Memiliki lovebird prestasi pada dasarnya seperti sebuah investasi. Ketika prestasi lovebird terus meningkat, maka nilai jualnya bisa melambung tinggi, bahkan melampaui keuntungan dari investasi mata uang maupun emas. Lovebird Sangkakala menjadi salah satu bukti kebenaran premis tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tentu saja, memelihara lovebird (termasuk untuk tujuan lomba) tetap harus ditempatkan pertama sebagai hobi. Setelah itu baru memikirkan nilai ekonominya. Oke, sekarang kita cermati dulu apa yang terjadi pada lovebird Sangkakala.
Om Herry Sanggra, kicaumania dari Budiman Team Kota Jambi, sebenarnya belum lama memiliki lovebird Sangkakala. Burung ini dibelinya tiga bulan lalu, tepatnya 18 Maret 2019, dari Om Firdaus.
“Awalnya, saya lihat lovebird Sangkakala di salah satu gantangan di Kota Jambi. Saat itu burung hanya sekali narik saja. namun panjang. Durasinya satu menit up. Kalau sudah nyaman, enak mainnya di lapangan. Jeda rapat, dan mengulang terus-menerus, tanpa pernah turun ke bawah,” tuturnya kepada omkicau.com.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dia lalu bertanya kepada pemiliknya Om Firdaus, apakah burung mau dijual? Ternyata Om Firdaus tak mau menjualnya. Om Herry kemudian datang ke rumahnya, dan berminat meminangnya seharga Rp 5 juta. Sang empunya bilang akan memberi kabar tiga hari lagi.
Sampai beberapa hari, Om Firdaus tak memberi kabar. Dalam pikiran Om Herry, mungkin burung memang benar-benar tak akan dijual. Dua pekan berselang, Om Firdaus memposting video Sangkakala di Facebook.
“Saya pun melihat videonya. Lalu saya kembali ke rumah Om Firdaus, dan menawar 10 juta. Namun lagi-lagi jawabannya akan dikabarin tiga hari lagi. Sambil lalu, saya bilang siap bayar 15 juta, jika burung mau dijual. Kalau enggak, ya berarti bukan rezeki saya,” tambahnya.
Akhirnya Om Firdaus luluh juga. Burung kemudian dijualnya kepada Om Herry Sanggra seharga Rp 15 juta. Asal tahu saja, burung ini dulu dibeli Om Firdaus hanya seharga Rp 600 ribu saja.
Di tangan pemilik baru, prestasi lovebird Sangkakala tak pernah surut, bahkan terus menanjak. Kini, burung tersebut menjadi langganan double winner dalam berbagai even lomba di Kota Jambi. Bahkan pernah juga meraih penghargaaan Best Bird 2019.
Tiga pekan lalu, lovebird Sangkakala moncer di Abas SF dengan meraih juara 1, 1, 2, 2, 5. Kemudian meraih juara 1 dan 2 dalam lomba burung berkicau 1st Anniversary Master Independen Indonesia.
Sepak-terjang Sangkakala menarik perhatian sejumlah lovebird mania. Beberapa di antaranya mengajukan minatnya untuk take-over, dengan penawaran tertinggi Rp 80 juta. Tapi Om Herry belum mau melepasnya.
Nah, kita berandai-andai saja. Kalau Om Herry mau melepas Sangkakala seharga Rp 80 juta, maka nilai jual burung itu meningkat Rp 65 juta.
Selama tiga bulan, biaya perawatannya diasumsikan Rp 12 juta, sehingga “keuntungan bersih” mencapai Rp 53 juta. Keuntungan bersih diberi tanda kutip, karena motivasi utama orang memelihara burung tidak lain karena hobi, meski banyak juga pengorbit burung jawara yang berorientasi pada keuntungan ekonomi.
Sekarang kita bandingkan dengan investasi mata uang, misalnya dollar AS, atau emas. Kalau Anda memiliki uang Rp 15 juta, kita bisa membeli 1.048,66 –dibulatkan menjadi 1.049– dollar AS (kurs tengah per 14 Juni 2019 tercatat Rp 14.304/ dollar AS).
Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs tengah dollar AS terhadap rupiah per 18 Maret 2019 adalah 14.242. Kemudian per 14 Juni 2019 hanya naik menjadi 14.304. Jadi, jika Anda punya 1.049 dollar AS pada 18 Maret 2019, dan menjualnya pada Jumat (14/6) lalu, keuntungannya hanya Rp 4.896.
Begitu pula jika uang Rp 15 juta dibelikan emas. Berdasarkan data per Maret 2019, uang sebanyak itu bisa digunakan untuk membeli 25,20 gram (Rp 595.500 / gram). Emas sebanyak itu, jika dijual per 14 Juni, hanya menghasilkan uang Rp 15.547.342 (harga emas saat ini Rp 616.958 / gram). Jadi, keuntungan investasi emas selama 3 bulan hanya Rp 547.342.
Risiko dalam berinvestasi tentu saja ada di semua komoditas. Pada investasi dollar AS, kita bisa mengalami kerugian jika nilai tukar rupiah menguat (padahal, justru ini yang diharapkan rakyat Indonesia). Menyimpan emas dianggap lebih baik daripada menyimpan dollar AS, karena harga emas cenderung stabil-naik.
Pada burung, risiko awal adalah ketika prestasinya mulai surut. Risiko kedua adalah ketika mengalami sakit. Dan, risiko terberatnya, adalah ketika burung mati. Ya, silakan ditimbang-timbang sendiri…
He.. he.. analisis ini sengaja dibuat untuk menyemangati para lovebird mania, juga kicaumania lainnya, agar lebih giat dalam merawat burung-burung piaraannya, terutama burung lomba.
Selain nilai ekonominya bisa melambung tinggi, kemenangan burung dalam setiap even latber, latpres, dan lomba pun menjadi sumber rezeki tersendiri bagi pemiliknya. Itu sebabnya, banyak pemain yang lebih suka membeli burung jawara. Namun tak sedikit pula pemain yang gemar mengorbitkan burung ke level jawara.
Tips perawatan lovebird Sangkakala
Agar burung tidak mudah sakit, tentu perawatan harian menjadi prioritas utama. Agar prestasinya bertahan cukup lama, tentu harus ada persiapan khusus atau settingan jelang lomba. Nah, berikut ini detail perawatan lovebird Sangkakala.
a. Perawatan harian (Senin – Sabtu):
- Burung mandi sendiri dalam cepuk (pukul 09.00 – 10.00).
- Usai mandi, burung dijemur selama 30 menit.
- Pakan utama berupa milet putih kiloan.
- Pakan tambahan / extra fooding (EF) hanya jagung manis.
- Air minum wajib diganti setiap hari.
- Sehari-hari, burung tidak pernah dikerodong (kecuali saat lomba), dan tanpa masteran.
b. Perawatan Lomba (Minggu):
- Sebagian besar pola perawatannya sama seperti harian.
- Burung mandi dulu, namun durasi penjemuran hanya 15 menit.
- Setelah itu, burung diablak.
- Jelang mau naik gantangan, tubuh burung disemprot air sedikit.
Apakah Om Herry Sanggra benar-benar tak mau melepas Sangkakala? Beberapa rekannya mengatakan, Om Herry baru mau melepasnya jika ada yang berani meminang seharga Rp 150 juta. Pengajuan harga dengan nominal selangit itu bisa ditafsirkan dalam dua prediksi.
Pertama, supaya orang-orang tidak berani lagi meminang Sangkakala. Sebab Om Herry benar-benar sayang terhadap lovebird hebatnya itu.
Kedua, jika ada yang berani take-over dengan harga tersebut, itu sebanding dengan prestasinya akhir-akhir ini. Bahkan ada kemungkinan prestasinya bisa bertahan atau meningkat dalam waktu cukup lama. Prediksi mana yang lebih benar, wallahu a’lam bish-shawab. (neolithikum)