Harga lovebird yang anjlok di pasaran menimbulkan keprihatinan tersendiri. Bagaimana mau meningkatkan gairah warga untuk beternak lovebird, kalau prospeknya belakangan ini meredup. Apa penyebab anjloknya harga lovebird?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagian orang menganggap anjloknya harga lovebird sebagai keniscayaan dari hukum ekonomi, dalam hal ini terkait supply and demand (hukum penawaran dan permintaan).
Jika penawaran / stok barang yang tersedia banyak, namun permintaan sedikit, maka harga akan anjlok. Sebaliknya, jika permintaan banyak, tapi penawaran sedikit, maka harga akan melambung.
Namun yang terjadi dalam dunia kekekan nasional saat ini tidaklah demikian. Stok memang cukup banyak, namun permintaan masyarakat pun selalu meningkat. Mestinya harga tidak anjlok, minimal relatif stabil.
Karena itu, muncul analisis lain bahwa anjloknya harga lovebird disebabkan “perang harga” yang tak sehat di kalangan peternak itu sendiri. Analisis seperti ini juga diyakini Om Nofrianto, owner Delta Bird Farm yang mukim di Pekanbaru.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi harga lovebird yang akhir-akhir ini anjlok tajam,” tutur Om Nofri yang tahun ini dipercaya menjadi bendahara Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) Korwil Provinsi Riau.
Menurut dia, anjloknya harga lovebird disebabkan beberapa penangkar melakukan banting harga. Ada yang bermaksud agar lovebirdnya cepat laku, dan stok segera habis. Ada juga yang berniat menjatuhkan sesama penangkar lainnya, dengan cara banting harga dulu.
Karena itu, Om Nofri berharap kepada semua breeder lovebird yang tergabung dalam APBN di korwil mana pun, untuk tidak melakukan praktik banting harga. Apabila semuanya mau bersabar, niscaya kondisi dunia kekekan nasional bisa pulih seperti sediakala.
Namun, upaya ini tak hanya bisa dilakukan oleh para members APBN. Organisasi atau komunitas penangkar burung yang lain juga mesti kompak untuk mencegah praktik banting harga.
Perlu dibuat aturan pada masing-masing organisasi, terutama melalui penetapan standar harga minimal per jenis lovebird, dan berlaku di setiap daerah / region.
“Para penangkar harus bersatu, dan tidak boleh saling menjatuhan harga. Sebab imbasnya kita sendiri yang rugi,” tandas Om Nofri. (neolithikum)