Meski dikenal sebagai penghasil murai batu berkualitas, tak banyak kicaumania dari Nanggroe Aceh Darussalam yang berkesempatan menjajal gaconya dalam even-even nasional, khususnya di Jabodetabek. Ada beberapa kicaumania Aceh yang memberanikan diri mengikuti even nasional, di antaranya Om Anto Zaenal (Master BC Banda Aceh), pemilik murai batu 168.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Anto menurunkan murai batu 168 itu dalam even nasional Piala Presiden Jokowi di Kebun Raya Bogor, 11 Maret lalu. Hasilnya pun sangat memuaskan. Murai batu 168 tampil sebagai juara 2 Kelas Presiden yang merupakan kelas utama.
Kelas ini dijuarai murai batu Hummer andalan Om Herry TSI (TSI SF). Tetapi murai batu 168 yang saat itu memperkuat Aep SF mampu mengungguli gaco-gaco hebat lainnya seperti Anatta milik Om Aping Jambi, Mahadewa andalan Sien Ronny SF, dan Ketu milik Om Andi Owen (Alvin Team).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Murai batu 168 termasuk langganan juara di Aceh dan Sumatera Utara. Beberapa even yang pernah dimenanginya antara lain:
- Kolam Kopi Bird Community, Banda Aceh (juara 1, 1, 1)
- Piala BnR Aceh (1, 3)
- Piala Danrindam Aceh (1, 3)
- Piala Danrem Teuku Umar Meulaboh (1)
- Piala Demokrat Sumatera Utara (1)
- Piala Walikota Binjai, Sumatera Utara (2)
“Saya mendapatkan murai batu ini sekitar dua tahun lalu, ketika booming batu akik, seharga 20 juta. Saat masih di tangan pemilik sebelumnya (Om Fahrul), burung ini bernama Alteco, dan hampir selalu menjuarai lomba,” jelas Om Anto yang juga pemilik penangkaran murai batu Tozz BF.
Dia lalu mengganti nama gaco anyarnya dengan 168. Semula hanya diikutkan dalam latberan. Tetapi setelah moncer dalam beberapa even regional di Aceh serta Sumatera Utara, dia nekat menurunkan 168 dalam Piala Presiden Jokowi.
“Saya berani menurunkannya dalam even nasional, karena sudah mendapat advis dari juri-juri senior mengenai performa 168. Burung ini memiliki irama lagu yang variatif. Saat tampil di gantangan, 168 bisa membawakan lagu lovebird, burger (burung gereja), cililin, kapas tembak, kenari, rio-rio, pelatuk bahkan bisa menirukan suara tupai. Gaya mainnya juga sangat mewah dan berkelas,” ujar Om Anto.
Tips perawatan murai batu 168
Untuk perawatan murai batu 168, Om Anto mempercayakannya kepada dua jokinya. Joki pertama bertugas sejak pagi hingga siang. Adapun sore hari dirawat joki kedua.
1. Perawatan harian (Senin – Rabu)
- Setiap pagi (pukul 07.00 – 08.00), burung mandi dalam karamba.
- Habis mandi, burung dijemur selama 30 menit (08.00 – 08.30).
- Pakan utama berupa voer merek tertentu.
- Pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa jangkrik, dengan porsi 6 ekor pada pagi dan 6 ekor pada sore hari.
- Air minum wakib diganti setiap hari.
- Sesekali burung diberikan multivitamin.
- Pemasteran menggunakan burung hidup, terdiri atas lovebird, burger, cililin, kapas tembak, kenari, dan rio-rio.
- Siang hari, sangkar dalam kondisi tidak dikerodong. Malam hari sangkar full kerodong.
2. Perawatan H-3 (Kamis)
- Sebagian besar perawatan sama seperti harian.
- Porsi jangkrik dinaikkan menjadi 9 / 9.
3. Perawatan H-2 (Jumat)
- Perawatan seperti H-3.
- Burung diberi ulat hongkong sebanyak 10 ekor (pagi dan sore hari).
4. Perawatan H-1 (Sabtu)
- Perawatan seperti H-2.
- Burung diberi kroto segar sebanyak 1 sendok makan.
5. Perawatan Hari H (Minggu)
- Perawatan kembali seperti harian.
Berkat prestasinya yang mentereng, banyak pemain dari Aceh maupun luar provinsi yang berminat meminang 168. Bahkan sebelum moncer di Piala Presiden Jokowi, burung ini pernah ditawar hingga Rp 200 juta.
“Tetapi belum saya lepaskan. Kalau harganya cocok, kemungkinan saya lepas,” tandas Om Anto yang sehari-hari bekerja sebagai desainer interior. (neolithikum)