Bulu-bulu rontok pasti terjadi ketika burung sedang mabung / molting. Tetapi jika hal ini terjadi di luar masa mabung, berarti burung sedang bermasalah. Sebelum melakukan penanganan lebih lanjut, Anda perlu mengetahui dahulu apa enam penyebab rontok bulu pada burung dan cara mengatasinya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Anda mungkin pernah bertanya-tanya, mengapa banyak bulu berserakan di dasar sangkar, padahal burung tersebut tidak sedang mabung. Kemungkinan besar, burung sering mencabuti bulu-bulunya sendiri.
Tapi hal itu hanya salah satu gejala saja, karena masih banyak penyebab rontok bulu di luar masa mabungnya. Kalau kondisi ini tidak segera ditangani. burung bisa mengalami permanen, bahkan botak permanen.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Berikut ini enam penyebab rontok bulu pada burung piaraan dan cara mengatasinya:
1. Akibat virus
PBFD / psittacine beak and feather disease adalah penyakit yang menyerang bagian paruh dan bulu burung. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Circoviridaei.
Sesuai dengan namanya, penyakit ini paling sering menyerang burung paruh bengkok / [arrot (Psittacines), mulai dari kakatua, nuri, parkit, hingga lovebird. Gejala yang biasa muncul antara lain:
- Bulu tidak tumbuh lagi setelah rontok,
- Bulu rontok sebelum waktunya,
- Bulu tumbuh tidak normal,
- Burung kerap mencabuti bulunya sendiri,
- Permukaan kulit terlihat lebih kasar dan tebal, sehingga tidak memungkinkan tumbuhnya bulu-bulu baru.
Meski begitu, virus penyebab PBFD juga dapat menyerang (fungsi) hati, otak, dan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini bersifat sangat menular, sehingga dianjurkan untuk menjauhkan burung terinfeksi dari burung yang masih sehat.
Hingga kini pun belum ada obat yang efektif mengatasi penyakit PBFD. Yang bisa dilakukan adalah memberikan obat antiviral seperti Bird First Aid yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Virus lainnya adalah Polyomavirus yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Pada burung, virus ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan bulu sayap dan ekor, sehingga mudah rontok.
Secara bersamaan pula, virus ini dapat menyerang bagian tubuh lainnya. Jika tak segera ditangani, virus yang menular melalui feces /kotoran, air minum, udara, dan lingkungan yang buruk ini dapat menyebabkan kematian.
Selain mengatur pola perawatan dengan sangat baik, pemberian Bird First Aid pada burung yang terinfeksi mampu membantu menjaga daya tahan burung, sehingga bisa mengurangi penyebaran virus tersebut.
2. Infeksi parasit
Knemidokoptes adalah parasit yang paling sering menyerang permukaan kulit burung. Beberapa jenis burung yang rentan terinfeksi parasit ini adalah kenari dan parkit.
Burung yang terinfeksi umumnya mengalami gejala klinis seperti bagian wajah atau kaki yang dipenuhi kerak / jamur (scaly-face, scaly-leg), dan bulu yang mudah rontok karena permukaan kulit menjadi kasar, kering, dan berkerak.
Jenis parasit lainnya yang menyebabkan kerusakan pada bulu adalah tungau merah, tungau bulu, kutu, dan Giardia (parasit protozoa). Gejala klinisnya hampir sama, di mana burung sering mencabuti bulunya sendiri.
Untuk pencegahan, sangat dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan sangkar dan perlengkapan yang digunakan dengan FreshAves. Produk ini juga bisa digunakan untuk memandikan burung yang terinfeksi parasit.
3. Infeksi bakteri dan jamur
Staphylococcus / Pseudomonas adalah bakteri penyebab iritasi pada kulit, sehingga bulu burung mudah rontok akibat sering dicabuti sendiri. Sedangkan Aspergilus atau Candidiasis adalah infeksi jamur yang juga menyebabkan iritasi pada burung.
4. Pola pakan dan nutrisi
Pola makan yang kurang tepat bisa menyebabkan berbagai masalah pada kulit dan bulu burung. Defisiensi vitamin A umumnya menyebabkan berbagai masalah pada bulu, sedangkan kekurangan protein mengakibatkan masa mabung menjadi terganggu.
Agar kesehatan kulit dan bulu burung selalu terjaga, berikan pakan yang teratur dan terjamin kandungan nutrisinya. Untuk melengkapi kebutuhan vitamin, Anda bisa menambahkan BirdVit dalam perawatan hariannya.
5. Akibat perilaku
Burung yang kerap memutilasi diri sendiri, seperti cabut bulu atau menarik-narik kulitnya, merupakan bentuk perilaku buruk. Perilaku ini umumnya terjadi karena kebosanan, kurangnya interaksi antara pemilik dan burung piaraan, birahi yang tidak tersalurkan / over birahi, dan sebagainya.
Untuk mengatasinya, Anda bisa memberikan mainan, atau bahkan pasangan pada burung yang bulunya sering rontok tersebut.
Alternatif lain adalah mengganti suasana, misalnya merubah posisi gantangan sangkarnya setiap hari. Kandang juga bisa dilengkapi dengan mainan agar burung tidak gampang bosan.
6. Akibat diserang pasangan
Rontok bulu bisa juga disebabkan faktor eksternal, misalnya diserang oleh pasangan maupun calon pasangannya. Hal ini biasanya terjadi saat burung dijodohkan. Apabila Anda mendapati banyak bulu berserakan di dasar sangkar dalam kandang breeding, itu berarti burung jantan dan betina harus dipisahkan untuk sementara.
Itulah enam penyebab rontok bulu pada burung piaraan dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.