Nama Om Yogi Prayogi sudah dikenal luas di kalangan kicaumania, tidak terkecuali di kalangan para pemain. Om Yogi bersama Om Duto Sri Cahyono dan sejumlah tokoh lainnya merupakan founder KM (Kicau Mania), komunitas penggemar burung terbesar di Indonesia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Setelah sukses menjalankan tugasnya sebagai ketua umum KM, Om Yogi kemudian merintis Sistem Inovasi Lomba Burung (Silobur). Dibantu sejumlah sejawat lainnya dengan idealisme yang sama, dia ingin membenahi karut-marut sistem penjurian lomba burung berkicau di Tanah Air.
Dalam waktu relatif singkat, Silobur makin mendapat tempat di hati kalangan pemain, pegiat event organizer (EO) lomba burung, maupun pemilik gantangan. Bahkan Silobur sudah melebarkan sayap hingga ke luar Jawa, termasuk Sumatera.
Melalui pelatihan disertai evaluasi dan seleksi ketat, kini Silobur telah memiliki juri-juri berkualitas. Bahkan, kata Om Yogi, beberapa juri yang namanya terlanjur kotor di EO lain berhasil direhabilitasi setelah bergabung dengan Silobur.
“Ada beberapa juri yang namanya kotor di EO lain. Begitu bergabung dengan Silobur, elektabilitasnya naik. Ibaratnya, darahnya sudah kotor. Tapi Silobur mampu membersihkan darah kotornya menjadi bersih kembali,” tegas Om Yogi Prayogi.
Hal ini bisa terjadi karena sistem apik yang dibangun Silobur. Akibatnya, juri sejelek apapun tak mampu berkutik saat bertugas di lingkungan Silobur.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Kami sangat ketat, baik dalam sistem dan teknis penjurian, aturan integritas juri, serta evaluasi atau pengawasannya,” tambahnya.
Beberapa juri yang tidak tahan atau tidak hepi dengan aturan Silobur akhirnya memilih keluar. Tetapi hal ini justru menguntungkan Silobur, karena yang tersisa hanyalah juri-juri yang memiliki integritas tinggi terhadap organisasi Silobur.
“Kami memiliki database lengkap mengenai track record setiap juri,” kata Om Yogi. Kalau dipetakan, ada beberapa alasan mengapa juri Silobur keluar atau dikeluarkan, yakni:
- Tidak kuat atau tahan terhadap teknik dan sistem yang diterapkan Silobur. Bahkan ada yang terus terang mengaku diminta oknum pemain untuk meninggalkan Silobur.
- Juri ketahuan bermain mata dengan peserta / pemain.
- Loyalitas dan integritasnya memang rendah, sehingga tidak memenuhi syarat dipertahankan sebagai Juri Silobur.
- Aktivitas pekerjaan / tugas yang tak memungkinkan lagi menjadi juri.
Proses kualifikasi dan jenjang jabatan Juri Silobur
Berikut ini proses kualifikasi dan jenjang jabatan Juri Silobur:
1. Juri Trainee (JT)
- JT merupakan juri dengan pengalaman nol hingga 1 tahun.
- Dia harus menjalani pelatihan, dengan menjadi juri latber, agar memiliki pengalaman dasar mengenai cara menilai burung kicauan.
- Masa pelatihan ini berlangsung selama 3-6 bulan.
2. Juri Junior I (J1)
- Juri Junior merupakan juri yang sudah mempunyai pengalaman dalam latber dan latpres.
- Tapi J1 belum bisa menjadi supervisor dalam latber / latpres. Ajuannya masih harus dipandu oleh korlap / supervisor.
- Proses ini harus dijalani maksimal selama 2 tahun.
3. Juri Junior II (J2)
- J2 sudah memiliki pengalaman 1 – 2 tahun menjadi juri, dimulai dari skala latpres atau even regional.
- J2 harus sudah bisa menjadi supervisor dalam even latber dan latpres.
- Proses ini harus dijalani selama 1-3 tahun.
4. Juri Mid Senior / Madya (J3)
- J3 memiliki pengalaman 1-6 tahun menjadi juri.
- Dia sudah bertugas di even lomba, mulai dari skala latpres atau regional, atau bisa bertugas di skala nasional berdasarkan rekomendasi Juri Senior (JS).
- J3 ini wajib memiliki pengalaman menjadi supervisor dalam even latpres atau lomba skala regional maupun nasional.
- Proses ini harus dijalani selama 3-5 tahun.
5. Juri Senior (JS)
- JS memiliki pengalaman 6-10 tahun menjadi juri, sudah bertugas dalam lomba skala regional dan nasional.
- JS wajib mempunyai pengalaman sebagai supervisor dalam lomba skala regional.
- JS juga bertugas membimbing para Juri Junior, atau mampu menjadi instruktur Diklat Juri.
6. Supervisor
- Supervisor memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
- Juri senior terkadang juga harus menjadi supervisor, pengawas, dan instruktur Diklat Juri.
Banyak kisah menarik mengenai eksistensi seorang juri. Menurut Om Yogi, ada beberapa juri level 1 di Silobur yang belum mampu bertugas dalam even lomba di lingkungan Silobur, tetapi pada EO lain sudah sering bertugas.
“Ada juga yang belum mampu menjadi korlap di Silobur, tetapi di luar sudah berani menjadi korlap. Bahkan ada yang di luar dianggap terbaik, tetapi tidak berani bertugas di Silobur, khususnya dalam penjurian lovebird,” tandasnya. (OK-1)