Dari mana ukuran gengsi sebuah even lomba burung diukur? Nama besar yang diusung, itu salah satunya. Hadiah berupa besaran uang tunai yang disediakan, itu juga menjadi salah satu faktor. Namun, gengsi tidak bisa datang dalam seketika. Sejarah dari even tersebut, manajemen dan kesolidan panitia dari tahun ke tahun, atau secara umum reputasi dari event tersebut, juga sangat mempengaruhi apakan peserta akan tertarik atau tidak. Berikut ini disajikan sejumlah event bergengsi versi Agrobis Burung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Piala Raja
Dulunya bernama Piala Hamengkubuwono Cup. Pertama kali digelar di Kompleks Kraton Jogjakarta kemudian berpindah ke halaman Hotel Ambarukmo Jogja. Namanya kemudian disederhanakan menjadi Piala Raja. Namun nama ini malah lebih mentereng dan lebih mudah menjadi brand yang benar-benar gagah dan prestise.
Salah satu hal yang membuat event ini bergengsi adalah karena hadiah utamanya berupa trophy mahkota raja. Tak sembarang orang mudah mendapatkan trophy ini. Aselinya, mahkota raja adalah cendera mata yang diberikan keraton kepada tamu resmi.
Gengsi yang kian besar, membuat jumlah peserta dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hotel Ambarrukmo tak lagi memadai. Maka sejak beberapa tahun terakhir lokasi dipindah ke lingkungan Candi Prambanan. Lokasi ini ternyata juga membuat gengsi event ini. Piala Raja kemudian identik dengan Taman Candi Prambanan, apalagi kenyataan bahwa tidak semua even bisa menggunakan Taman Candi Prambanan karena ongkos sewa yang termasuk mahal.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Piala Raja adalah evennya wong Jogja karena itu hampir semua elemen perburungan di Jogja dilibatkan dalam event ini.
Secara resmi yang menjadi host digilir oleh empat cabang PBI, yaitu PBI Kota, Sleman, Bantul dan Gunungkidul yang mendapat jatah menjadi penanggung-jawab, sementara kepanitiaan melibatkan semua unsur.
Saat ini, sejumlah nama berada di garis depan untuk mensukseskan Piala Raja 2010 yang akan digelar pada 1 Agustus 2010, antara lain Ir. Agus Gamping, Mr. Bagya SH, Esnawan SH, Sigit Del, Mukriyanto, dan lain-lain.
Selama ini ada anggapan keliru tentang Piala Raja. Banyak yang menganggap even ini adalah milik para bos atau tokoh.
Sesungguhnya justru terbalik. Lihatlah fakta ini, sampai sekarang dari 900an pemesan yang sudah masuk, 90 persen lebih ternyata dari kicaumania antah berantah.
Nama-nama yang cukup dikenal ketokohannya ternyata baru beberapa orang saja. Kaum kebanyakan itu sesungguhnya juga sangat membuat panitia menjadi nyaman, tak pernah meminta ini-itu. Begitu memesan juga langsung membayar via transfer, paling-paling menanyakan teknis transfer karena sebagian ternyata juga mengaku masih asing dengan teknologi bernama transfer.
Ada pemesan asal Surabaya yang mengaku tukang tambal ban dan membawa satu ekor burung ekor saja.
Pertanyaannya kepada panitia pun sederhana, “Saya mau naik bis, turunnya di mana mas.”
Ada juga peserta yang hanya akan membawa satu ekor cucak jenggot saja, dan naik angkutan umum. “Kalau burung saya bisa masuk 10 besar di Piala Raja, saya akan menangis di lapangan mas,” begitu katanya melalui telpon kepada Agus Gamping.
Ke Piala Raja juga bukan hanya untuk melombakan burung, tetapi adalah untuk mendapat peluang bertemu dan bersilaturahmi dengan kicaumania dari hampir seluruh wilayah Nusantara.
Mantabkan jawara Anda dengan BirdPower… |
Kombinasi ATP dan multivitamin lengkap di dalam BirdPower bisa menambah gacor dan ngotot burung lomba atau latberan? Mau order? Klik di sini. |
BirdVit Product |
Kapolri Cup
Kapolri jelas nama besar, maka ketika even Kapolri Cup diperkenalkan kepada publik melalui tokoh utamanya, Tutuk Kurniawan, masyarakat kicaumania pun gempar.
Tutuk tak mau main-main. Gelaran pertama pun dipacu supaya bisa memecahkan rekor mengumpulkan peserta terbanyak sepanjang sejarah lomba burung di Indonesia.
Even ini awalnya juga memberikan hadiah berupa thropy patung Kapolri setengah dada. Meskipun sejarahnya belum terlalu panjang, namun gengsinya juga tak kalah mentereng. Pernah sekali kurang berhasil saat Tutuk Kurniawan mencoba melakukan terobosan dengan lomba dua hari Sabtu-Minggu.
Selain Tutuk Kurniawan, di sekitarnya juga ada sejumlah tokoh yang ikut berperan besar menyukseskan even Kapolri Cup, sebut saja nama SB Irawan, Ir. Tarom, Budi Zarmento, Wandi WN, dan lainnya.
Sayangnya, sudah beberapa tahun terakhir Kapolri Cup tidak digelar. Salah satu alasannya, karena kesibukan luar biasa dari sang tokoh sentral, Tutuk Kurniawan. Namun, Tutuk mengaku siap kembali terjun ke dunia burung berkicau setelah kesibukannya berkurang. “Mungkin akhir tahun ini saya sudah bisa memulai lagi.” (Bersambuang ke artikel “Dari Owen Award sampai lomba yang penuh glamor“)
Salam lomba fair Indonesia. Salam dari Om Kicau.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Om saya pemain baru kicau mania asal dari Pati, sekarang baru merantau di Jakarta, tolong dong saya di kasih jadwal kontes nasional sementara di Jakarta dulu, saya punya gacoan murai, pentet, kacer, cocak ijo, siap menggeser papan atas, he…he….
Piala Raja & Kapolri Cup sering2 lah diadakan agar lebih memper erat silaturahmi antar sesama Penggemar Burung berkicau seluruh indonesia
wah klo kudus kpn y?d adain lomba bergengsi ky kota2 lain,latpres aj jarang………???????