Cara memaster burung memakai kaset/CD yang efektif

Cara memaster burung yang paling efektif memang memakai suara isian asli entah itu burung jenis lain, belalang, jangkrik dll. Namun, memaster dengan kaset/cd akan memberikan hasil yang lebih bagus jika kita memasternya dengan benar. Memaster burung pakai suara kaset/cd jelas lebih praktis. Hanya saja, selama ini banyak di antara kita yang memasternya secara salah sehingga burung yang kita master malah drop (takut suara master); atau suara pelan nyaris kayak ngriwik; atau membuat stres orang yang mendengar suara masteran dari tape recorder secara terus-menerus dll.

Untuk itu perlu dilakukan cara-cara sbb:
Jika Anda punya kaset masteran, maka putarlah kaset masteran (suara burung/jangkrik/belalang atau apapun) itu sekitar 20 hitungan (l.k. 20 detik) setelah itu pencet panel rec./recording selama 15 menit (artinya, suara selama 15 menit berikutnya dihapus/dikosongkan), setelah itu lepas panel rec./recording, dan biarkan berbunyi lagi selama 20 hitungan, dan setelah itu pencet lagi panel rec./recording selama 15 menit, begitu seterusnya sampai 1 side kaset habis. Kaset dibalik, dan lakukan hal yang sama untuk side itu.

Dengan memiliki kaset masteran seperti itu, maka jika kita putar pakai tape recorder, suaranya tidak akan terdengar terus-menerus, tetapi hanya bunyi sekitar 20 detik dan setelah itu diam untuk waktu 15 menit, bunyi lagi 15 detik, diam 20 menit, begitu seterusnya. Kalau Anda memutarnya menggunakan tape recorder yang diset nonstop seharian, maka dengan memutar seharian pun burung tidak akan stres. Begitu pula orang yang berada di rumah tidak merasa terganggu. Dan menurut pengalaman, justru suara masteran semacam itu lebih efektif.

Kalaupun diputar keras-keras (mutlak perlu agar burung yang diisi juga bisa “teriak” ketika mengeluarkan suara sang master dan tidak hanya ngriwik), maka tidak akan mengganggu orang sekeliling yang mana itulah kendala utama kita ketika harus memaster burung dengan kaset di rumah.

Untuk CD pun, pakailah suara CD yang sudah diformat demikian (15 detik bunyi, 15 menit diam).

TULISAN TERKAIT:

Om Kicau: Man on the street

View Comments (21)

  • sore Om. burung kacer saya coba sama master dengan posisi memakai kerodong tapi kenapa setiap kali kaset diputar, kacersaya malah nggak habis habis menyahutinya, Gimanan nih om ? bantuin dong agar fokus Trims Om

  • om mo tanya klo setel pakai cd master biasa berupa compact disk apa bisa di recording seperti di kaset biasa..apa ada programnya?

    • Om buto
      Bisa, cuma perlu peralatan komputer atau dioleh pakay adob audition atau peralatan lainnya. Itu sangat teknis Om, saya nggak paham. Kalau dulu saya cuma tinggal saya serahkan teman2 di studio radio.

  • wah om duto lengkap bener referensinya, seabreg-abreg. Salut buat om Duto. Klo gitu salah satu kunci terpentingnnya adalah kecocokan antara karakter burung dengan masteran yang diberikan, ya mungkin hal itu lah yang selama ini saya dan rekan-rekan lainnya kurang pahami dan sadari, sehingga pemasterannya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapankan. Ilmunya saya serap nih om.
    Terima kasih om Duto.

  • om aswin ikuti petunjuk om duto..ajah cara pemasterane poenya saya isa masuk semua..kok tapi itu kadang ga dikeluarin secara maksimal..pokoke om duto mak nyuss...
    maaf om lancang lage neeh...hehehee...

  • kok pertnyaane ga dijawab sekalian om..cd smart mastering apa seprti om duto poenya.. mau beli CD smart mastering kok mahal mending download tempat om duto ajah terus bakar murah meriah lhawong bkan buat latberan kok yg penting dirumah isa bunyi it's okay sekali lagi makasih om duto..

  • Salam om Duto, seberapa efektif pemasteran burung mengunakan kaset / CD menurut om ? Sudah 1 tahun lebih sy melakukan pemasteran dengan teknik ini, tapi sampai saat ini bisa dikatakan belum berhasil (mungkin sy nya aja yg nggak bisa ya om, hihihihi ...).
    Dari beberapa literatur yang saya pernah baca, hewan memiliki indra pendengaran yang dapat menerima rentang frekuensi bunyi berbeda dengan yang dapat didengar oleh manusia. Begitu pun dengan alat perekam suara dan pemutarnya, hanya rentang frekuensi tertentu saja yang dapat direkam dan dihasilkan oleh alat pemutarnya. Intinya ada frekuensi bunyi yang hilang ketika suara itu direkam dan diputar. Beberapa rekan mengungkapkan hal itu lah yang menyebabkan pemasteran dengan menggunakan kaset dan cd dinilai tidak efektif, tapi ada juga rekan lainnya mengaku pernah berhasil dengan teknik ini.
    Bila demikian saya menyimpulkan keberhasilan teknik pemasteran dengan kaset / cd atau media digital lainnya sangat dipengaruhi oleh :
    1. Kwalitas rekaman.
    2. Perangkat pemutar rekaman. 3. Cara memutarnya.
    Nah klo menurut om Duto gimana ?

    • Om aswin
      Ya saya sependapat. Saya punya referensi berjudul "Music, The Science of Bird Song" karya Peter Marler dan Hans Slabbekoorn.

      Isi dari buku itu adalah:
      1. Science and birdsong: the good old days
      2. Vocal fighting and flirting: the functions of birdsong
      3. Learning to sing
      4. The diversity and plasticity of birdsong
      5. Bird calls: a cornucopia for communication
      6. Singing in the wild: the ecology of birdsong
      7. Audition: can birds hear eveything they sing?
      8. Brains and birdsong
      9. How birds sing and why it matters
      10. Birdsong and evolution
      11. Performance limits on birdsong
      12. Birdsong and conservation
      13. Grey parrots: learning and using speech
      14. Singing, socializing, and the music effect

      Karena saya mbelenger membacanya, lagian pusing dengan bahasa Inggrisnya yang ngilmiah, makanya saya hanya mencupliki baca pada penjelasan bab2 tertentu saja.
      Ada banyak teori ada banyak cara penerapannya. Masalahnya, secara sederhana saja, pemasteran burung sangat dipengaruhi oleh kecerdasan dan karakter suara burung untuk menirukan suara2 tertentu yang dia dengar.
      Sebagai contoh, MB dengan karakter suara ngebas, maka hanya sekali dua kali mendengar suara perkutut atau ayam, maka keesokan harinya bisa manggung dan juga berkotek.
      Sebaliknya, MB yang berkarakter suara tinggi, maka meski kumpul dengan ayam atau perkutut, tetap saja yang keluar dari kerongkongannya suara jangkrik dsb.
      Juga ada burung yang demikian bebal, atau mungkin juga belum ketemu masteran yang cocok degan karakter suaranya, maka meski dimaster berkali2 dalam jangka waktu yang lama tidak juga pernah menyuarakan suara2 masterannya.
      Saya pernah punya jalak suren yang hanya mendengar suara ting-ting penjual bakso paling sepekan sekali dan itu hanya sebentar saja di sore hari. Tetapi dia fasih sekali menyuarakan ting-ting-ting mangkuk gelas yang diketuk2.
      Dari teori sebreg yang sempat pernah saya baca dan mengerti, maka hanya fakta2 dalam tulisan saya itulah yang bisa saya sampaikan agar mudah dimengerti, dipahami dan dipraktekkan.
      Terima kasih Om atas sharingnya..

  • Okay oM duTo masterane bgus bgt,pa cd smart mastering ky om duTo pny ni,makash bgt KC sy uda bs menrkan celillin brkat suara mastr dr oM duTo dpRbnyak y oM,hehe

  • om duto, kalo mb ngriwiknya suaranya bervariasi apakakah pd saat ngeplong suara tersebut jg keluar,tx.

    Jawab:
    Belum tentu. Tergantung kondisi fisik dan mental burung. Dalam kondisi fit, isian-isian biasanya keluar..

1 2
whatsapp