Silobur belum lama ini menyelenggarakan Pemantapan dan Kualifikasi Juri Silobur Angkatan X di Prabumulih, Sumatera Selatan. Kegiatan tersebut diikuti tim juri Prabumulih yang sudah lama menerapkan teknik penjurian lomba burung berkicau berbasis Silobur.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bimbingan dan pemantapan ini berlangsung selama dua hari, dimulai sejak Senin (1/5). Hari pertama full materi yang berlangsung dalam ruangan. Hari berikutnya berupa simulasi serta praktik langsung, yang dibimbing oleh Om Yogi Prayogi.
“Bagi yang lulus akan memperoleh sertifikat kelulusan. Bagi yang belum lulus akan dibimbing ulang, dan kami serahkan kepada Om Benny sebagai manajer Silobur Area Sumbagsel dan sekitarnya,” kata Om Yogi.
Om Benny merupakan kicaumania pertama yang membawa Silobur ke Sumatra melalui Prabumulih. Setelah sukses, dia menggelar even Commando BC (2016) dan even-even lainnya. Berkat bimbingan Om Benny, Prabumulih menjadi Base Camp Silobur di Sumatera Selatan.
“Om Benny sudah memiliki lisensi instruktur untuk mengampu diklat juri Silobur di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sekitarnya. Bagi rekan-rekan juri Si wilayah Sumatera yang belum ikut diklat karena pekerjaan, bisa dibimbing langsung oleh Om Benny,” tambah Om Yogi.
Program Juri Silobur saat ini melalui tahapan proses rekrutmen berbeda dengan lainnya, dimana ntuk menjadi Juri Silobur tidak bisa langsung menjadi Juri Silobur.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Rekrutmen juri Silobur terbilang ketat
Silobur memang ingin menjadikan lomba burung berkicau sebagai ajang kompetisi yang fairplay dan sportif, melalui kriteria penilaian yang dianggap terbaik. Hal ini hanya bisa dicapai melalui rekrutmen juri yang berkualitas.
Karena itu, sistem rekrutmen juri pun terbilang ketat. Untuk bisa menjadi juri Silobur harus melalui proses sebagai berikut:
1. Sistem Magang
Dalam proses ini, Juri Trainee terlebih dahulu harus melalui proses menjadi Petugas Bendera, sambil belajar mengamati penjurian burung.
Selain itu, Juri Trainee harus bisa merekap hasil penjurian. Perekap di Silobur menjadi satu integritas dengan Tim Penjurian yang tidak boleh dipisahkan. Salah satu alasannya adalah karena dalam proses rekap terdapat banyak potensi kecurangan.
2. Sistem Diklat
Setelah melalui sistem magang, juri baru diperbolehkan mengikuti diklat dalam ruangan dan praktik langsung di lapangan. Hal inilah yang dilalui beberapa juri Silobur saat mengikuti Diklat Angkatan X di Prabumulih.
Dalam diklat ini, peserta harus mengikuti psikotest yang meliputi: ketelitian, daya tahan, kecepatan, dan sebagainya. Pada akhir sesi diklat, peserta harus mengikuti tes teori yang meliputi tes burung berkicau, pakem dasar penjurian, serta tes lovebird sistem durasi.
Selanjutnya juri harus melalui proses kualifikasi yang terbagi menjadi empat level, yakni: Juri Level 1 (J1), Juri Level 2 (J2), Juri Level 3 (J3), dan Juri Senior.
Proses rekrutmen yang ketat ini telah memberikan hasil menggembirakan. Juri Silobur dikenal punya integritas terhadap profesinya. Bahkan meski tidak bertugas di Silobur, mereka terbukti bisa menjadi juri yang baik. (OK-1)