Memenuhi permintaan Om Danar di halaman Curhat, berikut ini saya turunkan tulisan tentang Tata Cara dan Penilaian Lomba Burung Berkicau. Namun perlu dicatat, tulisan ini saya buat tahun 2004-2005 di milis kicaumania@yahoogroups dan sempat hilang kemudian di-upload lagi oleh Mas Saptono (Semarang) ke milis tersebut. Selanjutnya artikel saya kirim ke kicaumania.or.id dan oleh Om Arief SDA sempat digabung dengan tulisan saya tentang Menyiapkan burung untuk lomba.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Juga perlu saya tekankan bahwa penilaian ini adalah versi Solo (PBI) yang kemungkinan besar sudah ada modifikasi atau perubahan dalam pelaksanaan lomba saat ini. Namun demikian meski sudah ada perubahan dan modifikasi, dasar-dasar penilaian ini masih berlaku secara luas. Berikut ini artikel dalam milis kicaumania@yahoogroups.com tersebut:
TATA CARA PENILAIAN LOMBA
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Banyak di antara kita yang sering bertanya2 tentang bagaimana sebenarnya cara juri menilai burung dalam lomba. Pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri2, baik di asosiasi PBI atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Di sini saya sekadar memberikan garis besarnya saja.
Lembar penilaian yang dipegang juri, pada umumnya terdiri dari lima kolom yang membujur ke bawah. Pada bagian atas sendiri, tertulis nama perhimpunan/asosiasi jurinya. Di bawahnya tertera Jenis Burung….(diisi juri); Nama:….(Nama juri) dan Alamat…(Alamat juri). Di bawahnya lagi terdapat lima kolom yang membujur ke bawah. Kolom pertama berisi nomor urut (nomor gantangan burung). Kolom kedua dan selanjutnya berturut2 adalah kolom IRAMA/LAGU; VOLUME/SUARA; FISIK/GAYA dan JUMLAH (jumlah nilai).
Prosentase terbesar penilaian adalah pada IRAMA/LAGU, disusul kemudian oleh VOLUME/SUARA dan FISIK/GAYA.
Dalam IRAMA/LAGU, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed. Semakin banyak variasi suara, semakin tinggi nilainya. Semakin cepat irama/lagunya, semakin tinggi nilainya.
Dalam VOLUME/SUARA, semakin keras suaranya, semakin tinggi nilainya.
Dalam FISIK/GAYA, juri melihat bagaimana gerak dan olah tubuh si burung.
Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Pada lomba yang tidak melalui babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya pada babak final yakni 38, 24 dan 23.
Dalam hal irama/lagu, untuk burung2 tertentu dinilai ngerol tidaknya (misal AK, AM, BT), ngropel tidaknya (CR) dan variasi dari isian ngerolnya tersebut.
Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Meskipun secara umum banyak hal yang dinilai dalam lomba, TETAPI BIASANYA, penilaian juri DIDASARKAN PADA IRAMA/LAGU. Oleh karena itu dalam banyak event, hanya kolom irama/lagu yang diisi secara berbeda oleh juri. Sedangkan kolom volume/suara dan fisik/gaya, biasanya diisi semua dengan nilai maksimal (kecuali burungnya tidak bunyi/gerak sama sekali; nilainya nol/kosong).
Tiga kali kontrolan
Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Penilaian itu dilanjutkan untuk mutar yang ketiga, yaitu untuk mengontrol burung2 yang bernilai 38, yakni untuk dibandingkan, mana yang pantas diberi bendera favorit A, B atau C. Ketika diketahui ada 6 atau 10 atau berapapun burung yg punya nilai sama2 maksimal pada irama/lagu, maka juri membandingkan bagaimana halnya dengan volume/suaranya. Jika kedua variabel itu sama, maka akan dilihat varia bel ketiga, yakni fisik/gaya.
Namun pada umumnya pula, dua variabel terakhir tidak dipakai. Maka ketika ada burung sama-sama punya nilai maksimal 38 pada irama/lagu, maka juri akan melihat lebih jauh lagi ttg speed dan variasi agunya. Burung X misalnya, speednya bagus tetapi variasinya kalah dg Y, atau sebaliknya, maka berdiskusilah para juri. Dalam hal diskusi ini, maka suara JURI SENIOR sangat menentukan hasil akhir penilaian. Biasanya pula, juri senior atau yang diseniorkan ini diambilkan juri yang berpengalaman dan berkredibilitas tinggi.
Apapun keputusan tim juri, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya dan bisa memberikan argumen yang tepat ketika ditanya peserta yang protes.
Perlu saya tambahkan, meskipun di sana ada juri yang diseniorkan, tetap saja ada juri2 tertentu yang bersikukuh pada pendapatnya (berdasar argumen yang kuat juga), dan memberikan bendera A-nya untuk burung yang berbeda dengan yang ditunjuk juri senior. Dalam hal inilah mengapa sering terjadi bendera favorit A atau B atau C tidak jatuh pada burung yang sama.
Jumlah bendera
Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Pada kebanyakan lomba, kejuaraan burung diurutkan sampai nomor 10 (10 besar). Untuk menentukan urutan 4-10, dilihat perolehan jumlah nilai masing-masing pada kolom irama/lagu (penjumlahan dari penilaian semua juri).
Nilai tertinggi mendapat gelar juara 4 dan seterusnya. Pada kasus perolehan nilai sama, misalnya ada enam burung sisanya (dari 10 besar) yang bernilai sama, maka dilakukan tos (undian). Jadi dalam hal tos ini, bisa dikatakan bahwa burung juara 5 s.d. 10 berkualitas sama.
Demikian kawan2, sekelumit gambaran tentang cara juri menilai dalam lomba burung berkicau. Semoga pengetahuan sekilas ini bermanfaat untuk Anda. Mohon dikoreksi kalau salah.
ARTIKEL TERKAIT
Berkaitan dengan pernilaian lomba burung ini, Om Irvan Sadewa juga menulis hal yang sama. Berikut ini:
Penghobi burung yang mulai menapakkan kakinya di Lapangan Lomba (Arena Lomba), di samping harus berkonsentrasi membentuk gacoannya agar tampil bagus di lomba, sebaiknya juga harus mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, agar rekan-rekan pelomba bisa mem-fokuskan perawatan burung (gacoan) pada point-point utama yang menjadi penilaian.
Ada 3 Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau yang sudah sejak lama disepakati bersama, yaitu:
1. Irama dan Lagu (ini menjadi penilaian yang utama)
Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras (suatu lagu) yang enak didengar (tidak fals). Irama lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap (bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang). Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang memukau sewaktu Lomba. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem (kurang rajin berkicau), menjadi salah satu aspek penilaian di point ini.
2. Volume dan Suara (suara harus bersih, nyaring dan lantang)
Volume suara disini bukanlah berarti “peak power” atau hanya kerasnya bunyi suara burung, tetapi lebih menitik beratkan kepada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang baik, tetapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (medium) tidak cempreng, suaranya bersih (kristal) tidak parau dan bersuara nyaring (lantang).
3. Fisik dan Gaya (burung tampil dengan baik dan menarik)
Penilaian Fisik dan Gaya Burung meliputi;
3.1 Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak ada cacat (burung dalam kondisi utuh), warna bulu burung yang baik dan sempurna (bulu tidak kusam) dan lainnya yang bisa terlihat.
3.2 Untuk penilaian Gaya, ini sangat dinamis tergantung masing-masing karakter jenis burung. Tapi intinya, burung bunyi (berkicau) di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau.
Sebagai contoh;
Kalau hanya bisa berteriak dan bersuara keras saja, belum tentu bisa bernyanyi dengan baik (belum tentu enak membawakan lagu). Contohnya seorang sahabat saya yang kerjanya sebagai Kernet Bis, teriakannya sangat lantang..!! Bentakannya bikin jantung mau copot.! Tapi kalau dia nyanyi..?? Hahaha… Semua orang protes… Lagunya sangat tidak enak di kuping… Hehehehe.. Sebaliknya, Vina Panduwinata memang tidak punya “peak power” seperti teman saya yang Kernet diatas, tapi nyanyiannya bisa membius siapapun yang mendengarnya. Sudah mengerti yang saya maksudkan..??
Kesimpulan
Lomba Burung Berkicau adalah Lomba Burung Bernyanyi (Berkicau). Lomba Burung Berkicau bisa diartikan juga Lomba Seni Suara Burung. Tentunya yang menjadi penilaian paling utama adalah kualitas berkicaunya (irama lagu) burung. Bukan gaya jogetnya burung, bukan kandang burung yang bikin mata silau dan bukan apa/siapa pemilik burung tersebut.
Dari paparan di atas, hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk mencetak burung yang berprestasi di Arena Lomba, adalah aspek kualitas irama lagu. Irama lagu burung yang menawan, tidak muncul tiba-tiba dengan sendirinya, burung harus dimaster secara tepat.
Catatan
Untuk dapat mengoptimalkan 3 Kriteria Dasar Penilaian diatas, memang selayaknya Lomba Burung Berkicau adalah LOMBA TANPA TERIAK. Agar kualitas irama lagu burung-burung yang di lombakan, benar-benar dapat (dan bisa) di analisa dan dinilai secara baik oleh para juri.
VERSI PAPBURI
Sedikit berbeda dengan penilaian lomba burung lain, lomba burung di Papburi khususnya untuk kelas kenari, memang menekankan penilaian pada suara isian hasil pemasteran. Perbedaan itu tercermin dari sebuah artikel yang dimuat di Papburisolo (Variasi lagu dalam sistem penjurian Papburi, tapi maaf webnya sudah tidak bisa dibuka).
Disebutkan, beberapa pendapat mengatakan variasi lagu merupakan tolok ukur kualitas burung masteran. Dibanding beberapa point penilaian lain variasi lagu ini mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi, pertimbangannnya tentu didasarkan pada usaha yang dilakukan pemilik untuk dapat berhasil memaster burung kesayangannya. Masa ke masa mengenai pemasteran memang kadang berubah, namun perubahan hanya pada jenis bahan masteran itu sendiri, sedangkan usaha menjadikan burung berkualitas master tetap dilakukan.
Pemasteran burung (khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
<ul”>
- Burung dapat melagukan suara persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
- Burung mampu menirukan suara lain namun tidak persis seperti masternya
- Burung mampu merangkai suara masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
- Kombinasi suara asli dengan suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Contoh di atas mempunyai nilai yang lebih daripada tanpa masteran sama sekali, tentunya ini berkaitan dengan juri dalam menilai.
Penekanan terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan seperti contoh di bawah:
No. | Volume | Variasi Lagu | Panjang / Pendek Lagu | Kerajinan | Penampilan / Gaya | Total |
A1 | 7.2 | 7.3 | 6.5 | 7 | 6.8 | 34.8 |
A2 | 7 | 7.6 | 6.4 | 6.8 | 7 | 34.8 |
Salam. (Om Kicau)
Artikel terkait:
1. Sistem penilaian lomba burung BnR
2. Pengin menang lomba? Pahami dulu trend penjurian saat ini
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
mantap om…,jadi tau kita kronologi penilaiannya, jadi gak terima nasib doang hehee..
Aslmk makasih infonya om, tapi diindonesia terlalu banyak aturan begitu juga akhirnya banyak juga yang melanggar, termasuk lomba burung ada info kalau burung mau dapat sertifikat saat lomba titip aja sama juri hahahaha…tapi bayar, terus aturan harus diperketat untuk yang punya burung pada saat sudah lomba jangan teriak dengan cara jarak gantangan dengan penonton minimal 50 m, jadi kalau ada mau teriak biar urat lehernya putus hahahaha makasih om
om kalau anis merah blorok apa lebih kurang nilainya dari yang anis merah normal di penilaian fisik,,apakah warna blorok termasuk kategori cacat kah?,bls txz
bagus banget infonya oom..”
tapi sayang jaman sekarang banyak juri yang ngga jujur. siapa yang kasih duit bisa di menangkan walaupun burungnya sebenarnya ngga layak menang. terlalu banyak muatan atau sogokan….
jadi sering mengabaikan 3 hal penting dibawah ini.:
1. Irama dan Lagu (ini menjadi penilaian yang utama)
Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras (suatu lagu) yang enak didengar (tidak fals). Irama lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap (bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang). Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang memukau sewaktu Lomba. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem (kurang rajin berkicau), menjadi salah satu aspek penilaian di point ini.
2. Volume dan Suara (suara harus bersih, nyaring dan lantang)
Volume suara disini bukanlah berarti “peak power” atau hanya kerasnya bunyi suara burung, tetapi lebih menitik beratkan kepada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang baik, tetapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (medium) tidak cempreng, suaranya bersih (kristal) tidak parau dan bersuara nyaring (lantang).
3. Fisik dan Gaya (burung tampil dengan baik dan menarik)
Penilaian Fisik dan Gaya Burung meliputi;
3.1 Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak ada cacat (burung dalam kondisi utuh), warna bulu burung yang baik dan sempurna (bulu tidak kusam) dan lainnya yang bisa terlihat.
3.2 Untuk penilaian Gaya, ini sangat dinamis tergantung masing-masing karakter jenis burung. Tapi intinya, burung bunyi (berkicau) di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau.
.
Makasih Om tambahan infonya… Salam.
jikalau suatu burung ada suara mati gmana terhadap penilaian…?
Memang sungguh-sungguh terjadi di tingkat latber ternyata banyak burung yang terkesima alias bengong lihat tuan-nya teriak-teriak,bahkan ada pula yang merasa terhibur dengan teriakan tuan-nya alias keasikan merawat bulu…laen kali diadakan latber khusus pecinta burung alias lomba teriak..hheehheeee..
Ini menurut standarnya PBI dan Paburi ya ommm.. kalau temen kita satu lagi BnR gmana penilaiannya ommm.. ayo ditambahin dong para pelomba burung..
Tanya oom duto, unt nilai lomba papburi itu berapa masing2 nilai kelompok. Mis u/ variasi lagu 10 nilai tertinggi, u/ panjang lagu 10
artikel yg sangat bagus bagi penggemar yg mo lomba
mo nanya om, untuk jenis burung berpengaruh tidak? misal murai batu medan, nias,borneo . cucak hijau daun, cucak hijau kepala kuning dll??
artikel yang sangat bagus, berguna bagi saya dan anda tentunya.
saya baru-baru ni dapat info dari teman saya, katanya kalau kacer lagi berada dalam arena lomba, kacer tersebut tidak boleh turun dari kayu tempat berdirinya atau dengan kata lain turun ke dasar kandang, dan jika itu terjadi kacer tersebut bisa kalah total atau KO. apakah benar seperti apa yang diberitahukan oleh teman saya tersebut. thanks
makasih om,usul saya sdh ditanggapi.usul saya itu berkaitan dng maraknya lomba/latber yg skrg sedang booming (dlm 1 minggu ada lomba/latber,bahkan ada yg rutin tiap awal bulan/akhir bulan di kota yg sama),dng demikian akan menarik para pemain pemula utk masuk ke arena lomba pdhl dia blm tahu A-Z lomba tsb.Dng adanya artikel tsb pemula dpt menilai sdri jagoannya sblm masuk ataupun sdh masuk arena lomba ( dng asumsi juri lomba fair dlm menilai).
Artikel yang bagus Om.
Berguna banget buat saya yang pemula.
makasi banyak
Wah…. bagus juga nih, bisa jadi patokan juri. Terus…. gimana tentang pemilik burung (peserta) yang hampir selalu teriak-teriak ngasih semangat pd burungnya, kan brisik sekali, apa ada aturannya juga?