Nama lengkapnya Dr Ir H Erwinsyah MSc. Sehari-hari, dia bekerja sebagai peneliti / periset pada salah satu lembaga penelitian kelapa sawit di Medan. Lelaki yang akrab disapa Om Rispa ini juga hobi burung kicauan. Bahkan dia mendirikan penangkaran murai batu Rispa Kicau Medan BF, fokus pada breeding galur murni.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Rispa juga mendirikan dan membina RKM BC yang aktif mengikuti berbagai lomba burung di Sumatera Utara dan sekitarnya. Bahkan, sejak 1 September 2018, dia dipercaya menjadi ketua umum Forum Kicau Mania Sumatera Utara (FKM-SU).
Om Rispa telah berkiprah di dunia kicauan sejak tahun 2008, diawali dari melombakan kenari. Beberapa kali pernah menjuarai kontes tingkat nasional di Sumatera Utara. Kenari Mata Gledek menjadi salah satu jagoan andalannya, karena pernah menjuarai beberapa even BnR dan even regional.
“Saya juga pernah menangkar burung kenari, namun hanya bertahan tujuh bulan, lantaran istri tidak tahan dengan bulu kenari,” tutur Om Rispa kepada omkicau.com.
Tahun 2012, Om Rispa mencoba beternak lovebird, bahkan sampai memiliki 48 pasangan induk. Dia belajar dari beberapa breeder lovebird di Medan dan Thailand. Tetapi lagi-lagi harus terhenti, karena tergoda ikut-ikutan bisnis batu akik yang ternyata hanya booming sesaat.
Om Rispa pernah meramaikan kelas pleci di Medan, tahun 2014. Ia mendatangkan 200 ekor pleci dakun dan pleci mata putih dari Garut (Jawa Barat) dan Malang (Jawa Timur). Salah satu plecinya yang moncer di lapangan yaitu Mata Jarum, kemudian ditake-over salah seorang temannya.
Pleci Mata Jarum kemudian berganti-ganti kepemilikan, termasuk berganti nama menjadi pleci Tapak Bumi. Di tangan pemilik terakhir, burung ini meraih prestasi saat mengikuti even nasional Presiden Cup IV (2016).
Setelah mencoba menangkar beberapa jenis burung, Om Rispa akhirnya memutuskan beternak murai batu. Itu dilakukannya sejak awal tahun 2017, dengan membangun tujuh petak kandang indukan. Namun materi induk sudah dikumpulkannya sejak 2014.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berbagai jenis murai batu didapatkannya dari sejumlah daerah di Sumatera, mulai dari Aceh, Deli Serdang, Tanah Karo, Tapanuli Selatan, hingga Bohorok dan Marike.
Saat ini Rispa Kicau Medan BF (RKM) memiliki 12 pasang induk murai batu. Yang menarik, Om Rispa sengaja membudidayakan murai batu dengan konsep galur murni (GM). Apa itu galur murni?
Dalam konsep galur murni, peternak berusaha memperoleh keturunan atau trah murni melalui perkawinan murai batu jantan dan betina dari daerah asal atau lubuk yang sama. Sebagian besar induk jantan diadopsi dari murai batu eks jawara, dan memiliki asal-usul yang jelas dari pemilik sebelumnya.
Selain berpartisipasi dalam pelestarian plasma nutfah asli Indonesia, berdasarkan daerah asal / lubuk yang sama, Om Rispa juga punya alasan lain mengapa dia mengembangkan konsep galur murni. “Soalnya minat para penggemar murai meningkat pesat. Mereka umumnya menyukai murai batu dari daerah tertentu,” jelas Om Rispa.
Untuk mendapatkan trah galur murni, Rispa Kicau Medan BF mengoleksi 14 ekor murai batu eks jawara dari beberapa daerah di Sumatera, yakni:
- Black Mamba | Daerah asal Bohorok, Langkat | kode PE 20-21
- Panglima Deli | Daerah asal Bohorok, Langkat | PE 23-24
- Jingkrak | Daerah asal Bohorok, Langkat | kode PE 20-21
- Destand | Daerah asal Marike, Langkat | kode PE 17-18
- Pengkhor | Daerah asal Tangse, Aceh | kode PE 18-19
- Sinto Gendeng | Daerah asal Tangse, Aceh | kode PE 19-20
- Teranguner | Daerah asal Terangun, Aceh | kode PE 17-18
- Delapan | Daerah asal Pulau Banyak, Aceh | kode PE 17-18
- Namusukaro | Daerah asal Namu Suro, Tanah Karo | kode PE 17-18
- Brilliant (Jibril) | Daerah asal Kuta Bangun, Tanah Karo | kode PE 22-23
- Ujung Deleng | Daerah asal Ujung Deleng, Tanah Karo | kode PE 19-20
- Boy Blorok (eksotis) | Daerah asal Tapanuli Selatan | kode PE 18-19
- Siais | Daerah asal Siais, Tapanuli Selatan | kode PE 21-22
- Penener | Daerah asal Penen, Deli Serdang | kode PE 21-22
Belum semua burung mendapatkan jodoh. Karena itu, Om Rispa terus mencoba mencarikan pasangan yang benar-benar berasal dari lubuk yang sama, melalui pengamatan terhadap ciri-ciri murai batu dari kawasan / daerah tertentu, didukung referensi-referensi yang ada, info dari para penghobi berpengalaman, dan warga setempat khususnya para pemikat burung.
“Saya juga sering melakukan eksplorasi langsung ke daerah-daerah atau kampung-kampung untuk mencari murai batu langsung dari pemikatnya, sehingga secara pasti bisa diketahui asal lubuknya,” kata Om Rispa.
Sejak 2017, Rispa Kicau Medan BF sudah terdaftar di Murai Batu Indonesia (MBI) sebagai Special Breeder SB-MBI 003 dengan kode registrasi MBI.MDN.30300.Reg-2017. Pada tahun itu pula, bird farm ini mendapat kunjungan kehormatan dari Prof Dr Yanto Santosa DEA (pemerhati Wild Life Conservation), yang tertarik dengan penangkaran murai batu galur murni.
Prof Yanto menyarankan kepada Om Rispa agar konsisten mengembangbiakkan trah galur murni, sehingga murai batu dari setiap lubuk dengan segala kelebihannya bisa dilestarikan dan dinikmati anak-cucu kita.
Kesabaran dan ketelitian menjadi kunci utama dalam mendapatkan murai batu yang jelas asal-usulnya. Tak heran kalau Rispa Kicau Medan BF harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan murai batu jantan atau betina dari lubuk yang sama.
Penjodohan menjadi tahap paling penting
Menurut Om Rispa, penjodohan menjadi tahap paling penting dan menentukan keberhasilan penangkaran murai batu. Agar penjodohan berjalan lancar, dia memastikan calon induk betina harus berumur lebih dari 8 bulan. Pada umur tersebut, organ reproduksi burung betina sudah berfungsi sempurna.
Selain itu, pastikan murai betina dalam kondisi birahi, dengan perilaku rajin bunyi memanggil pejantan. Jika dirawat dalam kandang ternak, kita dapat menunggu murai betina mulai mengangkut sarang untuk “buang telur” (bertelur tanpa pembuahan).
Setelah murai betina siap kawin, baru diperkenalkan dengan murai jantan. Dari sini perilaku pejantan harus benar-benar diperhatikan, apakah ia mau merespon betina karena tertarik, atau justru marah sehingga mau menyerangnya.
“Biasanya, kalau tertarik, murai jantan akan merayu betina. Jika keduanya merasa jodoh atau cocok, maka dalam 1-2 minggu pasangan ini mulai membuat sarang untuk bertelur, mengeram, dan menetaskan telur sampai memelihara piyikan,” jelas Om Rispa.
Untuk mempercepat produksi, Rispa Kicau Medan BF menerapkan perawatan trotolan dengan sistem loloh oleh perawat. Namun untuk beberapa pasangan yang relatif sulit diperoleh, maka anakan dibiarkan diloloh induknya. Hal ini juga tergantung dari kepiawaian induk dalam merawat anak-anaknya.
Mengenai kandang breeding, Om Rispa mengatakan tak ada ukuran baku. Sebab, dia pernah menggunakan bekas kandang ayam dan lovebird, dan induk murai batu mampu berproduksi.
Sebaliknya ada juga pasangan induk yang tidak mau produksi, meski kandang berukuran besar dan didesain cukup bagus. Karena itu, Om Rispa menyimpulkan, yang terpenting kandang bisa memberikan kenyamanan kepada pasangan induk murai batu.
“Kandang dengan desain bagaimanapun, yang penting udara di dalamnya relatif sama dengan udara di luar kandang. Artinya, sirkulasi udara menjadi hal penting dalam penangkaran murai batu,” jawab Om Rispa.
RKM BF gunakan produk-produk Om Kicau
Setelah ditelusuri lebih lanjut, Om Rispa ternyata pernah menjadi agen produk Om Kicau wilayah Sumatera Utara sejak tahun 2012 hingga 2016. Namun karena kesibukannya sebagai peneliti dan sering berada di luar kota, akhirnya kegiatan keagenan itu dihentikan.
Kini keagenan di Sumatera Utara ditangani Om Salman (Toko Terminal, Jl Sisingamangaraja No 7C, Km 55 Medan Amplas, HP 0821-6512-3450 / 0821-6512-1010) dan Om William (Cipta Jaya, Jl Cutnyak Dien No 91, Kelurahan Siringo-Ringo, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, HP 0852-9660-2559).
Kendati sudah tidak lagi menjadi agen, Om Rispa tetap setia menggunakan produk-produk Om Kicau, untuk mendukung penangkaran murai batunya. Produk yang selalu dipakainya antara lain BirdMature, TestoBird, dan EstroBird.
Beberapa induk betina yang memasuki masa mabung pun diterapi dengan produk-produk Om Kicau seperti BirdMolt-Pre dan BirdMolt-Post yang berfungsi untuk mempercepat peluruhan bulu lama, serta memacu pertumbuhan bulu baru.
Hasilnya, proses pergantian bulu berlangsung lancar, sehingga bisa mengurangi masa vakum terlalu lama bagi induk betina. Apalagi Rispa Kicau Medan BF memiliki keterbatasan dalam stok induk betina, sehingga proses mabung harus dipastikan berjalan lancar.
Untuk pakan indukan hampir sama seperti breeder murai batu lainnya. Dalam hal ini, pasangan induk diberi pakan utama berupa voer, serta pakan tambahan (EF) berupa jangkrik, kroto, cacing, dan ulat hongkong.
Mengingat permintaan trotolan murai batu trah galur murni terus meningkat, Rispa Kicau Medan BF cukup kewalahan, sehingga calon pembeli acapkali harus indent dulu. Apalagi beberapa murai batu hasil breeding RKM BF telah menunjukkan prestasinya di lapangan.
Permintaan tak hanya datang dari murai mania di Sumatera, tetapi juga dari luar pulau. Mahar atau biaya adopsi trotolan murai batu produksi Rispa Kicau Medan BF bervariasi, mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 6 juta / ekor, tergantung kualitas trotolan dan trah indukan. (neolithikum)
Breeding murai batu Rispa Kicau Medan BF
Kontak: Om Rispa (HP 0813-6173-1234)
Blog: rispakicaumedan.wordpress.com | FB: rispakicau.medan.3
Farm: Jalan Brigjen Katamso Gg Lampu I No 9, Medan, Sumatera Utara, 20158.