Murai batu Depati Ambon andalan Om Dodok Juliansyah (Bintang SF Ogan Ilir) pernah ditawar Rp 100 juta oleh Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Iskandar SE. Saat itu, murai batu Depati Ambon tampil ciamik dalam lomba burung berkicau Bupati OKI Cup 2 (14/10/2017).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi karena memang tak berniat menjual jagoannya, Om Dodok pun dengan santun menolak pinangan Pak Bupati. “Bukannya tak menghargai Pak Bupati, tapi saya masih sayang sama Depati Ambon. Penawaran berapapun, burung ini tidak akan saya lepas. Depati Ambon en-ef-es (not for sale),” tegasnya kepada omkicau.com.
Om Dodok membeli murai batu tersebut dari rekannya, Om Beres, dua tahun lalu. Ketika itu, burung dalam kondisi rusak. Daripada makin merugi, Om Beres menjual burung ini kepada Om Dodok seharga 6,5 juta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selanjutnya, Om Dodok mulai melakukan perawatan intensif kepada jagian anyarnya yang kemudian diberi nama murai batu Depati Ambon. Nama ini mengacu pada alamat rumah Om Dodok, Jalan Depati Ambon RT 05 / RW 03, Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Pelan-pelan, performanya makin membaik sampai akhirnya rajin dilombakan. Sejak dilombakan, murai batu Depati Ambon tak pernah “buang tiket”. Artinya, burung selalu masuk 10 besar. Bahkan trofi yang berhasil diraihnya saat ini mencapai 157 unit.
Selain kerap moncer dalam berbagai lomba burung di seputaran Ogan Ilir, Depati Ambon juga pernah juara di Palembang, Prabumulih, Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU), dan Kayu Agung.
Beberapa even bergengsi yang pernah dijuarainya antara lain Kapolres Cup Banyuasin dan juara 1-2 dalam Piala Ampera Palembang (11/11), sekaligus menjadi burung terbaik. Dalam Semarak Latber Kita, murai batu Depati Ambon sukses meraih double winner.
“Ketika digantang, Depati Ambon langsung bongkar isian dan tembakan dengan nada ciblek ngebren, cililin, mantenan, cucak jenggot, kapas tembak, kenari, prenjak, dan pelatuk,” jelas Om Dodok.
Gaya mainnya juga nagen, dengan ekor ngeplai. Kalau sedang mengikuti lomba, murai batu Depati Ambon biasanya menggunakan sangkar dengan tebok ukir motif buah-buahan.
Tips perawatan murai batu Depati Ambon
Perawatan murai batu Depati Ambon relatif sederhana. Bahkan, kata Om Dodok, tidak ada perbedaan yang signifikan antara perawatan harian dan setelan lomba:
- Burung mandi dengan cara disemprot, dan tidak memerlukan kandang umbaran.
- Penjemuran dilakukan setiap pagi, dengan durasi hanya 1 jam. Tapi sejak Jumat (H-2) sampai Hari-H (Minggu), burung tak perlu dijemur.
- Pakan utamanya kroto segar, sebanyak 2 sendok makan. Tapi kalau persediaan kroto habis, burung diberi voer Gold Coin warna hijau.
- Burung sama sekali tidak mau makan jangkrik, sehingga justru meringankan beban pemiliknya.
- Air minum wajib diganti setiap hari.
- Full kerodong hanya diterapkan mulai H-1 (Sabtu) saja. (neolithikum)
Semoga bermanfaat.