Berikut ini saya sajikan berita-berita seputar lomba burung dan hobi burung dari Blog Barat (Jabar dan sekitarnya), yang saya ambil dari galamedia.com, dan saya susun berdasar daftar isi. Anda tinggal meng-klik judulnya untuk menuju ke tubuh berita yang Anda pilih. Silakan.
DAFTAR ARTIKEL
1. Even Regionalan ABC: Krakatau Kampiun
2. “Primbon” Bawa Pulang Mobil di “Baturengat Cup-2”
3. “Algojo” Tampil Garang di Cilimus
4. “Bomber” Tampil Gemilang di BnR dan Regionalan ABC
5. Abah Iin soal Kualitas Juri
6. Latber BTC Peluang burung baru: “Raptor” Memang Berkualitas
7. “Asam Manis” vs “Raden Fatah” di Buncir
8. “Nesty Boy” Nyaris Cetak Hattrick di Pasmal
9. “Cihuy” Unjuk Gigi di Latber Saung
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Even Regionalan ABC: Krakatau Kampiun
KONTES setingkat regional yang dikemas Arcamanik BC, Minggu (9/1), di Lapangan Arcamanik, Bandung, berlangsung cukup meriah dengan menyedot sekitar 400 kontestan. Perhelatan pun berjalan mulus karena tidak muncul nada protes yang berarti.
Pada perhelatan kali ini, khusus untuk kelas anis merah, panitia mampu mempertandingkan 5 kelas. Anis merah ”Rahwana” jagoan H. Deden, tampil menjadi yang terbaik dengan merebut dua gelar juara pertama di kelas Bintang A dan Eksklusif. Penampilan Rahwana memang luar biasa sehingga ia pantas mendapatkan predikat anis merah bermasa depan bagus.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Berikutnya pada kelas murai batu, ”Disco” milik Abang, berhasil meraih tahta juara kelas megabintang. Sedangkan pada kelas bintang, giliran ”Termonetor” (Joko) tampil menjadi kampiun. Untuk kelas kenari, ”Bomber” andalan Tatang yang dipoles Abuy, keluar sebagai jawara kelas megabintang. Untuk kelas kenari bintang, ”Ramayana” gacoan Asiong, tampil menjadi juara.
Pertandingan tak kalah menarik terjadi di kelas cucak hijau karena banyak jawara Bandung yang turun bertarung. Apalagi, jumlah kontestannya pun cukup banyak. Di antara jawara Bandung yang berlaga, salah satunya ”Krakatau” (Drs. Kusnadi).
Burung yang sebulan lalu tampil menjadi kampiun pada perhelatan ”Armed Cup” di Cimahi ini, kali ini pun terkesan tidak menemukan lawan sepadan sehingga tak mengherankan apabila Krakatau bisa dengan begitu mudahnya meraih tahta juara.
Menurut sang empunya, pada laga kali ini, Krakatau hanya uji coba karena pada Februari mendatang akan berlaga pada ajang akbar di Jakarta bertajuk ”Hoki Cup”.
Kembali kepada perhelatan ABC, untuk kelas pentet terdapat nama ”Maharani” (Roni Adytia) dan ”Sniper” milik Tedy BC yang berbagi gelar burung kampiun di kelas bintang dan megabintang. Kemudian kelas love bird, ”Dereded” gacoan Dadang Jok, tampil menjadi yang terbaik dengan mengempaskan 17 pesaingnya. Sebelumnya, pada ajang BnR, Dereded pun tampil memukau dengan membawa pulang mahkota juara.
Ketua panitia, Wardoyo, mengucapkan terima kasih kepada para kicaumania yang telah mendukung pergelarannya sehingga berlangsung sukses. ”Namun, yang paling membanggakan kami, sejak awal pertandingan hingga akhir pergelaran, tak ada komplain berarti dari para kontestan,” jelasnya.
“Primbon” Bawa Pulang Mobil di “Baturengat Cup-2”
LOMBA merpati tinggian bertajuk “Baturengat Cup-2” yang berhadiah mobil, motor, dan tabanas yang berlangsung hari Sabtu-Minggu (8-9/1), di Lapang Baturengat, Cigondewah, Bandung, berlangsung semarak. Meski di wilayah blok tengah terdapat pergelaran serupa, panitia berhasil menyedot lebih dari 800 peserta.
Untuk ukuran lomba yang berhadiah lebih dari Rp 100 juta, jumlah peserta sebanyak itu dinilai masih terasa sangat kurang. Beruntung, panitia sangat piawai dalam mengemas lomba sehingga dalam sisa waktu yang masih panjang dilanjutkan dengan pertarungan pada kelas perang bintang yang diikuti 142 peserta. Untuk kelas tambahan tersebut, panitia menyediakan hadiah tabanas.
Pada perhelatan kali ini, “Primbon” milik Indrawan dengan joki Bagio, keluar sebagai jawara sehingga berkat kehebatannya sang empunya berhak membawa pulang hadiah mobil Mitsubshi PU TS 100. Sementara seteru utamanya, “Kaisar” gacoan Pepen dengan Joki Bejod, harus puas di posisi kedua dengan hadiah sepeda motor Kawasaki Ninja.
Selanjutnya, dalam perebutan juara ketiga dan keempat, “Jail” jagoan Pepen dengan joki Eko, bertarung cukup sengit dengan “Rini” andalan Ajibarang. Dalam perseteruan tersebut, akhirnya Jail tampil menjadi juara ketiga sehingga berhak membawa pulang motor Yamaha Vixion. Sedangkan Rini yang menduduki posisi keempat, memperoleh sepeda motor Yamaha Mio. Pada lomba yang didukung penuh BnR ini, panitia memberikan hadiah tabanas untuk 6 pemenang dengan masing-masing memperoleh Rp 500.000.
Kiki Hoki yang menurunkan “Bintang Hoki” yang digeber langsung dirinya, hanya masuk peringkat VIII. Di perang bintang, Kiki Hoki yang menurunkan 3 jagoannya, dua di antaranya masuk babak 6 besar yaitu “Putra Mengger” dan “Hoki”. Sedangkan “Bintang Bandung”, gagal masuk 6 besar karena kena disk atas kesalahan Kiki Hoki sendiri yang tidak mau melepas betinanya ke bantalan. Ketika berlangsung perang bintang, Dodi ketua panitia, menghentikan perlombaan karena sudah terlalu sore. Akibatnya, hadiah terpaksa dibagi rata untuk 6 burung. Masing-masing Putra Mengger (Kiki Hoki), Hoki (Kiki Hoki), Nyaah (H. Asep Deo), Menak Gracia (Dodi), Nakal (Noval), dan Chetah Bumi (Bayu).
Dodi yang didampingi Agus (sekretaris) dan Bagio (bendahara), mengucapkan terima kasih kepada para peserta.
“Algojo” Tampil Garang di Cilimus
UNTUK ke sekian kalinya, dunia ocehan Bandung Utara ditandai oleh penyelenggaraan tempat lomba yang representatif. Saat ini lapangan disediakan Cilimus Enterprise, tempat seni ketangkasan domba Cilimus, Jln. Cilimus, Sersan Bajuri, Bandung. Dalam lomba perdananya, Sabtu (8/1), menampilkan rengrengan juri Saefulloh, mampu menyuguhkan hingga 12 kelas meskipun hujan gerimis.
Memasuki perhelatan lomba eksklusif tersebut, tampil burung lawas milik Beno dari Sarikaso, yakni pentet “Algojo”. Algojo yang dipoles apik Dadan, tampil garang dengan menggaet juara pertama di kelas bintang dan runner up di kelas megabintang.
Dengan lapangan memadai yang penuh dengan pepohonan tersebut, Algojo menampilkan irama lagu yang panjang dengan volume keras. Pentet “Braja” (Jack/Sarikaso) yang juga rekannya, tak dapat mengungguli aksi Algojo. Namun, sayang ketika di kelas megabintang, Algojo yang tampil optimal tak dapat memikat hati para juri. Algojo pun harus berpuas diri menjadi runner up “Zippo” (S. Bahar/Cipedes BC).
Sementara di kelas kenari, burung duet Oleh dan Samsam dari Cipedes Bc, “Babot” mampu menggandakan kemenangan sebagai jawara di favorit dan bintang. Kemudian di kelas murai batu, aksi “Jagal” (Agung/Sarikaso) mampu bermain binal dengan tembakan-tembakan jalilin-nya yang keras di kelas eksklusif.
Pada kelas anis merah, “Cihuy” (Budi Vion/Cipedes BC) mampu memperlihatkan performanya dengan melibas dua kelas sekaligus, yaitu di kelas eksklusif dan megabintang.
“Bomber” Tampil Gemilang di BnR dan Regionalan ABC
LATBER rutin yang dikemas BnR, selalu dipadati peserta dari berbagai daerah di Kota Bandung. Selain menjadi persaingan ketat burung berkualitas, latber yang berlangsung di Lapangan Leuweungtiis setiap hari Rabu itu, kerap diwarnai transaksi jual beli burung.
Pada latber hari Rabu (5/1), murai batu si “Gempar” milik Ade dari Cigondewah yang menempati runner up menjadi rebutan para kicaumania untuk memilikinya. Namun, Ade tak mau melepasnya begitu saja lantaran belum ada tawaran yang pas di hatinya. Ia mematok harga gacoan-nya Rp 7,5 juta.
Pada kelas kenari, “Bomber” milik Tatang, kembali tampil gemilang. Bahkan, pada perhelatan Arcamanik BC, Minggu (9/1), Bomber pun berhasil membuktikan ketangguhannya dengan menjadi jawara kelas megabintang dan runner up kelas bintang.
Selanjutnya di kelas anis merah, “Ceko” jagoan Toni, berhasil maraih tahta juara kelas megabintang dan eksklusif. Disusul kenari “Pangeran” andalan M. Fahmi, mengikuti jejak Ceko dengan merebut dua gelar juara kelas megabintang dan bintang. Begitu pula di kelas murai batu, “Kakashi” gacoan Gunawan dari Pasir Rahayu Barat, berhasil memborong dua gelar juara pertama.
Ketua Pelaksana Latber BnR, Jank Tisna menginformasikan, Minggu (16/1), pihaknya akan menggelar lomba regionalan dengan hadiah cukup menantang. Yaitu untuk kelas anis merah yang pendaftarannya Rp 150.000, juara pertamanya akan diberi hadiah uang pembinaan Rp 4 juta.
“Diharapkan peserta latber cepat mendaftar karena banyak kicaumania papan atas dari Jabodetabek akan hadir, sekaligus mencari berbagai burung berkualitas,” katanya.
Abah Iin soal Kualitas Juri
UNTUK menghindari komplain atau protes dari para peserta lomba atau kicaumania yang menurunkan andalannya dalam sebuah lomba ocehan, sebaiknya para juri yang bertugas di sebuah lomba jangan sekali-sekali menerima titipan dari kontestan. Selain itu, jangan mau terpengaruh atau bisikan dari kicaumania yang mengharapkan burungnya mendapat perhatian khusus karena hal itu bisa mengabaikan penilaian yang fair play.
Demikian dikatakan penyelanggara Latber Pasirmalang (Pasmal) BC Baleendah, Abah Iin, seusai menggelar latber, Sabtu (11/12).
Bila juri sudah mau ketitipan burung dari para kontestan yang ingin burungnya juara dan tidak memperhatikan kualitas burung yang sebenarnya, itu akan berpengaruh pada kualitas lomba. Selain itu, akan rawan mendapatkan protes atau komplain dari kontestan lainnya yang tidak puas akan penilaian juri.
Karena itu, untuk menjaga kualitas lomba, para juri tetap harus berpegang teguh pada kualitas burung yang sebenarnya. Lebih bagus lagi, mengesampingkan pengaruh dari para kontestan. Karena, jika para juri terkontaminasi oleh kontestan, yaitu dengan janji dan iming-iming berupa materi atau hadiah atau istilah di dunia perburungan dengan sebutan odeng, nantinya akan merusak organizer selaku penyelenggara lomba.
Guna menghindari juri yang bermain mata dengan kontestan, harus ada pembinaan dan pengawasan secara langsung dari penyelenggara. Selain itu, pihak penyelenggara juga harus menerapkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kejujuran dalam melaksanakan tugasnya. Jika ketiga sikap itu dipegang, akan menumbuhkan lomba ocehan yang berkualitas.
Bila jurinya tidak jujur, dikhawatirkan akan ditinggalkan kontestannya. Karena, saat ini mayoritas kontestan sudah bisa membandingkan dan menilai kualitas burung. Kalau mereka dikecewakan, bisa menjadi bumerang bagi penyelenggara. Selain itu, mereka juga akan menceritakan kekecewaannya kepada kontestan lainnya.
Karena itu, juri harus hati-hati dalam menjalkankan tugasnya. Sebab, kualitas juri akan menentukan maju atau mundurnya sebuah lomba ocehan. Yang jelas, juri jangan mau diiming-imingi materi.
Latber BTC Peluang burung baru: “Raptor” Memang Berkualitas
LATBER Bandung Timur BC memberikan peluang dan angin segar bagi burung-burung pendatang baru. Apalagi, latber yang digelar setiap hari Sabtu di Lapangan Makro/Lotte Mart, Jln. Soekarno-Hatta, Bandung, ini sudah diketahui banyak kontestan. Sehingga, tanpa dikomando, ratusan kicaumania menyerbu lomba ocehan tersebut hanya untuk menguji kualitas andalannya.
Kehadiran ratusan kicaumania tentu saja membuat bangga pihak penyelenggara. Even tersebut dimotori oleh H. Arif, Aan, Joko S. dkk. Untuk memberikan suasana baru, penyelenggara pun tidak menetap pada satu metode atau pola kerja. Sewaktu-waktu BTC menggelar latber rutin dan se-sekali menggelar latber eksklusif serta kontes regional.
Untuk hari Sabtu (8/1), BTC menyuguhan kemasan rutin dengan harga tiket antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Penyelenggara telah berhasil mencetak burung-burung berkualitas. Kacer “Raptor” (Dede/Kiaracondong) misalnya. Setelah melambungkan nama pentet “Tyrek”, Dede kini melambungkan Raptor.
Di latber BTC, Raptor menjadi salah satu jawara burung berkualitas. Namun, saat turun di kontes Sukaragegang, Garut, Minggu (9/1), Dede menurunkan kacer “Rawing” yang saat itu didampingi Raptor. Rawing hanya lolos di peringkat runner-up. Kendati demikian, Raptor dan Rawing menjadi bidikan para kicaumania lainnya karena kualitasnya benar-benar teruji.
Latber BTC pun menjadi sasaran empuk anis merah “Bintang” (Sulis/Rancacily). Bintang yang menjadi bintang favorit di lomba tersebut, sempat bersaing ketat dengan “Perkesit” (Budi Utama/Cibiru). Perkesit adalah jawara anis merah yang sudah mengoleksi segudang prestasi di sejumlah even. Bintang pun sempat bertarung dengan “Tyson” (Yanto/Majalaya) di kelas anis merah eksklusif. Kendati mendapat perlawanan dari Tyson, Bintang tetap tidak terkalahkan.
Even tersebut juga menjadi ajang uji nyali ciblek “Gonzales” (Dedi/Binong) dan “Star Mild” (H. Arif/Panyileukan). Kedua burung ini memiliki ciri khas tembakan irama lagu yang terdengar panjang-panjang. Penampilan gemilang juga diperlihatkan kenari “Dering” (Eed/Babakan Sari 3) dan murai batu “Tornado” (Thomas/Bandung).
Anis merah “Gebleg” (Andry/Arya Graha), kenari “Billy” (Joe Onda/Antapani), love bird “Lembayung” (Hendra/Cidurian), anis merah “Estee” (Yus/Vasco), dan cucak jenggot “GM 2” (H. Cecep/Cijaura) juga menunjukkan debut terbaiknya.
“Asam Manis” vs “Raden Fatah” di Buncir
PEPNYELENGGARA Buncir BC, Heri menyatakan, setelah Latber Buncir BC digelar dalam beberapa bulan terakhir, para pesertanya antara kicaumania pemula dan lawas hampir sebanding. “Yang saya lihat, setiap pekannya ada saja kicaumania pendatang baru. Saya meyakini, mereka adalah kicaumania pemula. Dengan kehadiran kicaumania pemula ini wajah Lomba Ocehan Buncir BC makin hidup dan tidak monoton,” kata Heri kepada “GM”, Minggu (9/1).
Kenyataan itu pun diperkuat dengan burung-burung yang menjadi juara, yaitu dengan nama-nama burung baru. Tapi, banyak juga yang sudah menjadi langganan juara. Burung pendatang baru tersebut, di antaranya kenari “Asam Manis” (Hendrie Aladdin/Cinunuk) yang menorehkan sejarah sebagai burung berkualitas di Latber Buncir BC. Sedangkan di kelas pentet, Hendrie menjagokan “Laskar”.
Di Latber Bandung Timur BC, Sabtu (8/1), Laskar juga sempat menguasai semua kelas pentet. Laskar sudah teruji kualitasnya sehingga cara kerjanya tidak diragukan lagi.
Sementara Asam Manis, sempat bersaing dengan “Raden Fatah” (H. Odan/Rancaekek). Kedua burung ini sama-sama memamerkan kualitas irama lagunya. Kemudian anis merah “Denker” (Yayat Disdik/Jatinangor), sudah langganan juara. Denker adalah di antara burung lawas yang sudah beberapa tahun terakhir turun ke arena lomba ocehan.
Berbeda dengan kenari “Jia” (Rudi/Cileunyi) dan pentet “Toraja” (Kurnia/Cibiru). Keduanya mulai menghiasi arena Buncir BC. Satu hal yang bisa dilihat dari kualitas Jia dan Toraja, yakni ketajaman dalam tembakan irama lagunya.
Begitu pula dengan anis merah “Dencer” (Harun/Cipacing) dan murai batu “Permata” (Vardie/Permata Biru), meraih posisi terbaik di kelasnya. Dencer adalah burung kerja dan terlihat memukau. Lomba tersebut juga menjadi incaran kacer “Joker” (Rolis/SKM Cileunyi), ciblek “GIF” (Grandong/Jatihandap), anis merah “Presiden” (Aan/Uber), pentet “Pokemon” (Bima/JPG), cucak jenggot “Panpet” (Amrozi/Rancabolang), dan kacer “Mustika” (Agung/Manisi).
“Nesty Boy” Nyaris Cetak Hattrick di Pasmal
PASIRMALANG (Pasmal BC) menjadi laga spektakuler bagi burung-burung jempolan yang anyar merangsek ke Latber Pasmal di Jalan Pasirmalang, Baleendah, Kab. Bandung, Sabtu (8/1). Kontestan yang turun di latber tersebut mulai mengakar. Namun, yang paling menonjol yaitu saat bertepatan dengan hari libur nasional, Sabtu (25/12/’10) dan Sabtu (1/1/’11). Ratusan kicaumania tumplek pada hajatan tersebut sehingga penyelenggara mampu mengetengahkan 18 kelas.
Abah Iin dkk. selaku penyelenggara, mengaku sangat bangga dengan hadirnya para kicaumania yang menyambut gelaran Pasmal BC. Padahal, Latber Pasmal baru seumur jagung. “Apalagi, saat lomba kelas cucak jenggot dan kacer jumlah pesertanya bisa mencapai puluhan ekor. Termasuk di kelas ciblek dan anis merah, juga cukup marak,” terang Abah Iin.
Pada kemasan hari Sabtu (8/1), jumlah pesertanya menggairahkan. Namun, yang membanggakan dari lomba tersebut, yaitu tampilnya laga perdana anis merah “Nesty Boy” (Yedi/Garasi Team Majalaya) yang hampir mencetak hattrick. Burung yang baru berusia setahun ini sudah mampu menguasai kelas anis merah Pasmal dan bintang hingga lolos ke peringkat pertama. Sayang, ketika melengkapi satu gelar lagi untuk mencetak hattrick, Nesty Boy harus bertahan di peringkat ketiga.
“Nesty Boy anyar ke lapangan. Burungnya pun baru satu kali turun bulu. Tapi, begitu diturunkan ke arena lomba, gaya telernya terlihat lebar dan ngawiper. Apalagi, ketika kondisi badannya sudah panas, bisa tampil semidoyong,” puji Yedi.
Nesty Boy pun sempat mengobrak-abrik Latber Komunitas Penggemar Burung Ciparay (KPBC), di Ciparay, Kab. Bandung, Kamis (6/1). Di KPBC, Nesty Boy mampu menumbangkan para seterunya. “Nesty Boy sempat ada yang menawar serius, namun saya tetap mempertahankannya karena kualitasnya masih terus diuji,” ujarnya.
Pasmal BC juga menjadi bidikan para militan kacer, di antaranya kacer “Gurita” (Didih/Banjaran). Gurita sempat mempermalukan “Nineung” (Aang/Cimuncang) dan “Macan” (Angga/Maruyung).
“Cihuy” Unjuk Gigi di Latber Saung
SAMBUTAN terhadap Latber Saung Ranggon Enterprise, rupanya masih dapat diacungi jempol. Pasalnya, meskipun cuaca agak mendung, perlombaan berjalan hingga menampilkan tujuh kelas di Lapangan Jalan Raya Tangkubanparahu, Lembang, Kab. Bandung Barat.
Kali ini, burung anis merah yang baru diturunkan selepas beres mabung tampil menawan. Anis milik Budi Vion dari Cipedes BC, yakni “Cihuy” berhasil menggasak kedua kelas anis merah yang disuguhkan pihak panitia, yaitu kelas Bintang A dan Megabintang.
Aksi Cihuy menampilkan perpaduan gaya semidoyong yang lincah dengan sodoran olah vokal cerecetan tajam cucak jenggot dan love bird. Sekali tampil, namun berkat polesan Budi, burung yang dulunya sarat kemenangan ini berhasil unjuk gigi dengan performa aslinya sebagai burung jawara. Akibatnya, “Tapa” (H. Benny/Bandung) sebagai seteru tangguhnya harus menjadi runner up di kedua kelas tersebut.
Di kelas lainnya, kegemilangan pun diraih trio Ricky/Tery/Ajat dari J-24 Team. Trio ini dapat memasukkan “Dollar” di kelas ciblek dan “AM” di kelas kenari bintang sebagai juara.
Selanjutnya, di kelas kenari megabintang, “Awis” (H. Eful/Cipedes BC) kebagian sebagai jawaranya. Pada kelas kacer bintang, burung andalan Randi dari Lembang, “Tumang” berhasil memperlihatkan aksi memukaunya. Sedangkan di kelas pentet megabintang, giliran “Klabang” (Ajis/Lembang) yang memperlihatkan irama lagu merdu.
Dari Galamedia.com. Peliput: Anwari Januar M/ Engkos Kosasih/ Lili Suhaeli
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.