Seperti dijelaskan sebelumnya, Mahasvin Farm Jogja sukses menangkar berbagai jenis unggas hias. Produk hasil ternaknya bukan hanya dijual ke penggemar biasa, tapi juga menjadi koleksi sejumlah kebun binatang dan tempat wisata di berbagai kota di Indonesia. Kali ini omkicau.com fokus pada breeding burung merak. Silakan disimak bagaimana cara beternak burung merak ala Mahasvin Farm.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ada beberapa jenis merak di penangkaran Mahasvin Farm. Mulai dari merak biru india, merak putih india, merak blorok, merak violet, merak cameo, merak spalding, hingga merak hijau jawa.
Selain memiliki kandang penangkaran di rumahnya, Om Aswin juga kerjasama dengan para mitranya yang telah dibekali pengetahuan mengenai cara beternak burung merak.
“Saya berencana membangun penangkaran merak terbesar di Indonesia, yang berlokasi di Jogja, sekaligus dijadikan sebagai wisata edukasi,” ujarnya kepada omkicau.com.
Perlu diketahui, merak hijau jawa (Pavo muticus) merupakan plasma nutfah asli Indonesia, serta ditetapkan sebagai satwa dilindungi. Untuk memilikinya, Anda harus mengantongi surat izin atau sertifikat resmi. Kalau membeli merak hijau jawa di Mahasvin Farm, Anda akan memperoleh sertifikat resmi yang disahkan BKSDA DIY, serta asal-usul atau silsilahnya, sehingga semuanya legal.
Adapun jenis merak lainnya, termasuk merak india (Pavo cristatus) bisa dipelihara secara bebas, karena tak termasuk daftar satwa yang dilindungi di Indonesia.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Beternak burung merak: Rasio induk jantan dan betina
Beternak burung merak sejatinya tidak terlalu sulit seperti yang dibayangkan orang selama ini. Dilihat dari produksi, cara makan, dan siklus kehidupannya, merak lebih dekat dengan ayam daripada burung berkicau.
Kalau Anda berniat beternak burung merak, perhatikan rasion / perbandingan induk jantan dan betina. Om Aswin menyarankan, rasio ideal adalah 1 jantan dikawinkan dengan 3-4 betina.
“Namun semua itu tergantung luas kandang. Jika kandang cukup luas, jumlah betina dapat dimaksimalkan hingga empat ekor. Namun jika kandangnya minimalis, sebaiknya cukup 1-2 ekor betina saja,” jelasnya.
Kandang penangkaran merak
Ukuran kandang penangkaran merak bervariasi, tergantung situasi dan kondisi. Kandang ternak berukuran 3 x 3 m2 dan tinggi 3 meter bisa dikategorikan minimalis. Kandang ini sebaiknya diisi seekor pejantan dan 1-2 ekor betina. Kandang berukuran 5 x 5 m2 (tinggi 3 meter) bisa diisi 1 pejantan dan 3-4 ekor betina.
Kandang diberi tangkringan, untuk digunakan merak saat beristirahat dan tidur. Alas kandang dilapisi pasir, karena merak butuh mineral untuk pencernaan dan proses pembuatan telur.
Pasir juga berfungsi untuk mengelola kotoran merak, sehingga cepat kering dan hancur. Jika kotoran basah dan tidak hancur, hal itu bisa memunculkan agen penyakit di dalam kandang, khususnya bakteri dan jamur.
Merak juga senang mandi pasir, sebagaimana kebiasaan burung branjangan. Mandi pasir bertujuan sebagai relaksasi dan menghilangkan kutu-kutu pada bulu.
“Burung merak yang terlalu banyak kutu akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga bobot badan berkurang. Daya tahan tubuhnya juga menurun, sehingga mudah terserang penyakit,” tutur Om Aswin.
Fase produksi burung merak
Burung merak memiliki fase produksi sekali per musim. Arti per musim ini berbeda dari per tahun. Musim produktif merak hanya berlangsung selama 6 bulan (sekitar Agustus – Februari). Dalam satu musim, burung merak bisa mengalami 3-4 kali periode peneluran.
Dalams setiap periode peneluran, merak betina dapat menghasilkan 3-8 butir telur, tergantung spesies dan faktor genetik.
Merak biru india bertelur sebanyak 4-8 butir, sedangkan merak hijau jawa 3-6 butir. Jarak peneluran yang satu dan telur berikutnya sekitar 2-3 hari. Adapun masa pengeraman 27-31 hari (rata-rata 28 hari). Faktor lain yang mempengaruhi jumlah telur adalah lingkungan, terutama pakan serta pola perawatan.
Merak betina hanya mau dikawini jika dia tertarik dengan tarian merak jantan. Jika tertarik dengan tarian si jantan, merak betina akan terus berada di sekitar area tarian. Jika sudah siap, betina akan “duduk” mapan. Inilah saatnya pejantan mendekap, mencumbu, dan mengawininya.
Kalau kita membiarkan pasangan induk merak berproduksi secara alami, tentu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan periode peneluran kedua.
Misalnya, merak hijau bertelur sebanyak 5 butir. Jarak peneluran 2 hari, berarti butuh waktu 10 hari. Masa pengeraman 28 hari, dan masa perawatan anak hingga lepas sapih sekitar 3 bulan. Jadi dibutuhkan waktu 4 bulan untuk mendapatkan periode peneluran kedua.
Nah, Mahasvin Farm punya tips tersendiri untuk meningkatkan jumlah telur. Setiap kali induk bertelur, Om Aswin akan mengambil telurnya dari sarang. Induk akan terus bertelur, tanpa sempat mengeram. Biasanya, perlakuan khusus seperti ini bisa membuat induk merak betina bisa bertelur hingga 15-20 butir.
“Telur-telur itu kemudian saya tetaskan menggunakan mesin penetas. Anakan yang baru menetas dipindah ke boks pembesaran yang hangat. Anakan merak dipelihara sampai umur tiga atau empat bulan,” ujarnya.
Kebutuhan pakan dan suplemen
Anakan merak diberi pakan voer ayam bangkok. Alasannya, voer ayam bangkok memiliki kadar kalsium (Ca) lebih tinggi daripada jenis voer lainnya.
Sebaliknya voer dengan kadar protein tinggi (misalnya voer pakan ayam broiler) dihindarinya. Sebab, merak akan bertubuh gemuk dan sangat berbahaya. Merak yang obesitas dapat mengalami kaki bengkok, bahkan berlanjut pada kelumpuhan.
Sebagaimana burung, merak juga membutuhkan pakan tambahan / extra fooding (EF). Om Aswin biasanya memberikan EF berupa jagung, beras merah, kacang hijau, dan kacang tanah.
Vitamin bisa diperoleh dari buah-buahan seperti pepaya dan pisang. Sayuran hijau berupa bayam, sawi, dan kangkung. Agar lebih mudah dimakan, sayuran perlu dirajang kecil-kecil.
Sebenarnya merak juga mau mengkonsumsi nasi dan sayur sisa dapur. Namun karena termasuk satwa yang berharga mahal dan bertubuh indah, sebaiknya hal ini tidak dilakukan. Kualitas pakan harus terjaga, supaya daya tahan tubuh, produktivitas, dan warna bulu merak makin pekat.
Dengan alasan yang sama, Mahasvin Farm rutin memberikan suplemen kepada merak. Setiap hari, pakan / minuman diberi Probiotik EM4. Kemudian dua minggu sekali, merak disuntik vitamin B komplek, agar daya tahan tubuh dan nafsu makannya kuat.
“Saya juga rutin memberikan jamu merek Subur Uritan yang diproduksi ahlinya di Bantul. Daya tahan tubuh merak menjadi sangat kuat, sehingga jarang terserang penyakit seperti ayam pada umumnya. Kalau merak sakit, biasanya hanya pilek, snot, dan ngorok, terutama akibat faktor cuaca,” tambahnya.
Omzet penjualan Rp 250 juta per bulan
Beternak burung merak merupakan bisnis yang menyenangkan dan menggiurkan. Disebut menyenangkan, lantaran hati merasa tenang, senang, bahagia, dan kagum melihat keindahan tubuh dan bulu-bulu merak. “Kita bisa makin mensyukuri kebesaran Tuhan,” tutur Om Aswin.
Disebut menggiurkan, karena beternak burung merak itu sangat menguntungkan. Bayangkan, sepasang anak merak biru dijual seharga Rp 10 juta. Sepasang merak biru dewasa dibanderol Rp 27 juta – Rp 30 juta. Untuk jenis merak lainnya, harga lebih mahal lagi.
Dalam satu musim, induk merak betina di kandang Mahasvin Farm bisa bertelur hingga empat kali periode peneluran. Dalam setiap periode peneluran, induk betina rata-rata bisa bertelur sebanyak 15 butir.
Mahasvin Farm memiliki lebih dari 10 pasang induk merak dari berbagai jenis. Kalau diambil harga terendah dan hasilnya dibagi 12 bulan, maka omzet minimal per bulan bisa mencapai Rp 250 juta. Wow… keren!!!
Pemasaran merak dilakukan Om Aswin melalui website dan medsos yang berbiaya murah, namun hasilnya maksimal. Namun Om Aswin juga menawarkan pengadaan hewan ke tempat-tempat wisata sebagai atraksi menarik.
Kendala dalam beternak merak
Tentu tidak ada bisnis tanpa kendala. Om Aswin pun pernah beberapa kali mengalami kendala dan kejadian tidak menyenangkan. Salah satu kendala terberat dalam beternak merak adalah polusi suara.
Suara burung merak yang sangat keras dan berisik, terlebih saat birahi, jelas sangat menganggu lingkungan sekitarnya. Sejak pagi, siang, hingga malam hari, suaranya seperti klakson bus yang membuat kita terkaget-kaget. Istirahat pun jadi terganggu.
“Apalagi jika merak berteriak-teriak pada malam hari. Kalau lokasi kandang dekat wilayah perumahan atau perkampungan warga, siap-siap saja diprotes tetangga, atau setidaknya disindir,” jelas Om Aswin yang juga anggota Paguyuban Pecinta Satwa Hias Mataram (PPSHM).
Untuk mengurangi risiko tersebut, Om Aswin aktif mengikuti kerja bakti serta menyumbang untuk kegiatan RT dan RW. Yang ideal, lokasi kandang memang harus jauh dari permukiman warga. (neolithikum)