Beberapa kali sejumlah teman bertanya mengapa saya tidak menjual obat burung tetapi obat kesehatan burung. Menjawab pertanyaan ini saya hanya tertawa tetapi tidak bisa menjelaskan secara panjang lebar secara lisan. Pasalnya, saya tahu betapa kompleksnya pengobatan burung ketika burung sudah benar-benar sakit.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ketika orang membeli antibiotik untuk burung sakit saja misalnya, dia seharusnya mencatat atau membaca zat aktifnya (nama generiknya) dan tidak sekadar nama dagangnya. Mengapa? Sebab kenyataannya, banyak obat yang sesungguhnya isinya sama tetapi hanya dikemas dengan nama berbeda, dengan harga yang kadang terpaut jauh pula bedanya.
Kalau mau menuruti prosedur yang benar sebagaimana yang dilakukan dokter hewan, maka sebelum memberikan antibiotik atau obat tertentu, seharusnya dilakukan dulu metode pewarnaan kuman atau bakteri yang disebut pewarnaan gram. Jika mikroorganisme dari sampel bahan pemeriksaan diwarnai berdasar metode pewarnaan gram menjadi berwarna biru (di bawah mikroskop), maka mikroorganisme itu bersifat mengikat basa dan disebut mikroorganisme gram positif. Jika berwarna merah, dia mengikat asam dan disebut gram negatif.
Sementara ada pula jenis antibiotika yang sekaligus mampu membunuh mikroorganisme gram positif dan negatif. Inilah yang disebut antibiotika spektrum luas (broad spectrum antibiotics).
Dengan demikian, idealnya, kalau burung kita sakit maka harus diketahui benar penyebabnya dan karenanya kita akan bisa menentukan antibiotika khas apa yang akan digunakan. Padahal untuk itu juga (seharusnya) dilakukan uji sensitivitas agar diketahui dulu jenis mikroorganismenya. Pastilah, hal ini memerlukan waktu dan biaya. Karena hal demikian sulit dilakukan, maka kita sering ambil saja jalan pintas yaitu langsung menggunakan antibiotika kombinasi atau antibiotika spektrum luas.
Hanya saja, kembali kepada masalah biaya atau kemalasan dalam memberikan obat, banyak yang hanya membeli obat “secukupnya”. Atau ketika melihat burung sudah terlihat “oke” langsung saja pemberian obat dihentikan padahal sisa obat masih banyak. Akibatnya, pengobatan yang dilakukan tidak pernah tuntas. Lebih jauh lagi, generasi mikroorganisme berikutnya menjadi tahan terhadap antibiotika. Jadilah dia mikroorganisme resisten.
Lantas apa dan bagaimana seharusnya penggunaan antibiotika untuk burung? Drh Dharmojono dalam buku “Aneka Permasalahan Burung dan Ayam Hias” mengatakan antibiotika lebih berperan dalam usaha preventif melalui air minum atau pakan sebagai bahan tambahan (feed additive). Tujuannya adalah membunuh mikroorganisme yang mencemari air minum dan pakan burung.
Lalu apakah antibiotika untuk pengobatan burung tidak berguna? Saya bisa katakan “ya” dalam banyak kasus. Mengapa? Hal itu disebabkan suhu tubuh burung yang sudah tinggi (sekitar 40 derajat C) dan penyakit burung sebagian besar disebabkan oleh virus atau parasit (cacing, protozoa, jamur ataupun kutu). Dalam kondisi inilah antibiotika pun harus “angkat tangan” dan tidak akan bermanfaat apa-apa.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Itulah salah satu alasan mengapa saya tidak menjual “obat burung” tetapi saya lebih senang menjual “produk kesehatan burung”. Dalam konteks obat, maka dia harus menyembuhkan, sementara dengan istilah produk kesehatan burung, dia berfungsi menjaga burung agar senantiasa sehat.
Pembuat gacor?
Namun anehnya, dari sekian produk kesehatan burung yang saya jual, yang paling banyak diminati adalah “pembuat burung gacor seketika”. Saya katakan demikian karena umumnya mereka memesan produk saya dengan mengatakan “membuat burung gacor”. Setelah saya jelaskan apa isi dan manfaat masing-masing produk saya, umumnya langsung memilih BirdShout untuk membuat burung gacror. Padahal dalam promo saya sudah saya jelaskan bahwa permasalahan burung adalah sangat kompleks.
Bisa jadi burung memang kekurangan vitamin (avitaminosis) atau mineral. Kekuarangan vitamin memang menimbulkan banyak gejala sakit. Namun harus disadari pula bahwa ancaman besar juga datang dari parasit. Mengapa?
Jika burung sudah terkena parasit, kutu begitu saja misalnya, maka karena gigitan kutu ini bisa menyebabkan gatal pada burung. Burungpun mematuki bagian tubuh yang gatal. Karena dipatuk berulang, maka lukalah tempat tersebut. Ketika itu terjadi maka risiko luka terinfeksi kuman, bakteri, atau jamur secara sekunder sangat besar. Jika itu terjadi, bertumpuk-tumpuklah persoalan yang menimpa burung.
Burung saya bebas kutu
Sebagian besar pembeli produk kesehatan burung, sedemikian yakin bahwa burungnya tidak terserang parasit. “Ah enggak, bersih kok. Mulus juga bulunya,” begitu rata-rata mereka berkata.
Padahal, yang namanya parasit, terutama kutu (akan saya jelaskan lebih lanjut nanti), tidak selamanya kasat mata dan juga tidak selamanya menimbulkan kerusakan yang langsung terlihat. Ketika semua tanda-tanda terlihat, maka biasanya masalahnya sudah sedemikian kompleks. Kompleks karena bisa saja saat itu burung kekurangan asupan vitamin dan mineral serta kehilangan darah karena termakan kutu, menderita infeksi kuman, bakteri atau jamur akibat luka yang diderita setelah mematuki tubuhnya yang gatal digigit kutu, serta terserang batuk pilek karena daya tahan tubuh yang menurun.
Kalau kondisi ini yang terjadi, maka bertumpuklah masalah burung. Burung macet bunyi-lah, mabung tidak tuntas-lah, megap-megap setiap hari-lah, tidak juga mau jodoh-lah, bertelur cuma satu-lah, telur tidak pernah menetas-lah dan sebagainya.
Kalau saya di sini menekankan perlunya “waspada parasit” bukan berarti saya menggerutu karena BirdFresh jarang yang menyentuh. Sama sekali tidak. Masalahnya, saya sering tidak tahu harus menjawab apa ketika datang pertanyaan yang “itu-itu juga”.
Oke. To the point saja, di sini saya akan membeber lebih jauh bahaya parasit pada burung terutama kutu dan konco-koconya.
Ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menanggulangi ektoparasit.
1. Ektoparasit ada yang berlaku sebagai penghisap darah dan pemakan jaringan kulit atau bulu.
2. Ektoparasit ada yang perputaran hidupnya di tubuh burung komplit, ada pula yang hidup di tubuh burung (sebagai induk semang), dan di luar tubuh burung (seperti dalam wadah pakan, sela-sela sangkar dan sebagainya).
3. Ektoparasit ada yang aktif pada waktu tertentu siang dan malam hari, tetapi ada yang aktif pada waktu tertentu di malam hari saja.
4. Ektoparasit dalam induk semang dapat bertahan hidup antara 6-12 bulan.
Tak ada anti kutu yang bisa atasi semuanya
Mengingat pemahaman atas ektoparasit seperti itulah oleh karenanya saya mengeluarkan produk pencegah dan pembasmi parasit bahkan dalam tiga bentuk. Pertama adalah BirdFresh, kemudian FreshAves dan AscariStop. Sebab harus disadari tidak ada obat antiparasit yang bisa mengatasi semua parasit.
BirdFresh misalnya, dia akan sangat efektif membasmi kutu dan parasit lain yang hidup di dalam tubuh burung. Mengapa? Sebab, pembasmian parasit oleh BirdFresh dilakukan secara sitemik di dalam tubuh burung. Produk antiparasit ini dioleskan ke samping kanan dan kiri pangkal leher bawah. Begitu dioles, dia akan masuk ke pembuluh darah terbuka dan meresap ke semua bagian tubuh burung yang teraliri darah. Karena itulah dia akan membasmi semua parasit yang hidup di dalam tubuh burung termasuk di bawah lapisan kulit.
Tetapi sudah pasti, BirdFresh tidak bisa membunuh parasit bernama cacing yang berada di dalam saluran pencernaan, kecuali cacing sedang makan atau menyerap darah induk semangnya (burung). Begitu juga, BirdFresh tidak mungkin bisa sepenuhnya membunuh parasit yang menempel di tubuh burung dan memakan bulu. Juga sangat mustahil membasmi parasit yang ada di sangkar, gantungan sangkar, karamba, sarang, wadah pakan dan sebagainya.
Untuk itulah saya menyediakan FreshAves sebagai pembasmi parasit (jamur, kuman, bakteri dan mikroorganisme lain) dengan cara sempot ke badan burung dan semua benda di sekitar burung. Sementara AscariStop berfungsi sebagai pemburu cacing di alat pencernaan burung.
Dus, ketika burung Anda terbebas dari semua parasit berkat BirdFresh, FreshAves dan AscariStop, dan menjaga kecukupan vitamin, mineral dan asam aminio lain yang diperlukan burung dengan memberikan secara berkala BirdShout dan pemberian rutin BirdVit, sepertinya tidak bakal ada masalah lagi dengan burung Anda. Tentunya, semua penggunaan produk kesehatan burung itu perlu diikuti menurut petunjuknya secara seksama, telaten dan konsisten.
Dan ketika semua prosedur itu Anda ikuti, kemungkinan besar Anda tidak akan memerlukan lagi antibiotik. Tetapi kalau semuanya sudah telanjur, ya mangga silakan dibawa ke ahlinya, dokter hewan, karena beliau-beliau itulah yang secara profesional akan menangani burung-burung berpenyakit Anda.
Saya bukanlah ahli pengobatan, karenanya saya tidak akan bisa meyakinkan Anda untuk menggunakan obat tertentu untuk burung-burung yang telanjur sakit. Tetapi ketika antibiotik yang notabene adalah obat yang biasa digunakan untuk mengiobati burung sakit sudah “angkat tangan”. kita mau bilang apa?
Itulah jawaban saya kepada teman yang bertanya mengapa saya tidak menjual obat. Tidak, terima kasih, begitulah jawab saya.
Saya tutup tulisan ini dengan pesan: Ingat-ingat saja, burung sehat pasti bunyi, burung sehat pasti bereproduksi.
Salam Kicau Indonesia.