Om Sutrisno atau kerap disapa Om Nono mendirikan Tresno BF (Bird Farm) pada tahun 2015. Ada dua jenis burung yang ditangkarnya, yakni parkit dan lovebird. Kali ini, omkicau.com hanya ingin mengupas budidaya burung parkit yang dikembangkan Tresno BF.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum beternak parkit dan lovebird, Om Nono membudidayakan ikan hias. Namun usaha ini tidak terlalu prospektif di daerahnya, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Akhirnya, usaha budidaya ikan hias dihentikan.
Sebagai gantinya, Om Nono mencoba beternak burung parkit dan lovebird. Berkat kerja kerasnya, usaha ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Om Nono mengawali usahanya dengan membeli sepasang burung parkit. Setahun kemudian, burung sudah mulai produksi, sehingga berkembang menjadi beberapa pasang parkit.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Proses penjodohan burung parkit tak terlalu susah. Sebelumnya, pilihlah calon induk jantan dan betina yang sehat, serta berumur lebih dari 8 bulan. Jika terlalu muda, dikhawatirkan produksi tidak maksimal, dan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti egg binding.
Calon induk jantan dan betina bisa langsung dijodohkan dengan meletakkan keduanya dalam satu kandang. Jika berharap mutasi pada anakan parkit, disarankan menggunakan kandang baterry yang hanya berisi satu pasangan saja. Jika menggunakan kandang koloni, parkit akan memilih pasangannya sesuai selera, sehingga hasilnya cenderung acak .
“Perawatan burung parkit juga mudah. Pakan utama dan pakan tambahan gampang diperoleh di pasaran,” kata Om Nono kepada omkicau.com.
Om Nono meracik sendiri pakan utama untuk parkit-parkit piaraannya. Racikan terdiri atas milet putih (bisa diganti jewawut), milet merah, dan canary seed (perbandingan 4 : 2 : 2), plus tulang sotong secukupnya dan tambahan kasium agar kualitas telur bagus.
Adapun pakan tambahan / extra fooding (EF) terdiri atas jagung, kangkung, dan sayuran hijau yang mudah dijumpai di sekitar rumah (misalnya bayam). Tresno BF juga menggunakan beberapa produk multivitamin untuk induk maupun anakan burung parkit.
Posisi kandang sebaiknya berada di tempat teduh, namun masih bisa terpapar sinar matahari pagi. Hal ini bisa membuat induk dan anakan parkit memperoleh kecukupan pro-vitamin D, sehingga tampak sehat dan aktif bergerak.
Setiap pasangan burung parkit di penangkaran Trsno BF rata-rata menghasilkan 2-3 ekor anakan yang hidup sampai siap jual. Promosi penjualan melalui grup-grup FB. Ada juga yang datang ke rumah Om Nono.
“Saya belum pernah menjual parkit ke pedagang atau kios burung. Lebih enak jual langsung ke pembeli dan harganya juga lebih tinggi daripada jika dijual di kios burung,” tegasnya.
Saat ini Tresno BF memiliki 10 pasangan induk parkit. Seekor anakan dijual dengan harga mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu, tergantung hasil mutasinya. Adapun biaya perawatan rata-rata hanya Rp 200.000 – Rp 250.000 per bulan, terutama untuk membeli pakan dan sayuran.
Omzet per bulan bervariasi, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 10 juta, tergantung produktivitas indukan serta anakan parkit yang terjual.
“Alhamdulillah, hasil penangkaran burung parkit bisa menambah pemasukan untuk keluarga kecilku,” kata Om Nono yang sehari-hari bekerja di konter ponsel tetangganya, buka servis elektronik, dan membuka kios burung. (neolithikum)
Penangkaran burung parkit Tresno BF
Kontak: Om Nono (WA 0812-7005-8912)
Alamat: Jalur 7 RT 08 / RW 02, Desa Tapung Lestari, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.