Di forum kicaumania.org ada pertanyaan yang sangat menarik perhatian saya. Pertanyaan itu kira-kira seperti ini:

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

“Kacer saya yang sudah mulai gacor, mendadak tidak sehat. Kalau bernafas, sayap dan ekornya ikut goyang. Ketika saya periksa dadanya mulai kurus. Dari hari kehari makin kurus padahal makannya normal, tetap berbunyi. Kemudian burung saya bawa ke dokter hewan, hanya dikasih dua macam tablet. Katanya kena virus radang. Tapi lima hari kemudian mati, disusul pentet saya yang semula seperti sehat mati juga. Badannya kurus sekali. Kira-kira kenapa ya Om, karena perawatanya baik, kandang bersih, makanan bagus, malam dikerodong. Lalu apa yang harus saya lakukan agar tidak terulang pada burung yang lain? Apa obat yang pas untuk penyakit tersebut?”

Menanggapi pertanyaan seperti itu, saya mengatakan kalau ternyata burung mati dalam keadaan kurus, biasanya bukan karena virus atau infeksi mikroorganisme secara langsung. Virus atau infeksi langsung tidak akan menyebabkan burung harus tersiksa sekian lama. Hanya sehari dua hari, burung akan segera almarhum kalau yang menyerang adalah virus. Jadi, tidak perlu kurus dulu untuk KO.

Burung yang mati dalam kondisi kurus diawali dari sejumlah kemungkinan:
Pertama, asupakan pakan yang tidak memenuhi syarat kecukupan gizi (lengkap semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan).
Kedua, tidak bisa makan secara nyaman karena ada gangguan ketika hendak makan secara lahap.
Ketiga, zat makanan diserobot pihak lain.
Keempat, proses absorbsi terhadap sari makanan di dalam pencernaan tidak sempurna.

Kaji dan cermati kemungkinan-kemungkinan itu. Kalau dikatakan bahwa makanan sudah tersedia komplit, maka penyebabnya tentu “gangguan” dari pihak lain atau absorbsi sari makanan tidak sempurna.

Gangguan utama penyebab burung tidak nyaman untuk makan sampai cukup kenyang adalah parasit yang menyerang kulit dan saluran pernafasan. Apa itu? Kutu dan/atau tungau.

Burung yang terinfeksi cacing

Jangan katakan sangkar kita bersih kalau ukurannya hanya terlihat bersih atau memang dibersihkan setiap hari. Sebab kebanyakan kutu tidak kasat mata telanjang. Jangan katakan kita sudah membasmi kutu kalau hanya membasmi kutu di luar tubuh burung. Mengapa? Sebab tungau burung berkembang biak di bawah lapisan kulit ari dan obat kutu semprot tidak akan bisa membunuihnya karena tidak akan bisa menjangkaunya.

Itulah makanya kita membutuhkan obat kutu yang bekerja secara sistemik, yakni pembasmian dengan obat anti kutu yang bisa terbawa dalam peredaran darah ke seluruh jaringan tubuh burung.

Selain membuat burung tidak nyaman makan cukup kenyang, jenis kutu atau tungau tertentu suka sekali menyerobot darah burung, bukan hanya mengoyak dan menggerogoti bulu atau akar bulu.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

SELANJUTNYA…
Kalau burung kita memang bebas kutu, maka TERTUDUH berikutnya adalah penyerobot sari makanan di dalam tubuh burung, khususnya alat pencernaan. Siapa? Ya itulah cacing. Cacing di burung bisa beragam jenisnya. Bahkan ada cacing yang hidup tidak hanya di saluran pencernaan seperti jenis Ascaridia galli, tetapi ada juga cacing mini yang suka hidup dan bertengger di mata. Cacing jenis ini namanya adalah Oxyspirura mansoni.

Selahap apapun burung kita makan, kalau akhirnya cuma diserobot oleh penyabotase kurang ajar seperti cacing, ya bisa kuruslah dia.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Kondisi kurus adalah salah satu petunjuk bahwa burung rentan penyakit. Artinya, daya tahan tubuhnya lemah. Dalam kondisi lemah seperti inilah ketika terjadi infeksi mikroorganisme tertentu, burung langsung ngedrop.

Dengan demikian, sesungguhnya kutu atau cacing memang tidak membunuh burung secara langsung. Hanya saja dia membuat burung kekurangan asupan makanan dan karenanya daya tahan tubuh burung menjadi lemah. Ketika burung lemah, begitu terjadi infeksi, riwayat burung akan segera berakhir. Padahal, kalau burung berdaya tahan normal atau kuat, maka tingkat infeksi yang sama tidak akan menyebabkan burung jatuh sakit apalagi menemui kematian.

Kalau burung kita mati susul menyusul dengan kondisi yang sama, bisa jadi memang ada infeksi virus atau mikroorganisme tertentu. Tetapi, infeksi dengan tingkat yang sama, tidak akan sampai menyebabkan burung sakit atau tewas pada burung yang memiliki kekebalan tubuh normal. Sebab, pada dasarnya, lingkungan kita penuh dengan virus-virus berbahaya. Namun virus hanya mampu menimbulkan gangguan kalau daya tahan tubuh kita sedang drop.

Saran saya, cek semua kondisi burung Anda. Dan menurut dugaan saya, burung-burung lainpun saat ini dalam kondisi kurus karena asupan makanan tidak bagus dengan poin penyebab seperti yang saya sebutkan di atas. Langkah terbaik adalah lakukan pembasmian parasit/mikroorgansime yang merugikan hospes (inang) yang dalam hal ini adalah burung. Basmi segera parasit pengganggu, bantu burung-burung Anda mendapatkan asupan pengganti secara cepat dengan memberikan makanan bergizi tinggi, dan bisa didapatkan dengan memberikan suplemen/makanan tambahan.

Catatan: Ada mikroorgansime yang hidup bersama dengan hospes-nya tetapi tidak merugikan. Misalnya antara bakteri Escheria coli didalam saluran pencernaan hewan. Bakteri akan berkembang di dalam saluran pencernaan hewan (yang mendapat keuntungan) dan dalam batas normal hewan tidak menderita (tidak rugi). Contoh lain, tungau Demodex sp akan hidup di dalam folikel rambut dan kelenjar minyak hewan dan manusia tanpa menimbulkan gejala klinis (dalam hal ini tungau diuntungkan), dan karenanya pada kondisi normal hewan dan manusia tidak dirugikan oleh parasit tersebut.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895