Terlepas dari pro-kontra yang bakal dituai oleh tulisan ini, saya akan memaparkan ringkasan “skripsi” hasil “penelitian” saya dengan judul “Pengaruh Pengumbaran pada Penampilan Burung”.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Latar belakang:
Pro-kontra terhadap perlunya umbaran (pengumbaran) bagi burung lomba terus berlangsung.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Persoalan:
Benarkah pengumbaran diperlukan agar burung mendapat predikat juara di perlombaan?
Hipotesis:
Pengumbaran tidak berpengaruh terhadap penampilan burung dalam perlombaan.
Kerangka teori:
- Men sana in corpore sano (salah nulisnya ya?)
- Pakan yang baik menyebabkan kondisi fisik yang baik.
- Burung bersuara dengan pita suara,
- Burung dalam kontes suara lebih banyak mengeluarkan tenaga pada otot-otot kerongkongan.
- Sekali naik ring dalam lomba burung, waktu maksimal hanya 30 menit
- Bla-bla-bla-bla….
- Bla-bla-bla-bla….
- Bla-bla-bla-bla….
Populasi: Cucak ijo (CI), murai batu (MB) dan anis merah (AM) yang ikut dalam kelas “Suara Merdeka” dalam Lomba Burung Berkicau Suara Merdeka Cup, Salatiga, 18 Mei 2008
Kerangka konsep:
Variabel Pengaruh (Pengumbaran) | Variabel Antara | Variabel terpengaruh (Nilai dalam lomba) |
Diumbar/tidak diumbar | 1. Frekuensi tanding 2. Usia 3. Pemilik 4. Fairness Lomba 5. Dll… bla-bla-bla | 1. Volume 2. Variasi 3. Gaya |
“Hasil penelitian”:
- Sebanyak 9 dari 10 CI jawara “Kelas Suara Merdeka” tidak pernah dimasukkan kandang umbar (pengumbaran).
- CI yang sering diumbar (satu ekor itu) mendapat peringkat VI.
- Sebanyak 7 dari 10 MB jawara “kelas Suara Merdeka” tidak pernah dimasukkan kandang umbar (pengumbaran).
- 3 Ekor MB yang sering diumbar dan masuk 10 besar itu masing-masing mendapat peringkat 6, 8, dan 10.
- 3 Ekor MB jawara itu mempunyai kekuatan pada suara yang variatif.
- 3 Ekor MB jawara itu relatif masih sering ngetem (istirahat bunyi dan bergaya)
- Sebanyak 8 dari 10 AM yang masuk 10 besar “kelas Suara Merdeka” tidak pernah dimasukkan kandang umbaran (pengumbaran).
- AM jawara (2 ekor) yang sering diumbar mendapat peringkat 3 dan 7)
- AM jawara tersebut mempunyai kekuatan pada gaya volume suara (keras).
- AM jawara tersebut tidak fight sejak awal hingga akhir. Yang satu terlambat start, yang satu finish sebelum waktunya (ngroncal/ oncling, bahasa Jawa).
- 3 CI, 4 MB dan 4 AM yang menurut pemiliknya sering diumbar (pengumbaran) sama sekali tidak masuk 10 besar dengan alasan berbeda-beda dan pada umumnya malah terlalu banyak gerak mau nglabrak lawan ke sana-ke mari (untuk MB) atau turun dari tangkringan (untuk AM).
Analisis hasil penelitian:
Belum sempat….
Kesimpulan:
Ya… juga belum sempat…
Catatan:
Terus terang saya belum sempat menganalisis secara detil “hasil penelitian” itu. Mangga, siapa saja boleh menyimpulkan, tetapi tentunya untuk menyimpulkan perlu data pendukung seperti beberapa ”variabel antara” yang saya tulis dalam kerangka konsep. Celakanya……. “variabel antara” itu tidak bisa saya peroleh, hehehehe….. maklum berada di arena hanya setengah hari sampai jam 13-an. Ke sana pun karena ketua panitianya yang dari Suara Merdeka adalah teman kental lama.
Paling tidak, apa yang saya tulis ini biar menjadi acuan teman2 yang barangkali suatu ketika pengin iseng2 melakukan peneitian kecil2an berkaitan dengan per-kicaumania-an.
Hehehe, sumangga.
(Artikel ini juga saya kirim ke www.kicaumania.org)