Rimbo Bird Farm / RBF Tebo menerapkan kriteria A2S dalam proses penjodohan lovebird. A2S itu singkatan dari Agresif, Sehat, dan Sigap. Ketiganya menjadi kriteria utama bagi Om Agung Hidayatullah selaku pemilik RBF yang bermarkas di Jalan Anggrek Unit 9 RT 08A, Desa Suka Damai, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Agung saat ini menjabat sebagai kepala sekolah, sekaligus tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Anwar Rimbo Bujang. Dia mengaku mempunyai masa lalu yang “kelam”, yakni pernah menjadi pemikat burung kacer di wilayah Rimbo Bujang.
“Saat ini populasi kacer di alam liar makin sedikit. Semuanya akibat ulah pemikat. Saya ingin menebus masa lalu saya dengan beternak burung,” jelasnya kepada omkicau.com.
Maka, dia pun mendirikan RBF didirikan pada Agustus 2015. Ketika itu, fokusnya belum lovebird, melainkan kenari dan kacer. Untuk kacer, modal awalnya berupa dua pasangan induk burung kacer.
Sayangnya, usaha penangkaran kenari serta kacer ini kandas. Biaya perawatannya cukup besar, sedangkan harga di pasaran relatif rendah. Akhirnya semua indukan dijual. Uang hasil penjualannya digunakan untuk membeli lovebird. Kini RBF sudah memiliki 10 pasang induk lovebird yang produktif.
Dalam beternak lovebird, RBF menggunakan kandang battery ukuran 60 x 40 x 40 cm3. Setiap kandang diisi 1 pasangan induk. Kandang dilengkapi dengan lampu 5 Watt, agar burung tetap merasa hangat pada malam hari.
“Saya lebih suka menggunakan kandang battery, karena lebih mudah dipantau. Data induk dan anakan juga lebih akurat. Kelemahannya, waktu dan biaya yang dibutuhkan lebih banyak, karena harus memberi pakan per kandang; tidak sekaligus,” jelasnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tempat bersarang atau gelodok terbuat dari kayu keras dan tahan lama (biasa dijual di toko burung. Bahan sarang berupa pelepah kelapa yang masih agak muda.
Pelepah kelapa dibersihkan kulit luarnya yang mengkilat, kemudian dipotong dengan rukuran sekitar 10 cm. Biarkan lovebird menggigiti pelepah tersebut sebagai bahan sarang.
Om Agung memilih pelepah kelapa ketimbang serutan kayu, sebab jauh lebih tahan lama dan lebih nyaman bagi burung. Apabila menggunakan serutan kayu, material tersebut cepat menjadi serpihan halus sehingga harus bongkar gelodok setiap panen. Dengan pelepah kelapa, gelodok cukup dibersihkan 6 bulan sekali.
Tips penjodohan lovebird
Seperti tertulis pada judul artikel ini, RBF Tebo menerapkan kriteria A2S dalam proses penjodohan lovebird. A2S singkatan dari Agresif, Sehat, dan Sigap. Berikut uraiannya:
- Agresif
- Induk yang agresif akan melindungi anak dan gelodoknya dari aneka gangguan, termasuk manusia, sehingga anakan merasa lebih aman.
- Induk yang agresif dan protektif ini akan menghasilkan anakan yang bagus. Produksinya pun biasanya tidak mengecewakan.
- Sehat
- Burung harus dalam kondisi sehat dan tidak memiliki cacat fisik.
- Postur tubuhnya menarik, gagah, besar, dan padat, serta memiliki suara yang panjang dan lantang.
- Sigap
- Pilihlah induk yang mampu merawat anaknya dengan baik, dan sanggup memberi makan semua anaknya, termasuk saat menghasilkan banyak anakan.
- Anakan lovebird ini nantinya akan mewarisi sifat induknya yang pintar merawat. Karena itu, burung yang ditangkar harus memiliki silsilah yang jelas.
Setelah terseleksi berdasarkan kriteria A2S tersebut, calon induk jantan dan betina segera dijodohkan. Pada proses ini, Om Agung akan memasukkan beberapa lovebird jantan dan betina dalam satu kandang besar. Tujuannya agar lovebird bisa memilih pasangan masing-masing.
Kalau sudah berjodoh, pasangan baru tersebut dipindah ke kandang battery. Namun pastikan dulu, apakah pasangan tersebut memang berbeda jenis kelaminnya. Sebab, sering terjadi lovebird jantan bisa kelihatan mesra dengan sesama burung jantan. Begitu pula lovebird betina, bisa tampak mesra bersama betina yang lainnya.
Setelah dimasukkan ke kandang battery, pasangan lovebird diberi extra fooding (EF) berupa kangkung serta jagung. Kangkung bisa mendongkrak birahi supaya cepat kawin.
Pakan harian tetap menggunakan milet kiloan (2 kg), yang dicampur dengan pakan kemasan untuk kenari (1 bungkus) dan pakan kemasan khusus lovebird (1 bungkus). Pasangan induk juga diberi suplemen breeding, agar produktivitas meningkat.
RBF Tebo juga menerapkan sistem 2-1 dalam pemberian pakan utama dan pakan tambahan (EF). Dalam hal ini, dua hari pasangan induk diberi milet dan kangkung, kemudian satu hari diberi milet dan jagung.
Pemasaran lovebird produksi RBF Tebo
Anakan lovebird yang baru menetas dibiarkan dalam perawatan induknya. Apabila sudah berumur 7 hari, anakan disapih dan diloloh Om Agung dengan alat bantu bekas botol cuka (bukan spet / spuit).
Sejauh ini RBF Tebo tak mengalami kesulitan dalam pemasaran lovebird hasil ternaknya, karena bisa lewat media online dan media sosial. Harga anakan lovebird dibanderol mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta / ekor, tergantung warna dan kualitas burung. Dalam sebulan, RBF Tebo bisa menjual sekitar 10 ekor anakan lovebird.
Selain lovebird, RBF Tebo juga mulai mengembangkan ternak murai batu dan sudah memiliki lima kandang. Tentu aktivitas utama Om Agung sebagai kepala sekolah dan tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Anwar Rimbo Bujang tetap dijalankan dengan baik. (neolithikum)
Breeding lovebird Rimbo Bird Farm / RBF Tebo
Kontak: Om Agung Hidayatullah (WA 0822-2159-4584)
Alamat: Jalan Anggrek Unit 9 RT 08A, Desa Suka Damai, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.