Sekadar intermezo di tengah riuh rendah hobi burung, berikut ini saya sajikan artikel tentang dunia ikan. Artikel ‘Synchiropus splendicus, ikan cantik dari Pulau Banda’ ini saya sajikan untuk Anda. Namanya juga intermezo, hehehe.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Mandarin fish Synchiropus splendicus, keelokannya menggoda banyak mania ikan hias laut dunia

“Cantik sekali ikannya”. Ungkapan itu mengalir berulang-ulang dari mulut beberapa pengunjung di anjungan Balai Budidaya Laut Ambon pada indo Aquaculture 2010 di Lampung. Mereka terpesona menyaksikan sepasang ikan mandarin fish yang berenang hilir-mudik di antara terumbu karang imitasi pada sebuah kotak kaca berukuran 90 cm x 60 cm x 60 cm.
Raharjo Ahdi, salah satu pengunjung dari Bandarlampung, Lampung, buru-buru mengeluarkan kamera saku saat Trubus tengah berusaha mengabadikan Synchiropus splendicus itu. “Bagus untuk wallpaper (gambar, red) di komputer,” kata hobiis cupang itu.

Corak dasar biru berpadu hijau dan merah pada beberapa bagian tubuh memang membuat anggota keluarga Callionymidae asal Pulau Banda itu terlihat cantik. Berbeda dengan kerabatnya dari jenis picturatus yang bercorak dasar hijau, meski tetap sama-sama memikat. “Mandarin fish biru ini merupakan ikan endemik di perairan Banda,” kata Rido Karya, anggota staf teknik pembenihan Balai Besar Laut (BBL) Ambon. Karena kecantikannya, sang ikan menjadi ikon pada perhelatan Sail Banda 2010 di Pulau Banda, Maluku, pertengahan 2010.

Eksotis

Di Aquarama 2009 eksportir dari Sri Lanka menonjolkan udang hias laut sebagai komoditas unggulan

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Sejatinya kelompok mandarin fish yang dapat mencapai panjang 15 cm itu sejak lama menjadi ikan hias laut populer. Menurut Hillary Mayell dalam National Geographic News, mandarin fish hingga kini menjadi buruan pemilik akuarium laut, fotografer, hingga penyelam di seluruh dunia untuk dinikmati keelokannya. Mayell menyebutkan bentuk tubuh unik dengan 2 sirip punggung berbeda rupa serta pola-pola garis tubuh yang tidak beraturan membuat penampilan mandarin fish menjadi eksotis.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Bukti mandarin fish tersohor dapat dilihat melalui mesin pencari google. Dengan memasukkan kata kunci mandarin fish, dalam tempo 0,28 detik muncul 1.090.000 entri. Jumlah itu tak kalah dibandingkan clown fish yang lebih kondang setelah diangkat ke layar lebar lewat film Finding Nemo yang mencapai 1.630.000 entri (per 20 November 2010).

Coral banded shrimp disukai lantaran dikenal sebagai udang hias pembersih

Bagi peneliti, ikan hias yang dijajakan seharga US$20 – US$25/ekor itu juga menarik. Beberapa peneliti mendapatkan fakta bahwa mandarin fish hijau yang tersebar dari Pulau Ryuku di Jepang hingga perairan di Australia memiliki sifat hidup unik. Sebagian besar justru mudah dijumpai pada sore menjelang matahari terbenam.

Saat itu ikan jantan berenang berkelompok untuk mencari pakan sekaligus menggoda betina. Selesai bercengkerama, mereka akan pulang ke terumbu karang melalui lintasan tertentu.

Di Banda hal sama juga terjadi. Mandarin fish biru lebih mudah dijumpai menjelang magrib. Namun, banyak penyelam memilih pagi hari sebelum matahari terbit untuk melihatnya.

Steve Norvich dari reefkeeping.com mengungkapkan mandarin fish termasuk jenis yang sulit beradaptasi jika dipelihara di akuarium. Penyebabnya antara lain, mandarin fish menghendaki pakan alami hidup dari kelompok amphipods dan cocepods, juga jaminan koral yang hidup sebagai tempat bermain dan berlindung. Hal itu agak sulit dipenuhi karena membutuhkan investasi peralatan yang mahal untuk merawatnya.

Peluang mengurangi tingkat kesulitan pemeliharaan itu dapat dilakukan dengan memakai ikan yang sudah ditangkarkan. “Kami sudah mencoba setahun ini menangkarkan mandarin fish. Beberapa mau memijah, tetapi belum pasti itu karena perlakuan. Jadi, masih perlu diteliti,” ujar Rido.

Udang hias

Jenis lain yang tak kalah cantik di anjungan BBL Ambon adalah udang hias koral atau coral banded shrimp yang juga ditemui di antara terumbu karang di Banda. Dengan corak merah, udang hias yang menjadi incaran hobiis dunia karena mudah dipelihara dan mampu membersihkan parasit pada ikan lain itu tengah ditangkarkan di dalam bak fiber.

Hasil riset BBL Ambon diketahui, pascadomestikasi tingkat kelulusan hidup (SR) induk udang mencapai 87,67%. Sayangnya persentase itu melorot pada saat pemeliharaan larva hingga umur 20 hari (SR 1,26%). Diduga jebloknya SR itu terkait dengan sulitnya mengontrol amonia pada media pemeliharaan.

Andai sudah berhasil ditangkarkan, peluang ekspor udang hias laut itu sangat menjanjikan. Saat Trubus berkunjung ke Aquarama 2009 di Singapura, udang hias koral menjadi andalan eksportir ikan hias dari Sri Lanka sebagai alternatif satwa akuarium laut. (Dian Adijaya S-Trubus Online, Foto-foto: Dian Adijaya S)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895