan lovebird diberi bubur lolohan hasil racikan sendiri, dicampur jagung manis )selama 12 hari). Pemasterannya berlangsung selama dua bulan, menggunakan lovebird eks juara, tapi masih ngekek panjang. Burung master lainnya yang digunakan adalah tengkek buto.
“Banyak suka dan duka yang saya alami dari usaha breeding lovebird ini. Misalnya ketika telur gagal menetas. Tetapi kami selalu optimistis, karena di balik semua kesulitan pasti ada kemudahan,” tutur Om Bayu.
Karena itu, kepada para breeder pemula, dia berpesan agar tak mudah menyerah saat menghadapi berbagai kendala. Sebab tidak ada yang tak mungkin diatasi, jika kita berani mengambil risiko keluar dari zona nyaman. (neolithikum)