Pada postingan sebelumnya, omkicau.com lebih menampilkan profil Terminal Canary BF Semarang sebagai pencetak kenari-kenari postur. Kali ini, akan dikupas bagaimana cara mencetak kenari postur ala Terminal Canary.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Istilah kenari postur sebenarnya berasal dari kalangan penghobi burung kenari. Mereka melihat dan menilai penampilan kenari dari aspek fisik alias postur tubuhnya. Jadi, sama sekali tidak terkait dengan kemampuan ocehannya, materi isiannya, maupu keindahan warna bulu-bulunya.
Di mancanegara, khususnya di Eropa, budidaya kenari postur sudah lama ada. Bahkan kenari yorkshire yang makin popular di Indonesia, sebenarnya termasuk salah satu leluhur kenari postur.
Selain yorkshire, masih banyak varian kenari postur yang popular di mancanegara. Misalnya larquet, scoth fancy, belgiebossu, giboso, dan sebagainya. Varian-varian tersebut sudah baku dan sudah dipatenkan.
Dalam perkembangannya, khususnya di Indonesia, beberapa peternak coba melakukan perkawinan silang / persilangan (cross breeding) antara varian kenari postur yang satu dan varian lainnya. Hasilnya sama sekali belum dipatenkan, lantaran memang sulit menemukan bentuk baku sebagai sebuah varian / strain dengan karakteristik fisik yang tetap.
“Istilah kenari postur di Indonesia bukan dalam bentuk postur yang sudah dipatenkan, tetapi hanya sebagai postur dari kenari itu sendiri. Sebab penilaian postur yang bagus pun sebenarnya masih rancu. Belum ada patokan resminya, sangat bergantung pada selera konsumen. Mungkin kenari postur bisa dikelompokkan sebagai barang antik, he.. he.. he..,” kata Om Adhi, pemilik Terminal Canary BF Semarang, spesial pencetak kenari postur.
Mengenal materi indukan kenari postur
Secara umum, burung kenari (terutama jenis lokal) memiliki ukuran tubuh kecil (panjang sekitar 13-14 cm), dengan kedua tungkai kaki (shank) pendek. Beberapa kenari impor, termasuk yorkhsire, mempunyai ukuran tubuh yang jauh lebih besar, gagah, dan tinggi, dengan tungkai kaki lebih panjang.
Yorkshire sejak awal termasuk dalam kategori kenari postur, meski di Indonesia lebih sering dikelompokkan sebagai kenari penyanyi (singing canary). Kenari postur lainnya yang cukup popular di Indonesia adalah:
- Belgie bossu (bungkuk leher)
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
- Scoth fancy (badan melengkung)
- Giboso (bungkuk badan, leher dan kakinya ekstrem panjang)
- Larquet (badan kecil, ramping, dengan kaki tinggi)
Beberapa breeder kenari postur, termasuk Terminal Canary BF Semarang, melakukan persilangan terhadap beberapa varian kenari postur tersebut. Tujuannya untuk mendapatkan varian baru yang disukai penghobi di Indonesia.
“Secara umum, penggemar kenari postur di Indonesia menyukai bentuk kaki panjang, berdiri tegap, bentuk ekornya nge-V. Setiap daerah mungkin memiliki istilah yang berbeda-beda untuk bentuk seperti itu. Istilah jawanya mrau (melengkung seperti perahu ),” kelas Om Adhi.
Perkawinan antarvarian kenari itu tidak gampang, karena setiap varian punya sifat yang berbeda-beda. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Misalnya kenari scoth fancy (SF) betina, biasanya lebih susah untuk dijodohkan dan berkembangbiak. Sebab jika dibandingkan dengan kenari lokal, maka induk SF betina tidak pintar merawat anak-anaknya. Tak hanya itu, perkawinan antarvarian lebih susah karena mereka merasa bukan satu ras.
Terminal Canary terapkan sistem poligami
Untuk mencetak kenari postur, Terminal Canary BF mencoba melakukan trial and error, dengan perkawinan model poligami. Dalam hal ini, seekor pejantan dapat dikawinkan dengan 3 – 4 ekor betina dalam kandang terpisah.
Setiap kandang hanya berisi seekor betina, lengkap dengan semua perlengkapannya (wadah pakan, wadah air minum, tempat bersarang dan bahan sarang seperti serabut nanas atau kelapa). Kandang dilengkapi lampu penerangan, agar induk nantinya tak kesulitan meloloh anaknya pada malam hari.
Proses penjodohan bisa dibilang gampang-gampang susah. Sebab setiap individu kenari (jantan dan betina) memiliki karakter tersendiri. Kenari betina belum tentu cocok dan berjodoh dengan pejantan tertentu. Begitu pula sebaliknya.
Agar problem penjodohan tidak bertambah, Om Adhi harus memilih calon induk yang matang, serta dalam kondisi birahi. Pilihlah calon induk jantan yang berumur minimal 1 tahun, dan burung betina yang berumur minimal 8 bulan.
Kenari jantan harus sudah gacor dan birahi. Sedangkan kenari betina harus merespon, dengan memanggil pejantan, sambil sesekali mengepakkan sayapnya. Lebih bagus lagi kalau burung betina sudah mau jongkok saat mendengar suara kenari jantan. Itu artinya keduanya sudah siap untuk dikawinkan.
Jika kedua calon induk sudah memenuhi syarat seperti itu, maka bisa segera disatukan dalam kandang dan dipantau selama 15-30 menit pertama. Kalau keduanya saling tertarik dan langsung kawin, maka lanjutkan saja pencampuran hingga setengah hari.
“Apabila keduanya berkelahi secara wajar, biarkan saja. Itu biasa terjadi dalam pasangan baru, yang penting selalu dipantau. Namun jika terjadi perkelahian hebat, pisahkan dulu selama setengah jam. Jika masih saja berkelahi, kenari jantan harus segera dikeluarkan dari kandang,” tambah Om Adhi.
Pejantan tersebut dapat dicoba dimasukkan ke kandang betina yang lainnya, untuk dikawinkan dengan cara seperti di atas. Apabila terjadi perkelahian ringan dan pejantan mau mengalah (menghindar sambil sesekali bunyi ke arah betina), maka biarkan saja.
Biasanya, saat kenari jantan berbunyi ke arah betina, maka pertahanan betina akan runtuh. Tak lama kemudian, keduanya akan kawin. Biarkan mereka bercampur selama setengah hari, untuk memberi kesempatan saling mengenal dan melakukan perkawinan kembali.
Terapkan perkawinan dalam dua sesi
Hal lainnya yang menarik dikaji di sini adalah kebiasaan Om Adhi melakukan perkawinan kenari dalam dua sesi. Sesi pertama pada pagi hari (sekitar 07.00), dan sesi kedua pada malam hari (18.00).
Untuk sesi pertama, pejantan bisa dikawinkan dengan betina A. Untuk sesi kedua, pejantan tersebut dapat dikawinkan dengan betina B di kandang berbeda. Begitu seterusnya sampai kedua induk betina bertelur.
“Biasanya tiga atau empat hari setelah kawin, kenari betina mulai bertelur. Saat itu, kenari jantan bisa kita istirahatkan. Lalu selama sehari penuh, burung dirawat dengan cara dijemur pada pagi hari, diberi vitamin atau obat, serta tidak diperlihatkan pada kenari betina manapun,” tambah Om Adhi.
Pada hari berikutnya, pejantan tersebut dapat dikawinkan dengan betina yang lain dengan rumusan seperti contoh sehari sebelumnya. Dengan demikian, seekor pejantan aktif dalam seminggu bisa mengawini 4 ekor kenari betina. Tentu saja induk jantan harus sehat dan selalu mendapat asupan pakan bergizi.
Selain aspek pakan, kebersihan kandang juga harus selalu dijaga. Semua induk kenari di Terminal Canary BF berada di ruangan yang sama. Karena itu, sirkulasi udara juga harus berjalan lancar.
Lingkungan kandang tidak boleh pengap dan berbau, karena berpotensi mengundang agen-agen penyakit seperti jamur, bakteri, dan virus. Ruangan perlu pencahayaan yang cukup, baik dari sinar matahari maupun lampu ruangan.
Bahkan Terminal Canary menggunakan alat penghisap udara keluar ruang kandang seperti exhaust fan dan alat penyejuk udara seperti kipas angin. Ini semua penting untuk menjaga suhu ruang kandang tetap stabil, serta tidak terlalu panas, lembap, ataupun bau.
Perawatan anakan kenari postur
Piyikan kenari yang menetas tetap dibiarkan dalam perawatan induknya. Pada umur 5-6 hari, anakan kenari dipasangi ring TC Farm. Jika lebih dari umur 5–6 hari, dikhawatirkan pemasangan ring menjadi sulit, karena kaki dan jari anakan kenari sudah tumbuh membesar.
“Kalau lupa, sehingga tidak melakukan pemasangan ring hingga umur lebih dari enam hari, biasanya malah tidak saya kasih ring sekalian. Sebab sangat berisiko jari kaki piyikan bisa patah,” kata Om Adhi.
Jika sudah berumur 7-10 hari, anakan kenari dipanen dan dipindah ke kandang pembesaran. Pemanenan ini dimaksudkan agar induk tidak terlalu capek mengasuh anaknya, sehingga bisa segera bersiap kawin lagi dan berproduksi kembali.
Anakan kenari dibesarkan dalam kandang yang mirip sangkar aslinya. Setiap sangkar bisa diisi 1-2 ekor saja, sehingga peternak lebih fokus dalam meloloh anakan kenari. Selain itu, untuk menghindari piyikan berebut pakan.
Untuk menjalankan tugas-tugas breeding ini, Om Adhi dibantu beberapa anggota keluarga, terutama anak-anak yang suka memberi pakan atau meloloh piyikan kenari.
Pakan utama terdiri atas campuran canary seed, niger seed, milet putih, milet merah, dan biji sawi. Pakan-pakan tersebut dibeli kiloan, baik dari pasar maupun toko pakan burung.
“Biji-bijian tersebut dicampur jadi satu, dengan komposisi terbanyak adalah canary seed. Campuran bijian kemudian disterilkan dengan cara dijemur, dioven, atau disangrai di atas api kecil. Intinya agar bakteri atau virus di dalam pakan mati,” ujar Om Adhi.
Komposisi pakan tersebut biasa diberikan untuk induk kenari kelahiran lokal. Untuk pejantan impor, pakan utama dari pabrikan (merek Prestige). Pakan tambahan / ekstra fooding (EF) berupa telur rebus, sawi hijau, ditambah vitamin yang dicampur dalam air minum.
Bagaimana pemasaran kenari postur hasil breeding Terminal Canary, serta variasi harganya, bisa dicek lagi di sini. Yang pasti, kata Om Adhi, beternak burung membutuhkan tekat, kesabaran, dan keseriusan tingkat tinggi.
“Anda juga harus tetap fokus dalam menjalankan breeding. Sebab breeding burung itu tak segampang dan semulus yang dipikirkan sebelumnya. Kita harus bisa memahami karakter burung dan perawatannya. Harus melakukan pengawasan ketat dalam setiap tahapannya, mulai dari awal penjodohan, perkawinan, hingga perawatan anakan kenari,” tandas Om Adhi.
Meski saat ini fokus di kenari postur, tidak menutup kemungkinan Terminal Canary BF nantinya juga menyediakan jenis singing canary, seperti AF, F Series, dan dari trah YS, dengan harga relatif terjangkau. (neolithikum)
Terminal Canary Bird Farm
Kontak: R Adhi Wibowo Suryoatmojo (WA 0898-1198-012 )
Social media: Facebook: Terminal Canary | Instagram: adhi_terminal_canary
Alamat : Jalan Dinar Mas Utara 1 No 76, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.