Salam Mas Duto.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Maaf saya nanya lagi mas. Dari banyak literatur dan tanya jawab seputaran jenis MB dan nama2 yang diberikan orang atau penjual mengenai MB yang telah saya baca cukup membuat saya bingung juga. ada yg mengatakan MB lampung atau lahat atau medan dgn ciri2 masing2, ada lagi kombinasi ekor 4-2( 4 pasang putih, 2 pasang hitam ) dsb. langsung saja saya mau tanya Mas:
Saya punya MB. MB-1 ciri2: Badan besar, panjang ekor hitamnya kisaran 20-24 cm, jumlah ekor hitamnya ada 3 helai. MB-2 ciri2: Badan lebih kecil dr MB-1, panjang ekor hitamnya kisaran 20-24cm, jumlah ekor hitamnya 4 helai.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
1. Dari ciri2 fisik yang saya sebutkan tadi, itu jenis murai batu apa atau apa nama pasar yang biasa diberikan orang untuk kedua MB tadi?
2. Kalau hanya melihat fisiknya saja, dr ciri2 yang saya sebutkan tadi, Mas Duto sebagai pakar perburungan lebih memilih yang mana dan dikarenakan alasan apa? ( misalnya masuk kriteria lomba atau banyak diminati orang atau apa? )
3. MB saya ada yang sama sekali tidak mau makan kroto ( makan hanya voor & serangga saja )dan saya sudah coba kasih kroto tp sama sekali tidak disentuh. tetapi semunya normal ( mabung ya sukses dan ya menurut saya fitlah ), Apakah dgn tidak makan kroto akan mempengaruhi performa MB tersebut?
Maaf ya mas kalau pertanyaan saya cukup banyak yang ga bermutu. hehehe
Mohon bantuannya mas Duto.
Terima kasih
Hery
Jawab:
Waduh, masalah prediksi antara performa fisik dan performa tarung di lapangan memang “lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya sih”. Maksud saya, masing-masing orang punya pandangan sendiri-sendiri berdasar pengalaman. Hal itu masih saya sebut sebagai pengalaman karena memang belum ada yang terkodifikasikan sebagai ilmu yang harus memenuhi kaidah-kaidah keilmuan.
Berdasar pengamatan saya selama ini, belum ada ciri fisik MB tertentu yang berkaitan langsung secara signifikan dengan performa tempur. Hanya saja secara umum, MB kalimantan (Borneo) dikenal sebagai burung yang penuh gaya dan variasi lagunya bisa banyak. Cuma, dia memiliki “kekurangan” (dalam konteks persepsi dan lomba burung saat ini) pada tampilan bodinya yang memblendungkan bulu dada dan perut ketika bertanding (mbalon; berpenampilan seperti balon). Meskipun dia punya gaya tarung menaik-turunkan tubuh secara cepat sembari nembak-nembak, dia tidak memperlihatkan “keindahan” (versi penggemar MB dari daerah lain) secara umum karena ekornya relatif pendek.
Sebaliknya, MB sumatera, memang rata-rata berekor relatif lebih panjang ketimbang MB kalimantan (meski ada juga MB lahat ekor pendek yang panjang ekornya lebih pendek ketimbang MB kalimantan). Jenis2 MB dari Sumatera sendiri punya kekhasan masing-masing. Ada MB dari kawasan tertentu di Aceh dikenal sebagai bertipe suara ngerol (dengan ciri kepala pipih dan paruh kecil dan tipis) sementara di daerah tertentu lainnya cenderung punya tipe suara nembak-nembak keras.
Dengan ciri masing-masing itu, MB akan menampilkan performa (di lomba) secara maksimal jika perawatan dan pemasterannya sesuai dengan karakter tiap MB tersebut. MB dengan paruh tebal-panjang misalnya, akan lebih pas kalau dimaster dengan cililin atau ciblek; sementara yang tipe ngerol dan bersap, lebih pas dimaster dengan cucak jenggot dan/atau kenari.
Sementara soal ekor, belum ada patokan baku. Masing-masing orang punya pendapat berdasar pengalaman sendiri-sendiri. Untuk saya, saya katakan hingga saat ini belum ada hubungan yang jelas antara jumlah helai bulu ekor atau panjang-pendek ekor dengan performa di arena lomba.
Meskipun demikian, ada juga yang mengatakan “ada hubungannya”. Sebagai contoh adalah pendapat seorang penangkar MB yang dulu terkenal di Jakarta, Abun (almarhum), sebagaimana di tulis di blog kawan saya yakni Om CJ (muraibatucj.blogspot.com). Menurut dia, untuk MB medan yang terbaik adalah MB yang memiliki ekor LURUS dan RAPAT!
Apa yang dimaksud lurus dan rapat? Om CJ di blognya itu menuliskan bahwa berdasar tipe ekor, ekor beberapa MB dapat digolongkan menjadi:
1. UKuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung SEMAKIN BESAR
2. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung SEDANG
3. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung KECIL
4. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung BESAR
Disebutkannya bahwa MB Lampung biasanya mempunyai type ekor SEDANG-BESAR-BESAR. Kemampuan ini mengakibatkan MB Lampung dapat leluasa menggerakkan ekornya saat berkicau. Makanya banyak juga MB Lampung yang prestasi.
Sebaliknya MB Medan tidak dapat menggerakkan ekornya kala berkicau sebab ekornya yang panjang dan tebal, (SEDANG-BESAR-SEMAKIN BESAR).
Ekor MB, katanya, menentukan daya tempur saat berlaga. Saat berkicau MB akan menggerak-gerakan ekor ke atas dan ke bawah. Ekor yg terlalu besar dan panjang membuatnya cepat lelah kala berkicau. Untuk menyiasati itu, terutama MB Medan, disarankan memilih yang bertipe sedang di dipangkal, besar di ujung, dan besar di tengah (SEDANG-BESAR-BESAR). Hindari ekor yang bercabang dan memiliki tipe SEDANG-BESAR-SEMAKIN BESAR.
Nah berdasar uraian tersebut, Anda bisa mencermati MB Anda sendiri; termasuk tipe yang mana.
Hanya saja karena Anda meminta pendapat saya, maka saya tegaskan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara jumlah serta panjang pendeknya ekor MB dengan penampilan di lomba.
Hanya saja pada suatu waktu ada teman saya, Mas Samino, pernah memotong ekor MBnya yang panjang dengan harapan bisa kerja lebih nge-fight. Kenyataannya, MB tersebut memang bisa tarung lebih ngedan. Untuk kasus ini, nanti akan saya tuliskan di kesempatan lain.
Terlepas dari pengalaman Mas Samino, Anda tidak perlu merisaukan bentuk dan jumlah ekor MB Anda. Selama dia dirawat dan dimaster dengan baik, maka dia akan menjadi MB yang baik.
Salam,
Duto Solo
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
alamat om duto dmn ya?
tq
mo tanya, klo murai medan dan lampung super persedaannya dari mana, soalnya klo medan ekor pendek hampir sama dengan lampung super yang ekor panjang, tkx
jangan salah om di jogja murai nias dah lumayan dapat nama lho,klo murai kalimantan sampai sekarang masih sering di anak tirikan..kemaren di latber “singosaren” nias selalu masuk koncer B/C padal musuhnya ekornya aduhai panjangnya..
Hidup murai Nias,
Salam dito jogja..
Om saya baru dapat MB Nias, kaki dah sisik tebel banget. Mau nanya, berapa kisaran panjang ekor MB Nias tersebut? Pas lomba di Demak Ijo, ada MB Nias yang lumayan favorite om, berarti MB Nias udah bukan anak tiri lagi ya?
Menurut OM Duto kalau tarung yang biasanya menang apakah MN Lampung atau Nias? Thx Om
Ya kalau sudah di Jogja ya di sesama penghobi atau juga di pedagang. Kalau mau langsung ya di peternak alam di Bali sana Om. Cuma mereka yang beli di Bali juga biasanya sudah ambil di pengepul. Yang penting, meski pedagang di Jogja, asal ada jaminan jantan, ambil saja di sana nggak apa-apa.
Salam Mas Duto,
Saya masih ragu dengan murai kalimantan, berdasarkan pengalaman mas Duto, apa ada murai kalimantan yg berprestasi diarena lomba karena saya melihat ada kecenderungan para penghoby murai untuk menghindari murai kalimantan dengan alasan variasi kicauannya kurang dan badannya menggelembung saat tarung….mohon penjelasanya om terutama ciri fisik yg bisa memastikan bahwa murai tsb adalah murai kalimantan…ada artikel yg menyebutkan bahwa murai kalimantan mempunyai garis putih di kepala….ada juga yg bilang mura kalimantan ekornya pendek dan badannya aga kecil….mana yg benar dari pernyataan2 diatas…mohon pencerahannnya ya om…..salam….
Itu namanya yang saya sebut “anak tiri” di dunia lomba. Selain MB kalimantan, juga MB nias/pesisir Sumatra (ekor hitam semua, tidak ada putihnya).
Kalau soal menggelembung memang iya, itu ciri MB kalimantan. Tetapi kalau soal semangat tempur, wah jagoan tuh MB kalimantan.
Untuk MB kalimantan sendiri secara garis besar memang ada dua, satu kepala hitam (yang umum kita temui) dan kepala bergaris putih (biasa disebut MB haji). Yang kepala hitam, ada yang ekor pendek dan ada yang ekornya panjang (meski tidak sepanjang ekor MB Aceh/Medan dan sekitarnya). Cuma keduanya sama-sama menggelembungkan bulu perut (sampai dada bawah) jika ditarungkan.
Begitu Om.
saya sangat tertarik dgn brng MB,akhirnya saya beli anakanya..uda 4 kali sy beli tetepi
gak ada yang hidup,,gmn caranya melihara burung tersebut?kalau mulai dr anakan.