Ada yang unik dalam penangkaran murai batu Zaidan BF KPR-Riau. Dalam memaster trotolan / anakan murai batu, Om Sulis Tiyono selaku pemilik tak hanya memperdengarkan audio mp3 berisi suara burung-burung bernada kasar. Dia juga memutarkan musik-musik keroncong dan jazz untuk didengar anakan murai batu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Belum ada penelitian khusus mengenai efek musik keroncong dan jazz terhadap kualitas suara murai batu, terutama saat dewasa atau saat berada di arena. Namun dalam keyakinan Om Sulis, musik keroncong serta jazz dapat membangun harmoni dalam irama lagu burung.
Sebenarnya penangkaran murai batu Zaidan BF KPR-Riau belum genap berusia lima tahun. Om Sulis semula hanya penggemar burung rumahan. Jenis burung yang dipeliharanya pun bervariasi, mulai dari murai batu, kacer, kenari, hingga lovebird.
“Sesekali mengikuti lomba burung berkicau di seputaran Kampar, Provinsi Riau. Lalu kepikiran, mengapa tak sekalian beternak murai batu. Kalau beternak sendiri, tentu kita lebih mudah memilih burung yang nantinya bakal dilombakan,” tutur Om Sulis Tiyono kepada omkicau.com.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tahun 2014, dia mantapkan niatnya untuk menangkar murai batu. Modal awal berupa tiga pasangan induk murai batu. Pejantannya berasal dari hutan-hutan di Sumatera Utara, yakni Bahorok, Marike, dan Leusser. Betina berasal dari daerah Sangir, Sumatera Barat.
Namun di tengah perjalanan, Om Sulis harus fokus pada istrinya yang beberapa saat lagi melahirkan. Biaya persalinan harus disiapkan, sehingga dua ekor murai batu harus dijualnya.
Awal November 2014, istrinya melahirkan bayi yang kemudian diberi nama Zaidan. Usai kelahiran anaknya, Om Sulis membeli seekor induk murai batu ekor hitam.
Sebulan kemudian, Desember 2014, dia membuat kandang ternak murai batu (sederhana), dibantu bapak mertuanya. Lalu pada 10 Desember 2014, Om Sulis meresmikan penangkaran murai batunya dengan nama ring Zaidan BF KPR-Riau, sesuai dengan nama anaknya.
Berbekal referensi yang dibacanya, serta belajar dari para peternak yang sudah berhasil, usaha ini berjalan lancar. Proses penjodohan calon induk yang kerap menjadi kendala bagi para penangkar pemula pun dapat dilaluinya dengan mudah.
Calon induk jantan dan betina harus cukup umur, sehat, dan tidak memiliki cacat. Calon induk jantan harus mempunyai postur tubuh proporsional, volume tembus, dan gaya main yang agresif.
Dalam proses penjodohan, murai batu jantan dan betina dimasukkan dalam sangkar terpisah, namun dalam posisi saling menempel. Gerak-gerik burung jantan dan betina harus selalu diamati. Jika sudah terlihat akur, sering berdekatan, barulah keduanya disatukan dalam kandang ternak.
Pada 1 Januari 2015, atau tiga minggu setelah peresmian Zaidan BF KPR-Riau, induk betina bertelur. Telur-telur menetas mulai tanggal 15 Januari 2015. “Alhamdulillah, proses awal berjalan lancar,” ujarnya.
Dari situlah penangkaran murai batu Zaidan BF KPR-Riau terus berkembang. Bahkan Om Sulis sudah tak lagi menggunakan induk jantan hasil tangkapan hutan, tetapi hasil breeding sendiri yang induk awalnya berasal dari hutan.
Setiap pasangan induk ditempatkan dalam kandang ternak berukuran lebar 125 cm, panjang 300 cm, serta tinggi 180 cm. Kandang dilengkapi beberapa ventilasi untuk kelancaran sirkulasi udara.
Pakan utama indukan berupa voer merek Gold Coin. Pakan tambahan / extra fooding (EF) terdiri atas kroto, cacing, dan jangkrik. “Voer Gold Coin juga saya gunakan untuk pakan tambahan khusus trotolan umur lebih dari sebulan,” jelasnya.
Trotolan murai batu hasil breeding Zaidan BF KPR-Riau dipasarkan di sekitar Pekanbaru serta beberapa kota lain di Sumatera. Bahkan pemasarannya kini merambah kota-kota di Pulau jawa, khususnya Bogor, Jepara, dan Jogja.
Harga trotolan murai batu (umur 2 bulan) bervariasi, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta, tergantung dari kualitas induknya. Dalam sebulan, Zaidan BF KPR-Riau bisa menjual hingga lima ekor trotolan murai batu.
Berkat usahanya ini, Om Sulis pun rela melepas pekerjaannya sebagai tenaga kontrak pada Dinas PU. Kini ia fokus di penangkaran murai batu, menjadi “seniman kandang”.
Kepada calon peternak atau peternak pemula, Om Sulis memberi beberapa pesan sebagai berikut:
- Pilihlah calon induk yang prospek dan sehat.
- Pelajari karakter calon induk, baik jantan maupun betina.
- Lakukan proses penjodohan saat betina sedang birahi tinggi. Hal ini bisa mempercepat proses perkenalan dan penjodohan.
- Perhatikan kenyamanan dan kecukupan nutrisi untuk induk.
- Kandang mempunyai ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara.
- Ukuran kandang menyesuaikan lahan, tidak perlu kaku dan baku seperti teori. (neolithikum)
Breeding murai batu Zaidan BF KPR-Riau
Kontak: Om Sulis Tiyono (WA 0812-703-5505)
Alamat: Desa Bukit Kemuning, RT 11 / RW 05, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.