Om Dwi Hari Usahawanto, atau akrab disapa Om Wawan Widya, semula bekerja sebagai marketing produk rokok Philip Moris. Tatkala mendirikan penangkaran perkutut bernama Widya BF Klaten tahun 1998, pekerjaan utama itu tetap ditekuninya.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om Wawan Widya bersama perkutut hasil ternaknya.

Tetapi sejak 2005, Om Wawan memutuskan resign dari pekerjaan utamanya. Dia memilih fokus mengelola Widya BF sampai akhirnya berkembang pesat hingga sekarang.

Tentu banyak aral yang mengadang usahanya. Namun berkat ketekunan dan keuletannya, berbagai kendala berhasil diatasnya. Ya, setiap usaha membutuhkan proses. Dan proses biasanya tak akan mengingkari hasil.

Om Wawan mengenal burung perkutut pada Mei 1996. Saat itu berkunjung ke rumah saudaranya di daerah Kiam, Lampung. Saat mau pulang ke Klaten, dia mendapat hadiah dari saudaranya berupa seekor perkutut lokal alam.

Sejak itulah Om Wawan mulai menyukai perkutut. Awalnya, dia belum tahu cara mengetahui perkutut yang bagus. Jadi hanya sekadar merawat saja.

Selanjutnya, Juli 1997, Om Wawan mencoba beternak perkutut. Dia membuat lima petak kandang ternak, namun baru diisi perkutut lokal dan kressing (hasil persilangan perkutut lokal dan perkutut bangkok).

Om Wawan kemudian teringat pada sahabatnya yang bekerja di Cimahi, Jawa Barat. Melalui sahabatnya ini, Om Wawan diperkenalkan dengan soerang peternak perkutut bangkok.

Dia belajar dan terus belajar mengenai teknik penangkaran perkutut bangkok, sampai akhirnya mendirikan Widya Bird Farm pada tahun 1998. Nama ini terinspirasi dari nama ayahnya, Widya Suharto. Widya (bahasa Kawi) berarti baik.

Karena mengutamakan kualitas suara, Widya BF terus berkembang. Om Wawan pun akhirnya memutuskan resign sebagai marketing produk rokok Philip Morris. Kini, Widya BF memiliki 100 pasangan induk perkutut. Setiap bulan dapat menghasilkan minimal 70 ekor anakan perkutut.

Ditanya soal omzet per bulan, Om Wawan enggan memberi jawaban pasti. Anda dapat menerkanya sendiri. Seekor anakan perkutut dijual paling murah Rp 100.000. Kalau produksi minimal 70 ekor anakan per bulan, ya silakan dihitung sendiri.

Padahal, dari 70 ekor anakan perkutut, biasanya 5% di antaranya termasuk kualitas lomba. Banderolnya tak lagi Rp 100.000, melainkan jutaan rupiah. “Jika dalam konkurs (lomba) bisa dapat poin tiga warna saja, pasti harganya melambung di kisaran lima juta,” kata Om Wawan kepada omkicau.com.

Setiap petak kandang ternak di penangkaran Widya BF mempunyai ukuran standar, yakni panjang 120 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 180 cm. Setiap kandang berisi satu pasangan induk perkutut.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Kandang ternak perkutut Widya BF Klaten.

Sebelum dijodohkan, Om Wawan harus menyeleksi calon induk secara ketat. Dia mengumpulkan data-data calon induk yang akan dipasangkan. Diusahakan perkutut jantan dan betina yang mau dipasangkan memiliki sifat unggul yang saling melengkapi.

“Pada masa-masa awal dulu, itu memang tidak mudah. Sebab saya terkendala modal. Jadi, kalau beli calon induk, ya disesuaikan dengan modal yang ada,” tambahnya.

Target awal Widya BF saat itu memang tidak muluk-muluk. Yang penting, kualitas anakan harus lebih bagus daripada kedua induknya.

Apabila sudah berjodoh, pasangan induk dimasukkan ke kandang ternak. Pakan utama berupa milet putih, ketan hitam, gabah, dan voer ayam BR 1.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Sebagian anakan yang menetas dirawat sendiri oleh induknya. Namun sebagian lagi dirawat burung puter sebagai induk babuan alias baby sister.

Perawatan anakan ini berlangsung hingga umur 1,5 bulan. Setelah itu dipanen. Perkutut muda dipilah-pilah berdasarkan kualitas suaranya. Perkutut muda dengan kualitas suara terbaik akan disendirikan, lalu diberi perlakuan khusus dan latihan, untuk disiapkan sebagai perkutut lomba.

Perawatan anakan perkutut.

Untuk perkutut kualitas lomba, latihan dilakukan minimal seminggu sekali, setiap hari Selasa. Latihan atau gathering ini diikuti rekan-rekan kungmania lainnya. Kalau prestasinya terus meningkat, perkutut dibawa ke arena konkurs hari Minggu.

Om Wawan meracik sendiri jamu spesial untuk perkutut lomba. Komposisinya terdiri atas daun katuk, daun saga, cabe puyang, madu, kencur, dan telur kepiting. Telur kepiting bisa diganti minyak ikan. Perkutut rutin dijemur setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 10.00.

Penjemuran perkutut rutin dilakukan setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 10.00.

Untuk perkutut piyik (umur di bawah 4 bulan), dua hari sekali diberi extra fooding berupa kacang hijau yang sudah direndam terlebih dulu. Caranya kacang hijau direndam air dingin selama 12 jam, sampai biji-bijinya mengembang. Air rendaman sesering mungkin diganti (4 jam sekali) untuk menjaga supaya tidak beraroma basi.

Cara tersebut terbukti ampuh. Beberapa perkutut hasil breeding Widya BF rajin berprestasi. Bahkan dalam even nasional Cilegon Cup, perkutut orbitan Widya BF meraih juara 1 kelas piyik bulu cokelat.

Sebagian trofi kemenangan perkutut hasil breeding Widya BF.

Perkutut hasil breeding Widya BF dibagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan kualitasnya, dan memiliki pangsa masing-masing. Mulai dari kelas anggungan, terasan, sampai kualitas lomba.

“Sebagian pelanggan merupakan teman-teman sendiri. Tetapi banyak juga pedagang yang datang ke rumah untuk dijual kembali,” tandas Om Wawan yang juga mengelola toko dan menjual pernak-pernik kebutuhan perkutut. (neolithikum)

Penangkaran perkutut Widya BF

Kontak: Om Wawan (WA: 0812-153-2397)

Alamat: Dukuh Gading Wetan, Desa Bono, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.