Judul tulisan memang saya buat demikian, karena dua hal. Pertama, aglaonema yang dulu pernah menjadi tanaman hias unggulan kini seakan terbuang. Kedua, tulisan ini saya “temukan lagi” dalam file yang pernah saya download dari internet. Ketika akan saya delete dari arsip, saya merasa sayang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Alih-alih saya buang, tulisan tentang budidaya dan perawatan aglaonema ini malah saya turunkan di sini, dengan harapan bermanfaat untuk para pecinta aglaonema yang juga masih banyak jumlahnya.
Tulisan ini merupakan dokumen BBPP Lembang dengan judul aseli: STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA AGLAONEMA
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Silakan disimak.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan tanaman hias kini telah menjadi trend masyarakat modern yang tinggal di perkotaan. Tanaman hias tidak hanya digunakan sebagai dekorasi ruangan dan lingkungan sekitar, melainkan juga dimanfaatkan sebagai simbol untuk menyatakan perasaan suka maupun duka. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, permintaan akan tanaman hias meningkat pesat yang berdampak terhadap peningkatan kegiatan produksi di sentra produksi. Kegiatan produksi tersebut perlu terus didorong agar memberi kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Aglaonema termasuk kelompok komoditas tanaman hias berdaun indah. Saat ini Aglaonema menjadi salah satu tanaman yang populer. Setelah pengenalan hibrida-hibrida baru hasil persilangan secara komersial. Hibrida tersebut memiliki daun dengan corak warna yang beragam. Tidak mengherankan bila tanaman ini dihargai jutaan rupiah per tanaman yang sebagian telah dikoleksi oleh para pencinta tanaman hias. Hibrida baru akan terus muncul seiring dengan meningkatnya intensitas kegiatan pemuliaan di dalam negeri. Para hobies memburu jenis baru aglaonema sampai ke Thailand. Di negara Gajah Putih tersebut, puluhan penangkar berhasil mengembangkan berbagai varietas aglaonema terbaru.
1.2 Maksud
Maksud penyusunan SPO Budidaya Aglaonema adalah untuk memberikan pedoman secara umum dalam melaksanakan budidaya aglaonema secara baik dan benar. Penerapan SPO berbasis Good Agriculture Practises diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mutu produk baik, keuntungan optimum, ramah lingkungan dan usaha produksi yang berkelanjutan.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan SPO ini yaitu :
- Meningkatkan produksi dan produktivitas agalaonema
- Meningkatkan mutu hasil
- Mempertahankan kelestarian lingkungan sistem produksi yang berkelanjutan
- Meningkatkan penghasilan para petani
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup SPO aglaonema meliputi:
a. Penyiapan sarana dan prasarana
b. Tempat tumbuh
c. Syarat tumbuh
d. Proses produksi
e. Pasca produksi
f. Pencatatan
1.5 Pengertian
a. Varietas adalah kelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan daun, bunga, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
b. Bibit /benih tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakan tanaman.
c. Pengolahan lahan adalan pengolahan tanah dengan cara mencangkul agar tanah menjadi gembur
d. Rumah lindung adalah suatu bangunan yang digunakan untuk mendapatkan kondisi mikroklimat yang optimal, melindungi tanaman dari serangan organisasi pengganggu tumbuhan (OPT) dan intensitas sinar matahari dan curah hujan.
e. Pemupukan yaitu pemberian pupuk sesuai anjuran untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas tanaman.
f. menjadi Pengairan yaitu pemberian air sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dapat membantu proses metabolisme, fotosintesis, dan lain-lain.
g. Penyiangan adalah suatu kegiatan untuk membersihkan gulma yang menggangu tanaman
h. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yaitu zat yang dapat digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman (mempercepat atau memperlambat tumbuhnya tanaman).
i. Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan adalah pengendalian semua organisme yang dapat merusak atau mengangu tanaman.
j. Budidaya adalah suatu upaya pengembangan tanaman bermanfaat dengan menggunakan teknologi sesuai anjuran.
k. Pot yaitu wadah/tempat menanam tanaman.
l. Pencatatan adalah penulian setiap kegiatan/aktivitas produksi yang dilakukan dan harus disimpan minimum 2 tahun.
m. Tempat tumbuh adalah tempat yangsesuai untuk pertumbuhan tanaman
n. Syarat tumbuh yaitu persyaratan tumbuh optimal yang dibutuhkan tanaman
o. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman dari gangguan OPT.
II. Penyiapan Sarana dan Prasarana
2.1 Penyiapan lokasi untuk budidaya tanaman
Tujuan :
Menyediakan lokasi dengan lingkungan fisik yang sesuai untuk budidaya
tanaman
Validasi/sumber informasi :
Literatur dan hasil penelitian
Langkah-langkah :
Pilih lokasi budidaya dengan persyaratan tumbuh sebagai berikut :
- Pilih tempat yang datar
- Lokasi berada di dataran rendah (0-300 mdpl) , atau dataran medium (300-600 mdpl)
- Suhu sekitar 23-270 C pada siang hari dan 18-240 c pada malam hari.
- Kelembaban optimal sekitar 50%
- Cahaya yang baik yaitu 1000-25000 fc.
Verifikasi :
95% mengikuti abjuran sesuai persyaratan yang ditentukan.
2.2 Penyiapan rumah lindung
Tujuan :
- Untuk mendapatkan kondisi mikroklimat yang optimal
- Untuk melindungi dari seranga organisme penggangu tumbuhan, terutama sinar matahari dan curah hujan yang tinggi.
Validasi/sumber informasi :
Literatur dan hasil penelitian
Langkah-langkah :
- Siapkan bahan kerangka rumah lindung Beberapa pilihan bahan kerangka rumah lindung :
– Kayu
– Bambu
– Besi
– Alumunium
– Beton
Ketinggian rumah lindung 3-3,5 m dari permukaan tanah
- Siapkan atap/bahan penutup rumah lindung. Bahan atap tergantung fungsi rumah lindung yang akan dibuat dan ketersediaan dana. Beberapa pilihan atap rumah lindung :
– Kaca
– Plastik Uv
– Plastik gelombang PVC
– Plastik lembaran PVC
– Polycarbonate
– Paranet
– Para-para bambu
- Siapkan perlengkapan lain di dalam rumah lindung, beberapa pilihan bahan kerangka rumah lindung.
– Rak-rak tanaman dengan ketinggian ± 100 cm dan lebar ± 80 cm.
– Sumber air dan keran untuk memudahkan penyiraman
– Lampu penunjang untuk bekerja atau menerima tamu / pembeli pada malam hari – Kipas angin untuk menjaga sirkulasi udara terutama pada rumah lindung yang tertutup rapat.
Verifikasi :
95% mengikuti anjuran sesuai persyaratan yang ditentukan
2.3 Penyiapan media tumbuh
Tujuan :
Menyiapakan media tumbuh sebagai sumber hara, tempat tumbuh akar dan tempat menyimpan air .
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian.
Ada dua macam tempat penanaman aglaonema yaitu di tanah dan di dalam pot.
a. Di Tanah
- Lakukan pengolahan tanah dilokasi yang telah dipilih
- Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul agar tanah menjadi gembur, dengan kedalaman 20 cm.
- Tambahkan humus dan pasir halus secukupnya agar subur dan bersifat porous, dengan perbandingan 1:1.
- Humus dan pasir diaduk merata sampai homogen.
- Pemberian pupuk kandang diawal penanaman dengan dosis 20-30 ton/ha.
- Dilakukan penanaman benih yang telah disiapkan dengan jarak tanam 50-100cm (disesuaikan dengan sosok tanam).
b. Di dalam pot.
- Siapkan pot untuk penanaman aglaonema.
- Masukkan potongan stereoform atau pecahan arang kayu ke dasar pot sampat 1/3 bagian.
- Masukkan media tanam sampai setengah kedalaman pot.
- Masukkan tanaman tepat ditengah-tengah pot dan timbun dengan media tanam sampai mendekati mulut pot.
- Lakukan penyiraman secukupnya.
- Tempatkan ditempat yang teduh.
Verifikasi :
90% penggunaan media sesuai persyaratan yang ditetapkan berarti masuk kategori standar.
2.4 Pemilihan Pot Aglaonema
Tujuan :
Menyediakan wadah/tempat media hidup, aglaonema lebih dominan sebagai tanaman hias indor.
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian.
Pot yang dapat digunakan sebagai wadah penanaman antara lain :
a. Pot tanah liat
Cukup baik, karena dindingnya dapat menyerap dan membuang kelebihan air di dalam pot.Kelemahan pot adalah sifat materinya yang mudah pecah dan mudah ditumbuhi lumut. Ukuran dan model pot sesuai selera dan kemampuan hobies.
b. Pot plastik
Pot plastik paling banyak digunakan dalam penanaman aglaonema.
Kekurangan pot plastik yaitu sifatnya yang tidak menyerap air. Kekurangan ini datap diatasi dengan membuat lubang pembuangan air di dasar pot yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dan menjadi tempat sirkulasi udara.
c. Pot keramik
Pot keramik sangat bagus dan penampilannya elegan sehingga meningkatkan harga jual aglaonema. Kelebihan pot ini terletak pada keindahan gambar atau ukirannya. Tanaman dapat ditanam langsung dalam pot, atau ditanam pada pot plastik dan dimasukkan kedalam pot keramik.
Verifikasi :
a. Pemilihan jenis pot yang memenuhi 90% persyaratan drainase dan aerasi yang baik berarti masuk kategori standar.
b. Pemilihan ukuran yang memenuhi 90% persyaratan tumbuh tanaman berarti masuk kategori standar.
III. Perbanyakan Aglaonema
Tujuan :
Memperbanyak tanaman agar berkembang biak. Perbanyakan dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif.
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian.
Aglaonema dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu :
- Aglaonema spesies alam (asli dari alam )
- Aglaonema hibrida (hasil campur tangan manusia)
Perbanyakan aglaonema secara generatif adalah melalui biji. Perbanyakan aglaonema secara vegetatif adalah melalui stek, pemisahan anakan, cangkok dan kultur jaringan.
3.1 Perbanyakan dari Biji
Langkah-langkah :
- Buah hasil persilangan dikupas dan bijinya diangin-angin selama 2-4 jam.
- Biji disemai pada media berupa sekam bakar, cocopeat dan pasir dengan perbandingan 2:2:1 yang steril dibenamkan pada kedalaman 2 cm.
- Media tanam dijaga tetap lembab dan dikontrol secara rutin.
- Untuk mempertahankan kelembaban, media tanam dapat diselubungi plastik transparan.
- Tanaman kecil tumbuh setelah 4-6 bulan. Jika sudad mempunyai 3-5 daun tanaman muda dipindah kedalam pot tunggal, dengan usuran pot yang seimbang dengan besarnya tanaman.
- Penyiraman disarankan menggunakan sprayer lembut dengan frekuensi penyiraman yang baik ialah 2 atau 3 hari sekali.
3.2 Perbanyakan Melalui Stek
Langkah-langkah :
- Batang aglaonema dipotong (2-3 mata tunas) dengan menggunakan pisau yang tajam dan steril.
- Permukaan potongan halus (dimaksudkan agar luka dapat menutup dengan cepat dan kalus cepat terbentuk )
- Bagian bawah batang yang dipotong dicelupkan ke dalam zat perangsang akar dan fungisida sesuai dengan dosis sesuai abjuran (agar tidak terinfeksi jamur dan akar cepat tumbuh)
- Tunggu beberapa saat agar larutan ZPT yang menempel pada pangkal batang cepat mengering
- Stek ditanam pada media steril yang sudad disiapkan sebelumnya.
- Media berupa Seram bakar, cocopeat dan pasir dengan perbandingan
2:2:1
- Stek batang tanpa akar dan tanpa daun dapat ditanam dengan posisi vertikal atau horizontal.
3.3 Pemisahan Rumpun/Anakan
Langkah-langkah:
- Anakan yang dapat dipisahkan minimal mempunyai tiga daun.
- Keluarkan tanaman beserta medianya dari pot.
- Media dikurangi sedikit (dimaksudkan agar batang yang menghubungkan induk dan anakan terlihat)
- Potong batang yang menghubungkan tanaman induk dan anakan dengan pisau tajam.
- Tanam-tanaman induk dan anakan dalam pot tersendiri, ukuran pot disesuaikan dengan besarnya tanaman.
- Sebaiknya gunakan media baru dengan pH 5,5-6.
3.4 Cangkok
Cara perbanyakan ini jarang digunakan, namun dapat dilakukan terutama untuk jenis aglaonema yang pertumbuhan apikalnya dominan, penampilan terlalu tua dan kurang bagus.
Langkah-langkah :
- Menoreh batang tanaman (ruas ketiga dari atas) dengan pisau tajam dengan kedalaman 1/3 diameter batang.
- Torehan dibuat serong melewati satu ruas batang.
- Getah yang keluar dibersihkan hingga kering dan dibungkus dengan menggunakan moss yang telah direndam air selama sekitar satu jam
- Moss dibalut dengan plastik bening dan diikat dengan tali rafia di kedua ujungnya
- Untuk mempercepat akar keluar, air rendaman diberi zat perangsang tumbuh(seperti atonik atau root up), zat perangsang tumbuh dioleskan pada luka torehan.
- Setelah akar keluar kurang lebih 2 minggu, cangkok dipotong persis di bawah ikatan.
- Sebelum ditanam, plastik pembalut cangkok harus dilepas dan moss tetap dibiarkan karena akan lapuk terurai.
IV. Penanaman
Tujuan :
Untuk mendapatkan tanaman sesuai mutu yang ditetapkan
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian
Langkah-langkah :
1. Persiapkan media tanam (kombinasi Seram bakar, pasir, cocopeat atau serutan kayu, dapat dikombinasikan untuk memperoleh media yang baik)
Contoh kombinasi media :
- Sekam bakar dicampur coco peat ditambah pupuk lambat larut dengan dosis sesuai anjuran
- Bagian bawah pot diberi styroform agar air mudah mengalir.
- Sekam bakar :coco peat : pasir dengan perbandingan 40:40:20 dan ditabur pupuk lambat larut
- Sekam bakar : coco peat : pasir dengan perbandingan 40:20:40 dan ditambah pupuk lambat larut.
2. Media tidak terlalu basah dan drainase yang baik.
3. Pot yang telah disiapkan diisi styreoform sekitar 1/3 pot
4. Media dimasukkan ingát setengah pot
5. Tanaman yang akan ditanam dikeluarkan dari pot lama dengan hati-hati (agar akar tidak rusak)
6. Masukkan tanaman ke dalam pot
7. Tambahkan media hingga penuh
8. Siram dan taruh di tempat yang teduh.
Verifikasi :
95% mengikuti anjuran sesuai persyaratan yang ditentukan.
V. Pemeliharaan Tanaman
5.1 Pemupukan
Tujuan :
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian.
Langkah-langkah :
1. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk NPK dengan perbandingan 1:1:1 atau 3:1:2 2. Pupuk NPK diberikan melalui media tanam 3. Selain melalui akar ada juga yang dapat diberikan melalui daun yang disebut pupuk daun.
4. Frekuensi penyiraman pupuk daun dapat dilakukan seminggu sekali, setiap bulan, atau 2 sampai 4 bulan sekali.
5. Jika sudah menggunakan pupuk lambat larut, pupuk daun diberikan setiap minggu dengan dosis rendah :
- Contoh pupuk lambat larut , yaitu : dekaform, dekaster, jutapan atau jutasil.
- Contoh pupuk yang dapat digunakan yaitu ; growmore, gandasil D, Hyponex dan Vitabloom dengan dosis 10-30 gram dalam 10 liter air, waktu pemberian 8-10 hari sekali.
Verifikasi :
95% mengikuti anjuran sesuai persyaratan yang ditentukan.
5.2 Pengairan
Tujuan :
Untuk mengangkut senyawa-senyawa dalam tubuh tanaman dan mengatur suhu agar tidak naik terlalu tinggi pada saat hari panas.
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian
Langkah-langkah :
- Penyiraman yang baik yaitu dengan frekuensi dua atau tiga hari sekali tergantung kondisi dan situasi (aglaonema kurang menyukai media yang terlalu basah atau banyak air)
- Jika lingkungan sangat Bering dilakukan penyemprotan air secara halus hinggá lembab.
- Penyiraman dilakukan secara merata dari Ujung daun sampai media tanam
- Pada saat musim hujan atau bila menggunakan plastik UV, penyiraman dilakukan bila kelembaban media telah berkurang.
Verifikasi :
95% mengikuti anjuran sesuai persyaratan yang ditentukan.
5.3 Perlindungan OPT
Tujuan :
Untuk meningkatkan kualitas dan cuantiítas tanaman.
Validasi/Sumber Informasi :
Literatur dan hasil penelitian.
Langkah-langkah :
1. Tanaman selalu dilindungi dari gangguan OPT agar keragaan tanaman tetap prima.
2. Menjaga kelembaban lingkungan jangan terlalu tinggi dan juga tanaman jangan stres.
3. Jangan menempatkan tanaman terlalu rapat agar sirkulasi udara lancar.
4. Identifikasi jenis-jenis OPT yang ada di lingkungan pertanaman
5. Lakukan pengendalian OPT dengan alternatif
- Secara mekanik yaitu melalui penggunaan alat atau kemampuan fisik manusia.
- Perbaikan teknik budidaya, yaitu melalui teknik budidaya yang baik dan benar.
- Menggunakan pestisida, yaitu melalui penggunaan zat/senyawa kimia sintetis.
5.3.1 Penyakit
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus.
Penyakit paling serius menyerang aglaonema ialah:
1. Bacterial stem rot, yang disebabkan oleh bakteri Erwinia.
a. Gejala serangan :
- Daun/tangkai rusak dan berlendir yang berwarna coklat keabuabuan.
- Daun/tangkai tersebut isa hancur dan terputus.
- Daun dan tangkai yang hancur akan mengeluarkan bau yang kurang sedap.
- Bau tersebut disebabkan oleh rusaknya jaringan tanaman secara cepat.
b. Pengendalian :
- Daun yang sakit dipangkas dan dibuang atau dapat disemprot dengan Vinegar Solution dengan dosis sesuai anjuran.
- Penyakit ini muncul pada saat kondisi media tanam terlalu basah atau drainase jelek.
2. Busuk akar, yang disebabkan oleh jamur Pythium.
Pengendalian :
- Tanaman diangkat dan akar yang rusak dibuang.
- Akar dicuci sampai bersih
- Tanam kembali dalam pot yang bersih dengan menggunakan media tanam baru
- Dapat juga tanaman disemprot dengan fungisida, yaitu Aliettex.
3. Fusarium stem rot, yang disebabkan oleh jamur Fusarium.
Gejala serangan:
- Tempat yang terserang ditandai dengan pinggiran berwarna ungu kemerahan.
- Pada tahap awal, fusarium kadang berbentuk lingkaran kecil berwarna merah cerah di bawah batang (base of cutting) atau bagian lain yang diserang.
Pengendalian :
- Keluarkan tanaman dari pot, dan tanaman yang sakit dibuang.
- Tanaman ditanam kembali dengan media tanam yang baru.
Pencegahan :
Secara umum, upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
- Usahakan drainase berjalan dengan baik, jangan terlalu banyak menyiram.
- Hindari letak tanaman yang terlalu rapat.
- Penempatan tanaman jangan terlalu teduh. Jika digunakan double net, usahakan berselang-seling antara double net dan single net.
- Usahakan sirkulasi udara berlangsung dengan baik.
- Hindari kerusakan-kerusakan fisik pada tanaman, misalnya putusnya tangkai atau daun (karena tempat yang terpotong dapat menjadi tempat masuknya bakteri atau jamur).
- Keluarkan tanaman yang terinfeksi dan segera lakukan pencegahan.
Jika menyentuh bagian yang busuk, tangan harus dicuci sebelum memegang tanaman yang lain.
- Sterilkan pisau atau gunting yang digunakan untuk memotong.
- Jangan menggunakan pot yang terlalu besar jika akarnya masih sdikit.
- Hindari tanaman kekurangan dan kelebihan pupuk atau zat hara.
- Pilih tanaman yang sehat saat membeli. Salah satu ciri tanaman yang sehat ialah akarnya tumbuh lebat, daunnya berwarna hijau terang/tua.
- Bila memungkinkan gunakan plastik UV sebagai naungan agar memudahkan kontrol air pada saat hujan.
- Gunakan sedikit kapur saat musim hujan untuk menjaga tingkat keasaman tanah.
4. Keriput Daun
- Disebabkan oleh virus
- Keriput daun atau daun mengeriting sering menyerang aglaonema Donna Carment.
Pencegahan :
- Membuat tanaman sehat dan kuat sehingga tidak mudah terserang virus.
- Lakukan pemupukan secara benar agar tanaman tumbuh optimal dan sehat.
- Lakukan penyiraman dengan tidak berlebihan dan tidak mengalami kekeringan.
Pengendalian :
- Aglaonema yang sakit dikarantina dan ditempatkan tdi tempat sendiri.
- Dimusnahkan dengan cara dibakar agar virus tidak menyebar ke tanaman sehat.
5.3.2 Hama
Beberapa hama yang menggangu tanaman aglaonema adalah :
a. Mealybugse
- Hama ini berukuran kecil, berwarna putih seperti kapas, sering disebut kutu kapas.
- Hama ini menyukai tempat di antara daun dan batang di bawah daun, serta di akar dan munculnya bintik-bintik putih.
- Hama ini menghisap cairan daun
- Pada daun tampak tanda-tanda tusukan Pengendalian :
- Dengan menyemprotkan air bertekanan sedang.
- Disiram air yang telah dicampur insektisida sistemik antara lain malathion dengan dosis anjuran.
- Tanaman terdeteksi dengan banyaknya lubang-lubang di tengah atau di samping daun bekas gigitan ulat.
b. Ulat (Caterpillar)
Pengendalian :
- Pada tingkat serangan ringan, cukup dengan mengambil ulat (menggunakan jepitan/pinset) lalu memusnahkannya.
- Pada serangan serius, disemprot dengan insektisida (dosis sesuai anjuran )
- Kutu menyerang akar denganmngehisap cairan sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.
- Jika pada akar terdapat bintik-bintik halus, maka tanaman sudah terserang kutu akar.
- Pertumbuhan tanaman terganggu tetapi tidak terlihat hama di daun atau di tangkai daun.
c. Kutu akar
Pengendalian :
- Menggunakan insektisida Malathion atau Endosulfan dengan dosis sesuai anjuran.
- Jenis keong yang berpotensi menyerang aglaonema adalah keong ponok dan keong susu dara.
- Jenis keong ini memakan daun-daun muda aglaonema di malam hari
- Pada siang hari keong bersembunyi di tempat-tempat terlindung (bawah pot).
d. Keong
Pencegahan :
- Secara rutin membersihkan tempat-tempat yang biasa jadi tempat persembunyian keong.
Pengendalian :
- Secara manual, diambil satu persatu dan memusnahkannya.
- Dengan menggunakan dedak dicampur Metapar WP sesuai dosis anjuran,
5.3.3 Gangguan Fisiologis
- Gangguan yang bukan disebabkan oleh penyakit ataupun hama.
- Dapat disebabkan oleh cahaya, air, zat hara dan sebagainya.
Beberapa tanda gangguan fisiologis :
a. Daun memucat
- Keadaan ini disebabkan oleh kekurangan cahaya atau kekurangan zat hara.
Pengendalian :
- Penempatan tanaman cukup mendapatkan cahaya.
- Pemanbahan zat hara (pemupukan).
- Keadaan ini karena kekurangan zat hara atau munculnya bunga aglaonema (karena pembentukan bunga memerlukan makanan cukup banyak)
b. Daun Muda Kerdil
Cara mengatasi :
- Pemupukan dengan dosis 10-30 gram dalam 10 liter air dengan waktu pemberian 8-10 hari sekali.
- Terjadi jika media tanamnya terlalu basah, lembab atau dingin.
c. Daun menguning
Cara mengatasi ;
- Media tanam jangan terlalu banyak.
- Terjadi jika sudut antara batang dan daun kurang dari 45 derajat, sehingga intensitas cahaya yang masuk terlalu berlebihan.
d. Media berdiri tegak
Cara mengatasi :
- Tempatkan tanaman di tempat yang lebih teduh agar sosok tanaman kembali normal.
Verifikasi :
95% mengikuti anjuran sesuai persyaratan yang ditentukan.
VI. PENCATATAN
Tujuan :
Agar setiap tindakan dan perlakukan yang diberikan dapat ditelusuri tingkat kebenarannya berdasarkan pedoman SPO dan GAP.
Langkah-langkah :
1. Siapkan buku untuk mencatat semua aktivitas produksi, catatan yang benar harus disimpan minimum 2 tahun.
2. Catatan mencakup :
- Nama Usaha
- Alamat usaha
- Jenis tanaman dan varietas yang ditanam
- Produksi
- Penggunaa sarana produksi
o Pupuk (jenis, metode/teknik pemupukan, dosis, pelaksanaan pemupukan, stadia tanaman, tangagal penguna lokasi/tempat pembelian). o Pestisida (jenis, dosis/konsentrasi, OPT sasaran, waktu aplikasi, frekuensi, lokasi/tempat pembelian).
- Serangan OPT dan pengendalian (jenis OPT, stadia pertumbuhan tanaman, kerugiannya, waktu serangan OPT).
- Pendapatan yang diperoleh per 200 m2.
- Penggunaan sarana produksi.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.