Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pemeo ini ternyata dialami Om Abdul Aziz, pemilik peternakan perkutut AZ GBT BF Banjar, Kalimantan Selatan. Ayahnya dulu gemar memelihara perkutut. Tidak heran jika Om Aziz pun sejak kecil juga menyukai burung tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bahkan, pada tahun 1994, Om Aziz mencoba menangkar beberapa pasangan induk perkutut. Mungkin lebih tepatnya disebut iseng-iseng atau sekadar coba-coba. Sebab induk-induk perkutut itu hanya ditempatkan di dalam kandang ayam.
“Ternyata malah bisa bertelur. Telurnya pun menetas. Namun karena kesibukan kerja, ternak perkutut terbengkelai cukup lama. Baru saya lanjutkan lagi awal tahun 2004,” kata Om Aziz kepada omkicau.com.
Saat itu, dia membuat dua kandang ternak perkutut. Usahanya terus berkembang, sampai akhirnya AZ GBT BF memiliki 10 kandang. Tak hanya itu, AZ GBT BF juga sudah terdaftar resmi di Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Penangkarannya diberi nama AZ GBT BF, inisial dari sapaan akrabnya, Aziz Gambut. Sejak awal, dia tak malu-malu bertanya soal cara beternak perkutut kepada rekan-rekan penangkar yang lebih serius.
“Dalam beternak, saya tidak malu kalau sering bertanya ke teman-teman. Tidak gengsi jika dikatakan bodoh karena bertanya terus. Justru inilah kunci sukses dalam menangkar perkutut,” ujarnya.
Beternak perkutut menjadi seni tersendiri
Beternak perkutut menjadi seni tersendiri bagi Om Aziz. Apalagi AZ GBT BF memang fokus mencetak burung perkutut kualitas lomba. Karena itu, calon induk jantan dan betina harus diseleksi secara cermat.
Sebisa mungkin, setiap calon induk memiliki keunggulan yang mampu menutupi kekurangan pasangannya. Di sinilah seni beternak perkutut. Peternak harus mengenal betul karakter burung agar proses penjodohan berjalan lancar, dan hasilnya (kualitas suara) tidak jauh dari yang diprediksi sejak awal.
Calon induk jantan dan betina ditempatkan dalam sangkar terpisah, tapi posisinya saling berdempetan. Hal ini untuk memberi kesempatan kedua burung untuk saling mengenal.
Jika keduanya nampak birahi, maka sore harinya dimandikan, kemudian dimasukkan dalam kandang ternak. Kandang ternak tersebut berukuran 150 x 75 cm2, tinggi 180 cm. Teknik penjodohan yang dilakukan AZ GBT BF ini memiliki tingkat keberhasilan 75-90%.
Untuk kebutuhan pakan dan jamu, Om Aziz meracik sendiri. Pakan perkutut berupa milet putih yang sudah dicuci bersih, lalu dijemur hingga kering. Kemudian diberi parutan kunyit dan dijemur lagi. Jika sudah kering, dicampur milet merah, canary seed, dan ketan hitam.
Selain pakan utama tersebut, Om Aziz juga memberikan pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa gabah yang dicampur daun katuk, kemudian dijemur.
Jamu perkutut juga diraciknya sendiri dari aneka tanaman herbal, antara lain daun binahong, pasak bumi, daun sambiloto, kencur, ginseng, dan buah gadung.
Berkat pakan bergizi serta jamu yang diberikan rutin, induk perkutut di kandang AZ GBT BF bisa berproduksi lancar. Anakan yang menetas tetap dibiarkan dalam perawatan induknya. Om Aziz tak menggunakan puter sebagai baby sitter / induk asuh bagi anakan-anakan perkutut.
Harga seekor anakan perkutut hasil ternak AZ GBT BF Banjar bervariasi, mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Sejak awal Om Aziz memang membidik pangsa pasar kalangan menengah ke bawah.
“Apalagi niat awal saya beternak perkutut memang untuk menyalurkan hobi, ikut melestarikan burung ini, sekaligus berbagi kepada rekan-rekan sesama penggemar perkutut,” tambah Om Aziz.
Dengan harga yang relatif terjangkau, gairah kungmania untuk memelihara perkutut juga makin meningkat. Apalagi sebagian besar perkutut hasil breeding AZ GBT BF termasuk kategori prospek lomba / konkurs.
Om Aziz menyimpan pengalaman berkesan dalam penjualan perkutut. Saat itu, tahun 2013, dia kedatangan tamu dari Tasikmalaya. Atas bantuan Om Aziz, tamu tersebut mendapat job proyek tambang di Banjar.
“Selanjutnya, orang itu datang ke rumah dan langsung membeli lima ekor perkutut. Saya tidak mengajukan harga. Justru dia yang mengajukan harga, yakni 100 juta rupiah untuk lima ekor perkutut. Ya alhamdulillah,” tandas Om Aziz yang bekerja sebagai freelancer. (neolithikum)
Breeding perkutut AZ GBT BF
Kontak: Om Aziz (WA 0821-5441-7373)
Alamat: Jalan Ahmad Yani Km 14.400, Gang Aneka RT 020/ RW 007, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.