Dulu para peternak burung perkutut umumnya menggunakan kandang aviary yang berukuran luas. Misalnya panjang 180 cm, lebar 120 cm, dan tinggi 270 cm. Kini, beberapa penangkar melakukan efisiensi lahan melalui penggunaan kandang minimalis. Salah satunya adalah FWN BF Surabaya milik Om Fajar Widi Nugroho.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Fajar mendirikan FWN BF pada November 2011. Awalnya, dia membeli dua pasang induk perkutut dari hasil jebol kandang milik peternak lainnya. Sayangnya, usaha ini tak membuahkan hasil. Pasangan perkutut yang sebenarnya sudah jadi justru tak mau produksi.
Tak patah arang, Om Fajar lalu menggantinya dengan materi induk yang baru. Tak tanggung-tanggung, dia membeli 12 ekor perkutut muda, dengan rasio jenis kelamin yang sama (6 : 6).
Namun gagal produksi padahal indukan tersebut ia beli dari jebol kandang. Lantas indukan yang 2 pasang tersebut ia jual diganti materi burung-burung muda sebanyak 6 kandang. Ternyata semuanya bisa berjodoh dan berproduksi.
“Setelah punya pengalaman, saya baru tahu bahwa penjodohan perkutut sebaiknya menggunakan burung muda. Sebab perkutut muda lebih mudah beradaptasi dan belum terlalu agresif. Pejantan minimal berumur lima bulan, sedangkan betina minimal enam bulan,” kata Om Fajar kepada omkicau.com.
Menurutnya, organ reproduksi perkutut jantan dan betina pada umur tersebut sudah berfungsi sempurna, sehingga siap dijodohkan, kemudian menjalani proses perkawinan.
Sejak pertama kali beternak perkutut, Om Fajar pernah menggunakan beberapa model kandang. Pernah dia mencoba kandang aviary, dan hasilnya bagus. Pernah pula menggunakan sangkar kotak kicauan (ukuran 50 cm), juga berhasil.
Kini FWN BF lebih sreg menggunakan kandang minimalis berukuran 60 cm x 60 cm, tinggi 90 cm. Kandang disusun bertingkat dan berjajar, sehingga bisa menghemat ruangan. Metode ini pun berhasil.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Intinya, ternak burung perkutut bisa dilakukan pada model kandang apapun. Yang penting, kandang terasa nyaman bagi pasangan induk, serta aman dari gangguan binatang predator seperti tikus,” jelasnya.
Pakan, obat, dan suplemen yang digunakan FWN BF
Pakan indukan perkutut terdiri atas milet putih, sedikit gabah, ketan hitam, jewawut, canary seed, biji sawi, dan voer ayam bangkok (AD1). Dalam setiap kandang disediakan tiga wadah pakan:
- Wadah I berisi campuran milet (90%) dan gabah kecil (10%).
- Wadah II berisi canary seed (40%), jewawut (40%), biji sawi (15%), dan ketan hitam (5%).
- Wadah III berisi voer AD1.
Untuk obat -obatan, Om Fajar biasanya menggunakan Combantrin (obat cacing) dan Trichoplus (mengatasi penyakit goham. Untuk mendongkrak birahi serta meningkatkan kesuburan induk perkutut, Om Fajar biasa menggunakan Bird Mature sachet produksi Om Kicau.
Perawatan anakan perkutut
Kandang minimalis yang rangkanya terbuat dari alumunium dan kayu itu juga nyaman untuk anakan burung perkutut yang baru belajar terbang. Sebab, sebagian besar anakan perkutut dirawat induknya sampai umur 3 minggu. Sebagian lainnya diasuh burung puter yang dijadikan baby sitter alias babuan.
Usai dipanen, anakan perkutut dirawat di dalam sangkar murai batu yang dimodifikasi pada bagian atapnya. Bagian atap sangkar diberi pelapis, agar burung tak kepanasan saat dijemur.
Pemakaian sangkar murai batu seperti itu memang tidak umum. Namun Om Fajar lebih suka menggunakan sangkar murai ketimbang kandang ternak yang biasa digunakan untuk lovebird.
“Sangkar murai bisa digantang, dan anakan perkutut lebih cepat bunyi. Setiap sangkar diisi beberapa ekor anakan perkutut, dan dibesarkan hingga berumur dua bulan. Setelah itu, saya pantau apakah anakan sudah bisa bunyi, serta kualitas suaranya,” kata Om Fajar.
Jika anakan perkutut bunyi, berarti sudah bisa dijual. Terkadang ada yang disimpan dulu dan ditempatkan di kandang umbaran.
Sejauh ini FWN BF tidak mengalami kendala berarti dalam pemasaran hasil ternaknya. Produk siap jual akan diunggah di blog pribadi (perkutut-sby.com), Facebook, WhatsApp, komunitas peternak burung perkutut, dan pemasangan banner promosi di lokasi kandang.
Harga anakan perkutut kualitas biasa dibanderol seharga Rp 300.000 (betina) dan Rp 500.000 (jantan). Tapi jika kualitasnya istimewa, harga bisa mencapai jutaan rupiah per ekor.
Ditanya mengenai omzetnya, Om Fajar menjawab, tidak dapat dipastikan. Semuanya tergantung produksi, permintaan pasar, dan kualitas burung. Tetapi, apabila dirata-rata, setiap bulan dapat mencapai minimal Rp 10 juta.
Beberapa penangkar juga pernah melakukan jebol kandang terhadap pasangan induk di kandang FWN BF. Sabtu (6/10) kemarin, misalnya, Om Rio (Zakka BF Pemalang) melakukan jebol kandang Grand K5A.
Tips bagi calon peternak / peternak pemula
Bagi Anda yang berminat menjadi peternak perkutut, atau baru saja memulai usaha tersebut, berikut pesan singkat dari Om Fajar:
- Sebelum beternak, fahami dulu kualitas suara burung perkutut.
- Pilih calon induk dari trah yang bagus. Lebih baik lagi jika calon induk juga menunjukkan kualitas yang baik, terutama calon induk betina. Sebab perkutut jantan lebih banyak mewarisi sifat-sifat genetik induk betina, sesuai dengan teori criss-cross inheritance.
- Pelajari juga daya turun individu. Perkutut juara belum tentu melahirkan anak juara. Tetapi sebagian besar perkutut juara merupakan keturunan juara juga. Jangan asal turunannya juara, lalu dikawinkan dengan turunan juara pula.
- Jika daya turun perkutut tidak maksimal, ganti pasangannya. Setelah itu, amati hasilnya dan ambil kesimpulan mengenai daya turun burung tersebut.
“Dalam beternak perkutut, tidak ada jaminan bahwa hasil penangkaran skala besar selalu bagus. Jadi, bagi yang ingin memulai beternak perkutut, tidak perlu berkecil hati. Sudah terbukti banyak peternak menengah ke bawah mampu menghasilkan perkutut berkualitas,” tandas Om Fajar. (neolithikum)
Penangkaran burung perkutut FWN BF
Kontak: Om Fajar Widi Nugroho (WA 087-8888-65-438)
Farm: Jalan Manukan Yoso III Blok 7C No 1, Surabaya, Jawa Timur.